August 15, 2025 By pj
15 Agustus 2025 – Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kebiasaan menonton televisi, YouTube, atau TikTok saat makan tidak selalu sesederhana hiburan di waktu senggang. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku ini bisa menjadi tanda awal adanya masalah kesehatan mental dan bahkan meningkatkan risiko depresi hingga tiga kali lipat.
Penelitian yang dilakukan oleh tim psikolog dari sebuah universitas di Eropa melibatkan lebih dari 1.500 partisipan berusia 18 hingga 45 tahun. Hasilnya menemukan bahwa individu yang konsisten menonton sesuatu saat makan cenderung mengalami gejala seperti perasaan hampa, kegelisahan, dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.
Para peneliti meyakini kebiasaan ini merupakan bentuk distraksi emosional, di mana seseorang secara tidak sadar menghindari kesendirian dan menghindari kontak dengan pikiran atau emosi mereka sendiri. Dalam jangka panjang, pola ini dapat mengikis kemampuan otak untuk mengaitkan aktivitas makan dengan kenyamanan, koneksi sosial, atau rutinitas yang sehat, sehingga memperburuk rasa kesepian.
Psikolog klinis Dr. Maya Andhika memberikan pandangan penting terkait temuan ini.
“Makan seharusnya menjadi aktivitas mindful, di mana kita bisa hadir secara utuh. Ketika seseorang merasa tidak nyaman makan tanpa distraksi, bisa jadi itu tanda bahwa ada hal-hal emosional yang sedang dihindari. Ini penting untuk disadari sejak dini sebelum berkembang menjadi gangguan psikologis yang lebih serius,” ujarnya.
Dr. Maya menekankan bahwa menonton sambil makan tidak serta-merta menyebabkan depresi. Namun, kebiasaan tersebut bisa menjadi indikator gaya hidup yang kurang seimbang secara emosional, sehingga perlu diwaspadai.
Para ahli menyarankan untuk mencoba makan tanpa distraksi setidaknya sekali sehari sebagai latihan kesadaran diri dan koneksi emosional. Momen hening saat makan membantu tubuh dan pikiran lebih terhubung, meningkatkan kesadaran terhadap rasa, tekstur, dan aroma makanan. Selain itu, makan secara mindful dapat mengurangi stres, membantu pencernaan, dan memperkuat hubungan sosial ketika dilakukan bersama orang lain.
Penelitian ini membuka diskusi lebih luas tentang pentingnya membangun kebiasaan makan yang sehat secara fisik maupun emosional, terutama di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan penuh paparan teknologi.