April 4, 2025 By Reynaldi Aditya Ramadhan
4 April 2025 – Jepang, negara yang sering dilanda gempa bumi, kembali menghadirkan inovasi canggih untuk menghadapi bencana alam ini. Teknologi terbaru yang sedang dikembangkan memungkinkan rumah untuk “melayang” di udara saat gempa terjadi, mengurangi dampak kerusakan yang sering menghancurkan bangunan konvensional.
Teknologi ini dikembangkan oleh perusahaan Air Danshin sejak tahun 2005. Prinsip utamanya mengandalkan sensor dan kompresor udara yang secara otomatis mengangkat rumah sekitar 1,2 inci dari tanah ketika gempa terdeteksi. Sistem ini mirip dengan teknologi levitasi magnetik (Maglev) yang digunakan dalam kereta berkecepatan tinggi.
Ketika sensor mendeteksi getaran seismik, kompresor udara langsung mengisi bantalan udara yang berada di bawah rumah, membuat bangunan tersebut sedikit terangkat. Hal ini memungkinkan rumah tetap stabil tanpa terpengaruh oleh pergerakan tanah yang terjadi saat gempa bumi.
Teknologi ini tidak hanya sekadar konsep, tetapi sudah diteliti lebih lanjut oleh Furuya, M. Fujishita, dan tim mereka dalam konferensi Earthquake Response Engineering tahun 2020. Mereka mengembangkan model Tuned Mass Damper (TMD) yang berfungsi untuk mengurangi respons dinamis struktur bangunan terhadap getaran gempa.
Namun, ada beberapa tantangan dalam implementasi teknologi ini:
Menurut Deke Smith, Direktur Eksekutif Earthquake Safety Council, teknologi ini menjanjikan untuk gempa ringan hingga sedang. Namun, masih ada tantangan dalam memastikan bahwa bangunan tetap aman dari gempa kuat yang memiliki perpindahan vertikal besar.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, inovasi ini bisa menjadi solusi revolusioner dalam perencanaan kota di masa depan. Jepang sendiri sudah terkenal sebagai negara dengan teknologi tahan gempa yang maju, seperti sistem isolasi seismik dan pondasi kantung udara. Teknologi rumah terapung ini berpotensi menjadi alternatif yang lebih efektif dalam menghadapi gempa besar di berbagai wilayah rawan bencana.
Seiring dengan pengembangan lebih lanjut, teknologi ini mungkin akan menjadi standar baru dalam industri konstruksi. Selain Jepang, negara-negara lain yang sering mengalami gempa, seperti Indonesia, bisa memanfaatkan inovasi ini di masa depan.
Teknologi levitasi magnetik untuk rumah tahan gempa menawarkan solusi yang menjanjikan dalam mengurangi dampak bencana alam. Dengan sensor otomatis yang memungkinkan rumah melayang saat gempa, teknologi ini berpotensi menjadi langkah besar dalam konstruksi tahan bencana.
Namun, masih ada tantangan yang perlu diselesaikan sebelum teknologi ini bisa diterapkan secara luas. Biaya tinggi, kebutuhan energi besar, dan efektivitas terhadap gempa besar menjadi faktor yang harus dikaji lebih lanjut.
Related Tags & Categories :