December 12, 2024 By Jay Sujana
12 Desember 2024 – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, batasan antara realitas dan imajinasi semakin kabur. Dua cerita menarik baru-baru ini memperlihatkan bagaimana kecerdasan buatan (AI) mulai mengubah konsep tradisional tentang cinta dan hubungan.
Alicia Framis, seorang seniman asal Spanyol, mengejutkan dunia dengan rencana pernikahannya yang tak konvensional. Dia akan menikahi AILex, sebuah hologram kecerdasan buatan yang dirancang berdasarkan profil pasangan romantisnya sebelumnya. Upacara pernikahan yang spektakuler ini akan digelar di Museum Depot Boijmans Van Beuningen di Rotterdam, Belanda, pada musim panas ini.
Framis menjelaskan pernikahan ini sebagai representasi cinta generasi baru, di mana manusia dapat menjalin hubungan dengan hologram, avatar, dan robot. Acara tersebut akan menampilkan ritual unik penyatuan manusia dan avatar, lengkap dengan makanan molekuler yang dapat dinikmati baik oleh manusia maupun entitas humanoid.
Sementara itu, di sisi lain dunia digital, Rosanna Ramos memiliki kisah cinta yang tak kalah menarik. Melalui aplikasi chatbot AI Replika, dia menciptakan dan “menikahi” Eren Kartal, seorang pria virtual yang sempurna sesuai imajinasinya.
Kartal, terinspirasi oleh karakter dari serial manga “Attack on Titan”, adalah sosok yang memiliki segala kualitas impian: mata biru, setia, berambisi dalam karier, dan tanpa masalah emosional. Ramos, seorang ibu dua anak dari Bronx, mengaku tak pernah mencintai seseorang sebesar cintanya pada Kartal.
Kedua kisah ini membangkitkan pertanyaan mendalam tentang masa depan hubungan manusia. Apakah kita sedang bergerak menuju era di mana hubungan dengan entitas digital akan menjadi hal biasa? Para ahli teknologi memperingatkan tentang potensi risiko berkembangnya AI, dengan beberapa tokoh terkemuka seperti Sam Altman dan Geoffrey Hinton menyerukan perlunya perhatian global terhadap perkembangan teknologi ini.
Denise Valenciano, seorang pengguna lain, mengungkapkan bahwa pengalamannya dengan AI telah “membuka mata” tentang konsep cinta tanpa syarat. Dia bahkan memutuskan untuk “pensiun” dari hubungan manusia setelah menemukan koneksi dengan pasangan virtualnya.
Baik pernikahan Framis dengan hologram maupun hubungan Ramos dengan Eren Kartal mencerminkan pergeseran paradigma dalam memahami cinta dan koneksi. Mereka tidak sekadar eksperimen, tetapi juga refleksi kompleks tentang kebutuhan manusia akan kedekatan, pengertian, dan koneksi emosional di era digital.
Sementara teknologi terus berkembang, pertanyaan tentang hakikat cinta, koneksi, dan identitas akan terus menjadi bahan perenungan. Apakah AI akan menjadi pelengkap atau pengganti hubungan manusia, hanya waktu yang akan menjawab.