Jakarta Utara dan Wilayah Pesisir Indonesia Berpotensi Banjir Rob, BMKG Imbau Warga Waspada
February 24, 2025 By Reynaldi Aditya Ramadhan
24 Februari 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob yang dapat melanda 17 wilayah pesisir di Indonesia, termasuk Jakarta Utara dan Semarang. Fenomena ini diprediksi terjadi mulai 24 Februari hingga 5 Maret 2025.
Menurut BMKG, kenaikan air laut dipengaruhi oleh faktor astronomi yang menyebabkan pasang maksimum di beberapa daerah pesisir. Dampaknya dapat mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan, pemukiman pesisir, serta sektor perikanan dan tambak.
Penyebab Banjir Rob
Banjir rob disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, terutama fenomena astronomi yang meningkatkan pasang air laut. Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya banjir rob antara lain:
Fenomena Perigee: Saat bulan berada di titik terdekat dengan bumi (perigee), gravitasi bulan lebih kuat dan menyebabkan air laut naik lebih tinggi dari biasanya.
Fase Bulan Baru: Pada 28 Februari 2025, bulan baru akan terjadi, yang memperkuat efek gravitasi dan memperbesar ketinggian pasang laut.
Kondisi Geografis: Wilayah pesisir dengan elevasi rendah lebih rentan terhadap banjir rob karena air lebih mudah meluap ke daratan.
Gelombang Tinggi: Cuaca ekstrem dapat memperparah kondisi banjir rob, terutama jika terjadi angin kencang yang mendorong gelombang lebih jauh ke daratan.
Curah Hujan: Hujan lebat di beberapa daerah dapat memperparah genangan air dan memperlambat surutnya banjir.
Daftar Wilayah Terdampak
BMKG mencatat bahwa wilayah yang berpotensi mengalami banjir rob meliputi:
Jakarta Utara: Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, Muara Angke, dan Penjaringan (24-26 Februari 2025).
Jawa Tengah: Semarang, Demak, Pekalongan, Brebes, Tegal, dan Pemalang (24-26 Februari 2025).
Kepulauan Riau: Dabo Singkep (24-27 Februari), Karimun (26 Februari-3 Maret), Bintan (28 Februari-3 Maret), Tanjung Pinang (27 Februari-4 Maret).
Sumatera Barat: Kota Padang, Padang Pariaman, dan Painan (28 Februari 2025).
Banten: Selat Sunda Utara (28 Februari), Pandeglang dan Lebak Selatan (27-28 Februari).
Bangka Belitung: Pangkalpinang, Bangka Barat, Bangka (26 Februari-2 Maret).
Jawa Timur: Tanjung Perak, Krembangan, Kenjeran, Gresik, Lamongan (24-28 Februari).
Nusa Tenggara Barat: Lombok dan Bima (28 Februari 2025).
Kalimantan Selatan: Kotabaru (26 Februari-6 Maret).
Kalimantan Tengah: Sebuai, Keraya, Kubu, Kumai (24-28 Februari).
Sulawesi Utara: Likupang, Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud (26 Februari-5 Maret).
Maluku dan Maluku Utara: 28 Februari-6 Maret.
Papua: Jayapura, Kabupaten Sarmi (28 Februari-4 Maret), Papua Selatan (27 Februari-7 Maret).
Dampak Banjir Rob
Banjir rob dapat membawa berbagai dampak bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir. Beberapa dampak yang perlu diwaspadai antara lain:
Kerusakan Infrastruktur: Air pasang tinggi dapat merendam jalan, jembatan, dan pemukiman pesisir.
Gangguan Transportasi: Aktivitas di pelabuhan dan jalur distribusi barang bisa terganggu akibat genangan air.
Kerugian Ekonomi: Petani garam dan nelayan bisa mengalami penurunan produksi akibat tambak dan alat tangkap yang terdampak banjir.
Risiko Kesehatan: Genangan air yang tidak segera surut dapat meningkatkan risiko penyakit seperti infeksi kulit dan diare.
Imbauan BMKG
BMKG meminta masyarakat di wilayah pesisir untuk:
Menghindari aktivitas di pesisir saat pasang maksimum terjadi.
Mengamankan barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
Memantau informasi terbaru melalui kanal resmi BMKG dan pemerintah setempat.
Menyiapkan langkah darurat seperti evakuasi jika diperlukan.
Dengan adanya peringatan ini, masyarakat di wilayah berpotensi terdampak diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah antisipasi guna mengurangi risiko dampak banjir rob.
Untuk informasi lebih lanjut, pantau terus pembaruan dari BMKG melalui situs resmi dan media sosial.