Leet Media

Israel dan Hamas Capai Kesepakatan Gencatan Senjata setelah 15 Bulan Konflik

January 17, 2025 By Abril Geralin

17 Januari 2025 – Setelah 15 bulan konflik yang menghancurkan Hamas, Israel dan Hamas akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025. Namun, menurut laporan Reuters, Israel masih melancarkan serangan udara ke Gaza hingga Kamis (16/1/2025), menewaskan sedikitnya 46 warga Palestina. Di sisi lain, militan Gaza juga melakukan serangan roket balasan ke Israel, meski tidak menimbulkan korban jiwa. Situasi ini menggambarkan betapa kompleksnya upaya perdamaian di wilayah yang telah lama dilanda konflik tersebut.

Awal Mula Konflik

Menanggapi serangan Hamas, Benjamin Netanyahu langsung mendeklarasikan “keadaan perang” pada 8 Oktober 2023. Israel memulai serangan udara berskala besar ke Gaza, yang kemudian diikuti invasi darat masif pada 27 Oktober 2023. Operasi militer ini mengawali rentetan kehancuran di Gaza yang berlangsung selama lebih dari satu tahun.

Upaya Perdamaian Pertama

Source: Detik.com

Titik cerah pertama muncul antara 24 November hingga 1 Desember 2023, ketika Qatar berhasil memediasi gencatan senjata sementara selama empat hari. Periode singkat ini memungkinkan pembebasan lebih dari 100 sandera dari Gaza dan 240 tahanan Palestina dari penjara Israel. Namun, perdamaian ini tak bertahan lama.

Dinamika Negosiasi yang Rumit

Pada 11 Desember 2023, Israel membuka peluang untuk merundingkan gencatan senjata kemanusiaan dengan syarat pembebasan sandera. Di sisi lain, Hamas menuntut Israel menghentikan operasi militernya terlebih dahulu. Perbedaan syarat ini membuat negosiasi berjalan alot.

Putaran Perundingan Berlanjut

Upaya perdamaian terus berlangsung dengan perundingan di Kairo pada 31 Maret 2024. Momentum ini berlanjut hingga putaran baru perundingan di Doha pada 15-16 Agustus 2024, yang melibatkan Israel, Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir. Meski mediator menyebut perundingan “konstruktif”, Hamas mengkritik usulan yang dianggap terlalu menguntungkan Israel.

Jatuh Bangun Proses Mediasi

Proses mediasi mengalami kemunduran ketika Qatar menangguhkan upayanya pada 9 November 2024, mengutip kurangnya keseriusan kedua belah pihak. Namun, harapan kembali muncul saat Qatar mengumumkan momentum baru pada 7 Desember 2024, yang akhirnya membuka jalan menuju kesepakatan gencatan senjata pada Januari 2025.

Upaya Dalam Gencatan Senjata 

Ketegangan masih terasa kuat menjelang implementasi gencatan senjata. Melalui media sosial, warga Gaza saling mengingatkan untuk tetap waspada karena kemungkinan Israel akan meningkatkan intensitas serangan dalam beberapa hari terakhir sebelum gencatan senjata dimulai. Kesepakatan yang rumit ini merupakan hasil dari mediasi intensif yang melibatkan Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat selama berbulan-bulan, di tengah pertumpahan darah yang telah merenggut puluhan ribu nyawa dan menghancurkan infrastruktur vital Gaza. 

Menyambut Gencatan Senjata, Palestina Siapkan Segala Kebutuhan

Source: Detik.com

Menghadapi momentum gencatan senjata, Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa telah mengambil langkah proaktif dengan menggelar rapat daring bersama seluruh jajaran kementerian dan lembaga pemerintah. Dalam rapat tersebut, Mustafa memaparkan arahan strategis dari Presiden Mahmoud Abbas yang menekankan pentingnya integrasi institusi pemerintahan Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Fokus utama adalah memperkuat koordinasi dengan tim lapangan yang telah memberikan layanan vital selama konflik, termasuk staf medis, guru, teknisi penyediaan listrik, dan berbagai aparatur pemerintah lainnya.

Aspek-Aspek Penting Dalam Kesepakatan Gencatan Senjata

Kesepakatan gencatan senjata yang telah dicapai memiliki struktur yang kompleks dan akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama, yang akan berlangsung selama 42 hari, fokus pada pembebasan 33 sandera dari total 98 sandera Israel yang masih ditahan di Gaza. Mereka yang akan dibebaskan termasuk wanita, anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun, termasuk dua warga Amerika, Keith Siegel dan Sagui Dekel-Chen. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina, meskipun jumlah pastinya masih dalam negosiasi.

Imbas Kemanusiaan dan Ekonomi

Konflik yang bermula dari serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Serangan awal tersebut menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera lebih dari 250 orang. Sebagai balasan, operasi militer Israel telah mengakibatkan lebih dari 46.000 warga Palestina tewas dan memaksa sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi. Data ekonomi menunjukkan dampak yang mencengangkan, dengan PDB Palestina mengalami kontraksi hingga minus 31% pada kuartal III-2024, dan Bank Dunia memproyeksikan penurunan PDB riil antara 17-26% pada 2024.

Program Rekontruksi

Pemerintah Palestina telah menyusun rencana komprehensif untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Gaza. Program ini mencakup pengiriman generator listrik, panel surya, serta material untuk perbaikan infrastruktur vital seperti jaringan air dan pembangkit listrik. Mustafa juga telah melakukan serangkaian pertemuan dengan pejabat internasional di Norwegia dan Brussels untuk membahas dukungan internasional terhadap upaya rekonstruksi ini.

Pengaruh Tingkat Regional dan Respons Internasional

Konflik Israel-Hamas telah menimbulkan gelombang ketegangan di seluruh kawasan Timur Tengah. Dampaknya terasa hingga ke Tepi Barat, Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak, bahkan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih besar antara Israel dan Iran. Komunitas internasional telah merespons melalui berbagai cara, termasuk keluarnya surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Benjamin Netanyahu dan mantan pejabat pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang.

Peran Mediator dan Upaya Perdamaian

Source: Al Hijrah Online

Qatar, sebagai mediator utama, telah memainkan peran kunci dalam mencapai kesepakatan ini. Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani secara aktif memimpin upaya mediasi, bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Mesir. Presiden AS Joe Biden menekankan pentingnya kesepakatan ini untuk membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan dan reunifikasi para sandera dengan keluarga mereka. 

Trump mengklaim bahwa kemenangannya dalam pemilu AS 2024 menjadi katalis penting dalam mencapai kesepakatan damai ini. Ia menyatakan telah menginstruksikan timnya untuk bekerja dengan mediator internasional bahkan sebelum pelantikannya. Menurut Trump, Israel merasa aman di bawah kepemimpinannya, sementara Hamas memahami pentingnya stabilitas regional.

Namun, klaim Trump menuai tanggapan beragam dari komunitas internasional. Meski pendukungnya memuji perannya sebagai penggerak stabilitas global, pengamat internasional menekankan bahwa mediator tradisional seperti Qatar, Mesir, dan PBB yang telah memainkan peran kunci. Mereka telah bekerja intensif selama berbulan-bulan untuk menjembatani perbedaan antara kedua pihak.

Kabinet Israel Tunda Pemungutan Suara untuk Gencatan Senjata di Gaza

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa kabinet Israel menunda pengambilan keputusan terkait pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Penundaan ini terjadi di tengah tuduhan Netanyahu terhadap Hamas, yang dinilai berupaya mengubah isi kesepakatan pada saat-saat terakhir.

Sementara itu, Hamas menyatakan tetap berkomitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata. Pernyataan ini bertentangan dengan klaim Netanyahu, menunjukkan ketegangan yang masih berlangsung antara kedua pihak.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, turut memberikan komentar bahwa situasi saat ini berada dalam “jalan buntu.” Upaya diplomasi terus dilakukan untuk menemukan solusi yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.

Meski telah ada kesepakatan gencatan senjata, konflik di lapangan belum sepenuhnya mereda. Pada Rabu (15/01), serangan udara Israel dilaporkan menewaskan lebih dari 20 orang. Serangan ini menargetkan beberapa area, termasuk sekolah Al Falah di daerah Zeltoun, Gaza. Foto tragis menunjukkan seorang anak menangisi korban tewas, menggambarkan penderitaan warga sipil yang terjebak dalam konflik.

Prospek Perdamaian Jangka Panjang

Meski tantangan masih menghadang dengan berlanjutnya serangan hingga detik-detik terakhir sebelum gencatan senjata, harapan untuk perdamaian yang berkelanjutan tetap ada. Keberhasilan implementasi gencatan senjata dan program rehabilitasi akan menjadi kunci bagi pemulihan Gaza dan stabilitas kawasan. Dukungan internasional dan komitmen semua pihak untuk mematuhi kesepakatan akan menentukan apakah momentum ini dapat menjadi titik balik menuju perdamaian yang lebih permanen di kawasan tersebut.