Leet Media

Inilah Alasan Lansia di Jepang Lebih Memilih Tinggal di Penjara Selain Karena Kesepian!

January 30, 2025 By Amandira Maharani

Sumber : BBC

30 Januari 2025 – Jepang menghadapi fenomena sosial yang semakin mengkhawatirkan di kalangan lansia. Banyak wanita lanjut usia memilih untuk tinggal di dalam penjara daripada hidup bebas di luar. Alasannya sederhana, mereka merasa kesepian dan tidak memiliki tempat yang nyaman untuk tinggal.

Menurut laporan CNN, jumlah narapidana berusia 65 tahun ke atas meningkat hampir empat kali lipat dari tahun 2003 hingga 2022. Tren ini menunjukkan bahwa bagi sebagian lansia, penjara menjadi tempat perlindungan dari kesepian dan kemiskinan yang mereka hadapi di luar.

Alasan Lansia di Jepang Memilih Hidup di Penjara

1. Tidak Memiliki Dukungan Keluarga

Salah satu faktor utama yang membuat para lansia wanita memilih tinggal di penjara adalah kurangnya dukungan dari keluarga. Seperti yang dialami Akiyo (81), bukan nama sebenarnya, yang ditolak oleh anaknya sendiri. Dengan uang pensiun yang sangat kecil dan tidak memiliki keluarga yang mau merawatnya, ia akhirnya mencuri makanan dan kembali ke penjara.

2. Kesepian yang Meluas di Kalangan Lansia

Data dari The Japan Times menunjukkan bahwa tingkat kesepian di kalangan lansia meningkat pesat. Pada tahun 2018, sekitar 72,2 persen lansia mengaku memiliki banyak teman. Namun, pada tahun 2023, jumlah ini turun drastis menjadi 46,8 persen. Lansia yang tinggal sendiri memiliki risiko lebih tinggi mengalami kesepian dibandingkan mereka yang tinggal bersama keluarga.

3. Fasilitas di Penjara Lebih Baik Dibanding Hidup di Luar

Para lansia yang masuk penjara mendapatkan makanan rutin, layanan kesehatan gratis, serta bantuan untuk aktivitas sehari-hari seperti mandi dan berjalan. Beberapa dari mereka bahkan rela membayar untuk bisa tinggal di penjara selamanya. Seorang sipir di Penjara Wanita Tochigi, Takayoshi Shiranaga, mengatakan bahwa beberapa narapidana lansia bersedia membayar 20.000 hingga 30.000 yen (sekitar Rp2-3 juta) per bulan untuk tetap tinggal di dalam penjara.

Sumber GardaBerita.com

Dampak Sosial dan Ekonomi dari Lansia yang Tinggal di Penjara

1. Penjara Berubah Menjadi Panti Jompo

Penjara di Jepang kini lebih mirip dengan panti jompo daripada fasilitas untuk para kriminal. Para sipir harus membantu lansia mengganti popok, memberi makan, dan membantu mereka berjalan. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem penjara di Jepang harus beradaptasi dengan populasi yang semakin menua.

2. Beban Finansial bagi Pemerintah

Dengan meningkatnya jumlah lansia di penjara, biaya operasional penjara juga meningkat. Pemerintah harus mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk menyediakan layanan kesehatan dan perawatan bagi narapidana lansia.

3. Meningkatnya Jumlah Kejahatan Kecil oleh Lansia

Pencurian merupakan kejahatan paling umum yang dilakukan oleh narapidana lansia. Pada tahun 2022, lebih dari 80 persen narapidana wanita lansia dipenjara karena mencuri makanan atau barang kebutuhan sehari-hari. Beberapa dari mereka bahkan sengaja melakukan kejahatan agar bisa kembali ke penjara.


Fenomena lansia yang lebih memilih tinggal di penjara menjadi cerminan dari masalah sosial yang lebih besar di Jepang, seperti kesepian, minimnya dukungan keluarga, dan sulitnya akses terhadap layanan kesehatan bagi orang tua. Pemerintah Jepang perlu mencari solusi yang lebih efektif, seperti meningkatkan layanan sosial dan menciptakan komunitas yang lebih ramah bagi lansia, agar mereka tidak merasa bahwa penjara adalah satu-satunya tempat yang bisa memberi mereka kehidupan yang stabil.