Indro Warkop, Aliando dan Adipati Dolken Jadi Pengisi Suara Trio Warkop DKI Versi Kartun, Tayang di Bioskop Mulai 26 Juni 2025

June 4, 2025 By RB

4 Juni 2025 – Warkop DKI Kartun menjadi salah satu film animasi paling dinanti tahun ini. Film ini merupakan gebrakan baru dari Falcon Pictures yang mencoba menghidupkan kembali kejayaan trio legendaris Dono, Kasino, dan Indro dalam format animasi. Dengan balutan komedi khas Warkop yang kini dikemas secara modern, film ini menyasar penonton lintas generasi, dari penggemar lama hingga generasi muda yang tumbuh dengan animasi digital.

Menghidupkan Legenda Komedi Lewat Animasi

Film Warkop DKI Kartun secara resmi akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 26 Juni 2025. Proyek ini bukan sekadar remake, melainkan pembaruan kreatif dari karya komedi ikonik Indonesia. Dengan menyuntikkan semangat zaman dan isu-isu kontemporer, film ini menyuguhkan kisah orisinal yang relevan dan menghibur.

Dalam film ini, Dono, Kasino, dan Indro tidak hanya tampil sebagai komedian biasa, tapi juga sebagai agen rahasia dari organisasi fiktif bernama CHIPS. Mereka ditugaskan menyamar sebagai pemain timnas Indonesia dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia menghadapi negara fiktif bernama Korea Barat. Misi mereka bukan cuma soal bola, melainkan untuk menggagalkan rencana sabotase yang berpotensi memicu perang nuklir global.

Sinopsis dan Cerita Penuh Satir

Mengusung alur absurd penuh sindiran khas Warkop, film ini tidak hanya menghadirkan tawa, tapi juga refleksi sosial. Dalam penyamarannya sebagai atlet sepak bola, trio ini menghadapi lawan-lawan aneh, termasuk robot ciptaan mereka sendiri yang membelot dan menjadi anak SD demi membongkar praktik kecurangan ujian nasional.

Salah satu adegan ikonik dalam trailer menunjukkan karakter “Bepe” dengan nomor punggung 20 mengalami cedera akibat permainan curang. Namun narator menegaskan bahwa Bepe dalam film ini adalah “Budi Pekerti”, bukan merujuk pada legenda sepak bola Indonesia Bambang Pamungkas. Dalam logat khas Tegal, Kasino melontarkan komentar satir, “Ini pertandingan sepak bola atau sirkus ya?”

Deretan Pengisi Suara dan Tim Produksi

Falcon Pictures mempercayakan film ini kepada sutradara berpengalaman Rako Prijanto dan Daryl Wilson. Rako sebelumnya sukses menggarap dua seri Warkop DKI Reborn, sementara Daryl adalah otak di balik serial Warkop DKI Kartun the Series yang tayang di Disney+ Hotstar sejak 2021.

Untuk pengisi suara, film ini mengandalkan sejumlah nama besar seperti:

• Indro Warkop sebagai dirinya sendiri
  
• Aliando Syarief sebagai Dono
  
• Adipati Dolken sebagai Kasino
  
• Didukung oleh Jaja Mihardja, Mandra, Cut Beby Tsabina, Tarzan, dan Randy Danistha
  

Proses rekaman suara sendiri dimulai sejak tahun 2018, menunjukkan dedikasi dan perencanaan matang dari tim produksi.

Sentuhan Modern dan Kritik Visual

Film ini menyuguhkan kombinasi antara nostalgia dan teknologi. Namun, tak semua tanggapan publik bernada positif. Beberapa warganet membandingkan kualitas animasinya dengan film animasi lokal sukses lainnya seperti Jumbo dari Visinema Pictures. Meski begitu, dukungan dari komunitas kreatif tetap mengalir, termasuk dari sutradara Jumbo, Ryan Adriandhy, yang menyebut 2025 sebagai tahun penting bagi kebangkitan animasi Indonesia.

Produser eksekutif Indro Warkop menekankan pentingnya memberi ruang bagi talenta lokal. “Indonesia akan menjadi bangsa yang naif jika tidak memberi kesempatan pada SDM untuk membuat animasi,” ujarnya dalam konferensi pers.

Nostalgia yang Tak Lekang Waktu

Warkop DKI Kartun tetap mempertahankan elemen-elemen klasik seperti karakter “cewek Warkop” untuk menjaga rasa nostalgia. Dengan tagline “Aksi dulu, mikir belakangan”, film ini menjanjikan perpaduan aksi, komedi, dan satire sosial yang menggelitik.

Seiring dengan kebangkitan minat terhadap timnas Indonesia dan meningkatnya perhatian terhadap isu pendidikan serta perdamaian dunia, film ini hadir tepat waktu. Ia bukan sekadar film lucu, tapi juga bentuk kritik sosial dalam balutan tawa yang khas.

Warkop DKI Kartun bukan hanya sekadar film animasi. Ia adalah bukti bahwa warisan budaya populer Indonesia bisa tetap hidup dan relevan di era digital. Dengan cerita segar, visual penuh warna, dan pesan mendalam yang disampaikan dengan gaya jenaka, film ini punya potensi besar menjadi tonggak penting dalam sejarah animasi Indonesia.