September 11, 2025 By RB
11 September 2025 – Pemikir Katolik dan filsuf, Franz Magnis Suseno atau akrab disapa Romo Magnis, menegaskan bahwa Pancasila adalah dasar yang sangat baik bagi bangsa Indonesia. Namun, ia juga mengingatkan bahwa Pancasila hanya akan bermakna jika benar-benar dihayati oleh seluruh elemen masyarakat, bukan hanya menjadi slogan yang diulang tanpa implementasi.
Romo Magnis menilai, mayoritas pemimpin Indonesia sejatinya ingin membangun negara yang berhasil, bukan menjadi failed state. Namun, jika separuh masyarakat merasa bahwa Indonesia hanya dimiliki oleh kalangan elite, maka wajar apabila mereka mencari ideologi lain di luar Pancasila.
“Pancasila saya anggap sangat bagus. Bicara tentang Pancasila dan sebagainya saya juga berpendapat bahwa juga kebanyakan pimpinan Indonesia sebetulnya mau membuat Indonesia menjadi suatu negara yang berhasil bukan suatu failed state. Bahwa itu tidak hanya berlaku bagi mereka yang di atas dalam kenyataan tentu saja kalau 50% bangsa Indonesia merasa bahwa Indonesia itu (untuk) mereka yang di atas, kita jangan heran kalau mereka mencari ideologi lain daripada Pancasila dan juga tidak sama sekali menghormati.”
Pernyataan ini menjadi peringatan bahwa Pancasila bisa kehilangan daya ikatnya jika tidak dirasakan adil oleh seluruh rakyat.
Menurut Romo Magnis, akar persoalan bangsa tidak semata pada ideologi, melainkan pada moral dan mutu etis individu. Ia mencontohkan sikap sehari-hari masyarakat yang masih bisa menunjukkan kejujuran, misalnya tidak mengambil barang orang lain yang tertinggal. Namun, dalam skala besar, justru banyak orang yang memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya diri.
“Nah, masalah inti bagi saya adalah moral, masalah mutu, etis orang itu yang tidak dalam hati merasa habis suatu begitu saja, jadi mereka memakai kesempatan langsung, misalnya kelihatan di toko ada yang meninggalkan dompet di situ, saya kira kebanyakan tidak akan membuatnya malah akan memperingatkan orang. Memakai kesempatan untuk memperkaya diri, melihat suatu gaya hidup yang luar biasa, jadi itu masalah etis dan dari agama pun (sama).”
Romo Magnis juga menyampaikan kritik keras terhadap praktik korupsi, termasuk di kalangan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai agama. Ia menyebut, meski Katolik menolak korupsi, kenyataannya masih banyak yang melakukannya.
“Saya selalu dulu mengatakan Katolik tidak, harusnya tidak korup. Tapi kenyataannya banyak, saya mau bikin mereka malu,” ujarnya.
Pesan Romo Magnis ini menekankan bahwa Pancasila tidak bisa dijaga hanya dengan ceramah atau upacara seremonial. Dasar negara ini hanya akan kokoh jika seluruh masyarakat, terutama para pemimpin, mempraktikkan nilai moral dan etika dalam kehidupan nyata, serta berani menolak korupsi dalam bentuk apa pun.