May 7, 2025 By Abril Geralin
07 Mei 2025 – Indonesia dikabarkan semakin serius dalam upaya memperkuat sistem pertahanan negara. Belakangan ini, pemerintah Indonesia menunjukkan ketertarikan untuk membeli rudal jelajah supersonik BrahMos dari India. Kesepakatan yang diperkirakan bernilai Rp 7,2 triliun ini akan menjadi langkah strategis bagi Indonesia dalam meningkatkan kapabilitas pertahanan maritimnya.
Kabar tentang ketertarikan Indonesia terhadap rudal BrahMos mulai terdengar saat Kepala Staf Angkatan Laut India, Laksamana Dinesh K Tripathi, bertemu dengan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Indonesia, Laksamana Muhammad Ali, dan Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, di Jakarta pada 16 Desember 2024.
“Untuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) terkait dengan rudal BrahMos, memang ini menjadi salah satu opsi. Kami masih meninjau, apakah itu yang akan dipilih oleh Kementerian Pertahanan,” ungkap Laksamana Muhammad Ali saat itu.
Proses negosiasi pembelian rudal supersonik ini tampaknya sedang berjalan dengan intensif. Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa pembicaraan serius mengenai pembelian rudal BrahMos sedang berlangsung dan akan dilanjutkan saat kunjungan Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, ke Indonesia.
“Tentu itu masuk dalam negosiasi, tetapi kami menunggu kunjungan Menteri Pertahanan India, dan kita lihat bagaimana selanjutnya,” kata Sandeep di Istana Kepresidenan Jakarta pada 30 April 2025.
Berdasarkan laporan surat kabar India, Mint, pada 27 Januari 2025, India dan Indonesia telah menyepakati pembelian rudal BrahMos. Nilai kesepakatan pemesanan rudal jelajah supersonik ini diperkirakan mencapai 3.800 crore rupee atau US$ 450 juta, yang setara dengan sekitar Rp 7,2 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat).
Angka ini tergolong signifikan untuk sebuah akuisisi persenjataan, namun tampaknya Indonesia melihat nilai strategis dari investasi ini. Sebagai perbandingan, India sebelumnya telah berhasil mengirimkan BrahMos ke Filipina dengan nilai pembelian sebesar US$ 335 juta beberapa tahun lalu.
Menariknya, BrahMos sebenarnya telah ditawarkan ke Indonesia sejak lama. Melansir Antara, seorang pejabat senior India menyatakan bahwa BrahMos telah ditawarkan ke sedikitnya empat negara, termasuk Indonesia, sejak tahun 2010. Pada masa itu, rudal tersebut dibanderol dengan harga US$ 3 juta per unit.
“Kami sedang dalam proses untuk mendapatkan izin (penjualan) itu,” ujar Pejabat Eksekutif BrahMos Aerospace A. Sivathanu Pillai di sela acara pameran senjata di New Delhi, India, pada 16 Februari 2010.
BrahMos bukan sekadar rudal biasa. Rudal jelajah supersonik ini memiliki kemampuan yang luar biasa dan dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Dengan kecepatan mencapai Mach 2.8 (sekitar 3.400 km/jam atau hampir tiga kali kecepatan suara), BrahMos mampu terbang dengan kecepatan satu kilometer per detik.
Rudal jelajah supersonik ini membawa hulu ledak konvensional dengan bobot 200-300 kilogram dan memiliki jangkauan tembak yang mengesankan. Jangkauan tembak BrahMos diperkirakan mencapai 280 hingga 450 kilometer, memungkinkan Indonesia untuk mempertahankan wilayah maritimnya yang luas dari jarak yang aman.
Dengan kemampuan menghancurkan target dari jarak jauh dan kecepatan luar biasa, BrahMos menjadi aset strategis yang sangat berharga bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Rudal ini dapat diluncurkan dari berbagai platform, termasuk kapal perang, pesawat tempur, kapal selam, dan bahkan dari darat, memberikan fleksibilitas operasional yang tinggi.
BrahMos sendiri merupakan hasil dari kerja sama teknologi antara India dan Rusia. Nama rudal ini berasal dari perpaduan antara Brahmaputra (sungai di India) dan Moskova (sungai di Rusia), yang mencerminkan kolaborasi kedua negara dalam pengembangan teknologi persenjataan ini.
Rudal ini diproduksi oleh perusahaan patungan India dan Rusia, BrahMos Aerospace, yang didirikan sejak 2001. Meskipun merupakan hasil kolaborasi, komponennya banyak berasal dari Rusia, negara yang dikenal dengan kecanggihan teknologi militernya.
Kerja sama teknologi ini menjadi menarik dalam konteks geopolitik saat ini, di mana Indonesia mempertimbangkan untuk membeli persenjataan yang melibatkan teknologi Rusia di tengah berbagai dinamika politik internasional.
Indonesia bukanlah satu-satunya negara di kawasan yang tertarik dengan BrahMos. Selain Indonesia dan Filipina yang telah lebih dulu membeli rudal ini, beberapa negara lain seperti Malaysia dan Vietnam juga dilaporkan telah menyatakan minatnya.
Bahkan beberapa negara di Timur Tengah juga dikabarkan tertarik untuk membeli rudal supersonik ini. Fenomena ini menunjukkan adanya tren peningkatan kapabilitas pertahanan di kawasan Asia Tenggara, terutama di bidang maritim.
Pembelian rudal BrahMos oleh Indonesia memiliki implikasi strategis yang signifikan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah maritim yang luas, Indonesia memerlukan sistem pertahanan yang mampu melindungi kedaulatan wilayahnya secara efektif.
Rudal supersonik seperti BrahMos dapat memberikan kemampuan deterrent (pencegahan) yang kuat terhadap potensi ancaman dari laut. Dengan kecepatan dan jangkauan yang luar biasa, rudal ini dapat menjangkau target-target strategis dari jarak aman, mengurangi risiko bagi platform peluncur dan meningkatkan efektivitas operasi pertahanan.
Selain itu, akuisisi rudal canggih semacam ini juga menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai kekuatan maritim regional. Di tengah berbagai tantangan keamanan kawasan, termasuk sengketa wilayah dan ancaman non-tradisional, Indonesia perlu memiliki kapabilitas pertahanan yang mumpuni.
Ketertarikan Indonesia untuk membeli rudal jelajah supersonik BrahMos dari India dengan nilai sekitar Rp 7,2 triliun merupakan langkah signifikan dalam upaya memperkuat sistem pertahanan negara. Dengan kemampuan menghancurkan target dari jarak jauh, kecepatan supersonik, dan fleksibilitas operasional tinggi, BrahMos dapat menjadi aset strategis bagi Indonesia.
Meskipun harganya tergolong mahal, investasi ini dipandang sebagai keputusan strategis untuk melindungi kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia di wilayah maritim yang luas. Keputusan akhir mengenai pembelian ini akan menunggu hasil pertemuan antara pejabat tinggi Indonesia dan India, termasuk kunjungan Menteri Pertahanan India ke Indonesia yang dijadwalkan dalam waktu dekat.
Terlepas dari keputusan akhir yang akan diambil, langkah ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam membangun kekuatan pertahanan yang disegani di kawasan, sekaligus memperkuat hubungan strategis dengan India sebagai salah satu kekuatan besar di Asia.