August 4, 2025 By pj
04 Agustus 2025 – Prof. Herry S. Utomo adalah ilmuwan asal Malang yang kini menjabat sebagai profesor tetap di Louisiana State University (LSU), Amerika Serikat. Ia berhasil menciptakan varietas beras tinggi protein pertama di dunia yang dinamakan Cahokia Rice, sebuah inovasi yang mampu menjawab tantangan gizi global. Melalui dedikasinya di bidang bioteknologi tanaman dan pendidikan, Prof. Herry tidak hanya mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, tetapi juga aktif berkontribusi untuk kemajuan tanah air, khususnya dalam ketahanan pangan dan pendidikan.
Prof. Herry mengawali karier akademisnya dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB), Malang, dan melanjutkan studi magister di University of Kentucky, Amerika Serikat. Ia kemudian menempuh pendidikan doktoral di LSU dengan beasiswa penuh, sebelum menjalani riset pascadoktoral dan mengikuti seleksi akademik terbuka untuk menjadi asisten profesor. Kariernya terus menanjak hingga ia diangkat menjadi profesor penuh pada tahun 2017.
LSU menganugerahi Herry gelar F. Avalon Daggett Endowed Professor, sebuah penghargaan bergengsi yang mencerminkan dampak ilmiah dan sosial dari karyanya. Dalam pernyataannya, Herry mengatakan, “Saya tidak pernah membayangkan bisa meraih gelar profesor tetap di universitas negeri Amerika. Semua itu saya capai melalui proses panjang, bukan hanya soal kecerdasan, tapi ketekunan, karakter, dan komitmen untuk terus berkembang.”
Salah satu pencapaian monumental Prof. Herry adalah pengembangan varietas beras Cahokia Rice. Beras ini dikembangkan melalui proses mutasi alami (non-GMO) dan memiliki keunggulan signifikan dibandingkan varietas biasa:
Prof. Herry menegaskan, “Cahokia Rice bukan hanya inovasi sains, tapi juga misi kemanusiaan. Kami ingin menciptakan solusi pangan yang sehat, alami, dan dapat membantu mengatasi masalah kekurangan gizi global, terutama protein.”
Jika ditanam secara luas di Indonesia, varietas ini dapat menambah pasokan protein nasional hingga 1 juta ton per tahun. Selain itu, proses memasaknya lebih hemat energi karena membutuhkan lebih sedikit air, panas, dan waktu.
Bagi Prof. Herry, ilmu pengetahuan tidak boleh berhenti di jurnal akademik. Ia percaya bahwa ilmu harus kembali ke masyarakat dan membawa dampak nyata. “Saya selalu percaya bahwa setiap ilmu harus dikembalikan kepada masyarakat. Ilmu yang hanya berhenti di jurnal tidak cukup. Harus ada nilai manfaat yang bisa dirasakan banyak orang, terutama bagi bangsa sendiri,” tegasnya.
Ia juga membuka peluang kolaborasi dengan institusi dalam negeri, terutama untuk adaptasi varietas Cahokia Rice di lahan lokal.
Selain aktivitas riset, Prof. Herry juga aktif di berbagai kegiatan sosial dan pendidikan, termasuk di Papua dan wilayah tertinggal lainnya. Ia menjabat sebagai Presiden Indonesian Diaspora Network United (IDN-U), memperkuat peran diaspora dalam diplomasi budaya, pendidikan, dan inovasi.
Dalam refleksinya, ia mengatakan, “Patriotisme dalam komunitas diaspora adalah kekuatan yang luar biasa. Mereka mungkin tinggal jauh dari tanah air, tapi kecintaan dan komitmen mereka untuk berkontribusi tidak pernah padam.”
Kepada mahasiswa dan generasi muda, khususnya di Universitas Brawijaya, Prof. Herry memberikan pesan inspiratif:
“Kita tidak bisa memilih dilahirkan di mana, tapi kita bisa memilih bagaimana kita melangkah dan bertumbuh. Banyak yang mengira sukses hanya untuk mereka yang punya keistimewaan. Tapi saya percaya, sukses itu untuk siapa saja yang mau kerja keras, terus belajar, dan tidak mudah menyerah.”
Ia menekankan pentingnya keluar dari zona nyaman dan membangun karakter selain capaian akademik. Menurutnya, dunia memerlukan individu yang berani menciptakan peluang sendiri dan tidak lupa untuk kembali membangun negeri.
Related Tags & Categories :