Leet Media

Hujan Meteor Quadrantid 2025 Menjadi Fenomena Astronomi Pertama yang Bisa Disaksikan dari Indonesia

January 3, 2025 By Amandira Maharani

Sumber : Kompas

3 Januari 2025 – Fenomena astronomi pertama di tahun 2025 akan menyapa langit Indonesia berupa hujan meteor Quadrantid. Fenomena alam yang menakjubkan ini diprediksi akan mencapai puncaknya pada malam 3 Januari hingga dini hari 4 Januari 2025, sebelum matahari terbit.

Periode Aktivitas dan Karakteristik Hujan Meteor Quadrantid

Mengutip dari laman Royal Museums Greenwich, hujan meteor Quadrantid aktif dalam periode yang cukup panjang, dimulai sejak 28 Desember 2024 dan akan berakhir pada 12 Januari 2025. Yang menarik dari fenomena Quadrantid ini adalah karakteristik puncaknya yang relatif singkat dibandingkan hujan meteor lainnya, hanya berlangsung sekitar 6 jam sebelum intensitasnya mulai meredup.

Pada fase puncaknya, diperkirakan akan ada sekitar 120 meteor yang dapat terlihat “menghujani” permukaan Bumi dalam satu jam. American Meteor Society (AMS) memperkirakan aktivitas puncak akan terjadi antara pukul 22.00 hingga 01.00 dini hari.

Sumber : Tribun News

Asal Usul Hujan Meteor Quadrantid

Berbeda dengan kebanyakan hujan meteor yang berasal dari komet, Quadrantid berasal dari asteroid 2003 EH1. Asteroid ini memiliki karakteristik unik karena dianggap sebagai “komet mati” atau “komet batu,” sebuah objek langka yang memiliki ciri-ciri gabungan antara asteroid dan komet. Asteroid 2003 EH1 membutuhkan waktu sekitar 5,52 tahun untuk mengorbit Matahari dan memiliki diameter sekitar dua mil.

Konfirmasi Visibilitas di Indonesia

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika di BRIN, Thomas Djamaluddin, mengonfirmasi bahwa fenomena hujan meteor Quadrantid dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia. “Iya, puncaknya 4 Januari 2024 dini hari. Bisa diamati di Indonesia dengan titik pancar di langit utara,” ujar Thomas kepada Kompas.com. Menurut estimasinya, masyarakat dapat menyaksikan 1-2 meteor per menit pada saat puncak aktivitas.

Panduan Pengamatan Optimal

Untuk mendapatkan pengalaman terbaik dalam mengamati hujan meteor Quadrantid, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Thomas menyarankan untuk memilih lokasi pengamatan yang minim polusi cahaya dan tidak terhalang oleh perbukitan, pepohonan, atau bangunan. Kondisi cuaca juga menjadi faktor penting, karena fenomena ini hanya dapat disaksikan ketika langit dalam keadaan cerah dan tidak tertutup awan.

Persiapan dan Keamanan

Mengingat pengamatan dilakukan pada malam hari dengan suhu yang cenderung dingin, masyarakat disarankan untuk mengenakan pakaian yang sesuai. NASA merekomendasikan untuk membawa perlengkapan seperti kantong tidur, selimut, atau kursi taman untuk kenyamanan pengamatan. Mata membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk beradaptasi dengan kegelapan sebelum dapat mulai melihat meteor dengan jelas.

Dampak dan Signifikansi

Thomas Djamaluddin memastikan bahwa hujan meteor Quadrantid tidak memiliki dampak berbahaya bagi permukaan Bumi. Fenomena ini murni memberikan pemandangan langit yang memukau dengan kemunculan meteor-meteor terang. Proses terjadinya hujan meteor ini terjadi ketika Bumi melintasi daerah ruang angkasa yang dipenuhi dengan sisa debu dari komet. Ketika sisa debu tersebut memasuki atmosfer, akan terbakar dengan sendirinya yang kemudian terlihat seperti bintang jatuh.

Hujan meteor Quadrantid 2025 menjadi pembuka yang menakjubkan untuk rangkaian fenomena astronomi di tahun 2025. Fenomena ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk menyaksikan keindahan alam semesta dan memahami lebih dalam tentang dinamika objek-objek antariksa di sekitar Bumi.