Leet Media

Hujan Deras Menyebabkan Banjir ‘Darah’ di Pulau Hormuz, Iran, Kok Bisa?

February 12, 2025 By jay

12 Februari 2025 – Hujan Deras Menyebabkan Banjir di Pulau Hormuz, Iran. Tetapi karena air mengurai tanah merah menyebabkan air banjir berwarna merah seperti darah. Pulau Hormuz juga dikenal dengan ‘Pulau Pelangi’ karena tanah pasir yang berada disana berwarna warni dari merah, emas, putih, biru, oranye hingga warna lainnya.

Keindahan Warna-warni Pulau Hormuz

Pulau Hormuz terletak di Teluk Persia memiliki keistimewaan pada pasirnya yang berwarna-warni. Dari merah, emas, putih, biru, hingga berbagai warna lainnya, pantai-pantai di pulau ini menyerupai lukisan alam dengan sapuan palet terindah. Fenomena ini terjadi berkat kandungan mineral yang unik di tanahnya, termasuk besi, garam, dan silikon. Proses geologi yang berlangsung selama ratusan juta tahun telah menciptakan formasi pasir dan gunung yang spektakuler.

Rahasia Geologi di Balik Keindahan Hormuz

Dikutip dari National Geographic, Menurut Dr. Kathryn Goodenough, ahli geologi utama di British Geological Survey, pembentukan lapisan garam tebal di sekitar Teluk Persia ratusan juta tahun lalu menjadi awal dari keindahan ini. Lapisan garam tersebut kemudian bercampur dengan sedimen vulkanik kaya mineral, menciptakan daratan dengan warna-warna yang luar biasa. Proses ini juga menghasilkan kubah garam, aliran air berwarna kuning, pantai merah tua, dan gua garam yang menakjubkan.

Selama 500 juta tahun terakhir, lapisan garam terkubur dalam-dalam oleh lapisan sedimen vulkanik yang lebih muda. Karena garam mengapung, seiring waktu, garam naik melalui retakan di batuan di atasnya untuk mencapai permukaan dan membentuk kubah garam.

Susunan geologis ini menghasilkan aliran air berwarna kuning, pantai berwarna merah tua, dan gua garam yang mempesona. Faktanya, Hormuz sering disebut “Pulau Pelangi” karena spektrum warna kromatik yang dipancarkannya. Selain warnanya yang memukau, tanah merah tersebut bahkan dapat dikonsumsi.

Pulau Hormuz memiliki gunung yang kaya akan tanah oksida merah, yang disebut “gelack”. Mineral ini tidak hanya berharga untuk keperluan industri, tetapi penduduk setempat menggunakannya sebagai bumbu masakan mereka, seperti saus atau selai. Digunakan sebagai bumbu, gelack memberikan rasa unik pada kari.

Gunung Gelack dan Keunikan Tanah Merah

Salah satu daya tarik utama Hormuz adalah gunungnya yang kaya akan tanah oksida merah, dikenal sebagai gelack. Mineral ini tidak hanya bernilai tinggi untuk keperluan industri tetapi juga digunakan oleh penduduk setempat sebagai bahan bumbu masakan. Gelack sering diolah menjadi saus yang disebut soorakh, yang dioleskan pada roti pipih, memberikan rasa unik pada masakan lokal.

Selain untuk kuliner, tanah merah ini juga dimanfaatkan untuk seni dan kerajinan, seperti pewarnaan, pembuatan keramik, hingga kosmetik. Namun, sumber tanah merah yang semakin terbatas membuatnya menjadi bahan yang sangat berharga.

Lembah Energi dan Gua Garam Dewi Garam

Di bagian barat Pulau Hormuz, terdapat gunung garam spektakuler yang dikenal sebagai Dewi Garam. Gunung ini membentang lebih dari satu kilometer dengan dinding gua yang dipenuhi kristal garam berkilauan. 

Penduduk lokal percaya bahwa garam memiliki kekuatan untuk menyerap energi negatif dan memberikan energi positif, sehingga gua ini juga disebut sebagai Lembah Energi. Para pengunjung sering melepas sepatu untuk merasakan energi positif langsung dari garam batu di kubah ini.

Pantai Merah Seperti Darah

Menurut detik.travel, Pulau Hormuz, meskipun berukuran kecil, memiliki keistimewaan berupa gunung dengan kandungan hematit yang melimpah, yaitu mineral yang terbentuk dari proses oksidasi besi.

Akibatnya, pulau ini memiliki tanah berwarna merah pekat. Tanah merah ini aman dan bahkan dimanfaatkan oleh penduduk lokal sebagai bahan tambahan dalam masakan seperti saus dan selai. Hal ini menjadikan gunung di Pulau Hormuz diyakini sebagai satu-satunya gunung yang dapat dikonsumsi.

Keunikan Pulau Hormuz terletak pada sebaran tanah merahnya yang tidak hanya di daratan, tetapi juga menjangkau area laut.

Daerah pesisirnya dikenal sebagai Pantai Merah atau yang sering disebut lautan darah. Warna merah pada pasir dan laut sebenarnya merupakan hasil pencampuran dengan mineral dari gunung.

Mineral tersebut terbawa air hujan menuju laut dan mengendap di dalamnya. Fenomena ini menciptakan pemandangan unik dimana ombak di tepi pantai berwarna merah, sementara di tengah laut tetap biru. Selain itu, pasir pantainya yang merah berkilauan karena telah bercampur dengan logam. Pemandangan ini menjadi sangat memesona saat matahari terbit atau terbenam.

Menyadari keunikan tanah Hormuz, penduduk setempat memanfaatkannya untuk diekspor dalam bentuk produk kosmetik, gelas, dan keramik. Namun, ketersediaan tanah merah ini semakin berkurang seiring berjalannya waktu.

Kekayaan Mineral yang Tak Tertandingi

Pulau Hormuz tidak hanya memiliki tanah merah tetapi juga tanah dengan warna lain, seperti putih, kuning, hijau, oranye, krem, coklat, pirus muda, hingga emas. Keanekaragaman warna ini mencerminkan usia pulau yang sudah mencapai sekitar 600 juta tahun. Dengan statusnya sebagai salah satu pulau kubah garam paling penting di dunia, Hormuz adalah destinasi yang wajib dikunjungi bagi pecinta alam dan geologi.

Eksplorasi Hormuz dan Masa Depannya

Keindahan Pulau Hormuz telah menarik perhatian banyak orang, tetapi eksploitasi sumber daya mineralnya juga menjadi tantangan besar. Penduduk lokal telah memanfaatkan tanah merah untuk industri, seni, dan kuliner, namun jumlahnya yang semakin terbatas menimbulkan kekhawatiran tentang kelestarian alam pulau ini.

Pulau Hormuz adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam, keajaiban geologi, dan budaya lokal yang unik. Jika Anda mencari pengalaman yang tak terlupakan, Hormuz adalah pilihan yang tepat untuk menjelajahi keajaiban alam yang luar biasa.