Leet Media

Heboh! Ritual Umi Cinta di Bekasi Janjikan Masuk Surga dengan Bayaran Rp1 Juta, Warga yang Resah Langsung Geruduk Rumahnya

August 13, 2025 By pj

13 Agustus 2025 – Kasus ritual keagamaan yang dipimpin perempuan berinisial PY atau akrab disapa “Umi Cinta” di Perumahan Dukuh Zamrud, Bekasi, menjadi sorotan publik. Warga resah karena kegiatan ini disebut-sebut menjanjikan “tiket masuk surga” bagi jemaah yang membayar infak Rp1 juta. Selain itu, kegiatan yang telah berlangsung selama delapan tahun ini tidak memiliki izin resmi dari lingkungan dan memicu berbagai permasalahan sosial di sekitar lokasi.

Siapa Umi Cinta dan Bagaimana Kegiatannya Berjalan

Umi Cinta, yang bernama asli Putri Yeni, memimpin sebuah kelompok keagamaan yang menggelar pengajian setiap akhir pekan mulai pukul 05.00 WIB hingga menjelang siang. Jumlah pengikutnya mencapai sekitar 70 orang, bahkan beberapa datang dari luar daerah. Kegiatan berlangsung di dalam rumah dengan pagar terkunci, membuatnya terkesan eksklusif dan tertutup.

Sebelum menetap di Dukuh Zamrud, kelompok ini sempat beraktivitas di perumahan lain, namun ditolak warga setempat. Dalam delapan tahun terakhir, keberadaannya semakin memicu polemik, mulai dari kemacetan akibat parkir liar hingga gangguan suara dari anjing peliharaan.

Janji Masuk Surga dengan Infak Rp1 Juta

Kontroversi mencuat ketika mantan anggota mengungkap bahwa Umi Cinta menjanjikan surga bagi anggota yang memberikan infak Rp1 juta. Pernyataan ini dibenarkan oleh tokoh agama setempat, Abdul Halim. Ia juga menjelaskan adanya pungutan rutin setiap kali hadir, “Setiap datang dipungut Rp 100 ribu per orang. Kalau suami-istri berarti Rp 200 ribu. Kalau bawa anak dua, ya, dihitung semua bisa Rp 400 ribu sekali datang.”

Selain itu, infak diberikan secara terbuka tanpa amplop agar terlihat jumlah yang disumbangkan. Praktik ini menimbulkan pertanyaan besar terkait transparansi dan tujuan dana tersebut.

Perubahan Perilaku Peserta yang Mengkhawatirkan

Beberapa warga melaporkan perubahan sikap drastis pada peserta pengajian. Anak-anak menjadi sulit diatur, istri mulai berani melawan suami hingga mengancam cerai, dan sebagian perempuan melepas hijab setelah bergabung. Bahkan, tokoh masyarakat menyebut ada pencampuran laki-laki dan perempuan dalam satu ruangan tanpa pembatas.

Penolakan Warga dan Aksi Damai

Puncak keresahan terjadi pada Minggu, 10 Agustus 2025, ketika ratusan warga menggeruduk rumah Umi Cinta. Mereka membentangkan spanduk penolakan berisi tanda tangan warga di depan rumah dan gerbang perumahan. Tokoh masyarakat TS menyatakan, “Selain mengganggu kenyamanan, ini sudah merusak keharmonisan keluarga dan memecah belah warga.”

Warga menegaskan mereka tidak menolak pengajian, tetapi menolak kegiatan yang tidak transparan, tidak berizin, dan berpotensi menyimpang. “Kalau memang pengajian, silakan saja, asal terbuka dan sesuai aturan lingkungan,” tegas Abdul Halim.

Laporan dan Dampak yang Ditimbulkan

Selain dugaan pungutan dan ajaran kontroversial, Umi Cinta juga pernah melaporkan seorang tokoh agama wanita setempat atas tuduhan pencemaran nama baik. Laporan ini membuat situasi semakin panas dan berujung pada duka ketika tokoh agama tersebut jatuh sakit hingga meninggal dunia.