Leet Media

Gara-gara Carikan Kerja untuk Menantu, Mantan Presiden Korsel Moon Jae-in Didakwa Korupsi

April 28, 2025 By Rio Baressi

28 April 2025 – Mantan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, kembali menjadi sorotan tajam setelah didakwa atas dugaan kasus korupsi terkait mencarikan pekerjaan untuk mantan menantunya. Kasus ini semakin menghangatkan suhu politik di Korea Selatan, terlebih menjelang pemilihan umum mendadak. Simak ulasan lengkap mengenai perkembangan kasus yang mengguncang panggung politik Negeri Ginseng ini.

Latar Belakang Kasus Dugaan Suap yang Menjerat Moon Jae-in

Moon Jae-in, yang memimpin Korea Selatan dari 2017 hingga 2022, didakwa menerima suap sebesar 217 juta won atau sekitar Rp 2,5 miliar. Suap tersebut diduga terkait dengan pengangkatan mantan menantunya bermarga Seo ke posisi strategis di maskapai berbiaya rendah Thai Eastar Jet.

Kasus ini bermula dari pengaduan Partai Kekuatan Rakyat (PPP) dan kelompok sipil Justice People pada 2020. Mereka menyoroti adanya dugaan nepotisme dalam perekrutan Seo, yang dianggap tidak memiliki pengalaman di industri penerbangan namun langsung diangkat menjadi direktur eksekutif maskapai.

Dugaan Balas Jasa Politik antara Moon Jae-in dan Lee Sang-jik

Jaksa menemukan indikasi kuat bahwa perekrutan Seo berkaitan erat dengan pengangkatan Lee Sang-jik, pendiri Thai Eastar Jet, sebagai Kepala Badan Usaha Kecil dan Menengah serta Startup Korea (KOSME). Penunjukan ini diduga merupakan bentuk imbalan politik yang saling menguntungkan.

Menurut jaksa, maskapai Thai Eastar Jet memberikan gaji dan tunjangan kepada Seo sebagai bentuk suap yang ditujukan untuk Moon Jae-in. Hal ini diperkuat oleh temuan bahwa Seo tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dan kerap meninggalkan jabatannya dalam waktu yang lama.

Moon Jae-in Membantah Tuduhan Korupsi

Moon Jae-in membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Dalam pertemuan dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan, Woo Won-sik, Moon mengecam tindakan jaksa yang dinilainya sarat kepentingan politik.

Tim kuasa hukum Moon menegaskan bahwa semua pembayaran kepada Seo merupakan gaji sah berdasarkan kontrak kerja, bukan suap. Mereka juga menuduh jaksa mempolitisasi kasus ini untuk menjatuhkan citra Moon di tengah memanasnya suasana politik menjelang pemilu.

Konteks Politik Korea Selatan dalam Kasus Ini

Kasus yang menjerat Moon Jae-in terjadi di tengah situasi politik yang penuh ketegangan. Setelah pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol, Korea Selatan akan menggelar pemilu mendadak pada 3 Juni 2025. Kandidat dari Partai Demokrat, Lee Jae-myung, yang satu kubu dengan Moon, saat ini unggul dalam survei.

Sejarah politik Korea Selatan juga menunjukkan bahwa skandal hukum kerap menjerat mantan presiden. Sebelumnya, Lee Myung-bak dan Park Geun-hye dipenjara atas kasus korupsi, sementara Roh Moo-hyun mengakhiri hidupnya di tengah penyelidikan korupsi serupa.

Respons Publik terhadap Dakwaan Moon Jae-in

Tanggapan publik terhadap kasus ini terbagi. Sebagian pihak menganggapnya sebagai bagian dari upaya pemberantasan korupsi, namun tidak sedikit pula yang melihatnya sebagai aksi balas dendam politik.

Partai Demokrat mengecam keras dakwaan terhadap Moon. Juru bicara mereka, Park Kyung-mee, mempertanyakan logika jaksa yang menyamakan gaji kerja dengan suap dan menuduh adanya penyalahgunaan kekuasaan yang bertujuan menjatuhkan lawan politik.

Dakwaan terhadap Moon Jae-in memperlihatkan betapa kompleks dan sensitifnya hubungan antara hukum dan politik di Korea Selatan, yang hingga kini masih kerap diwarnai drama politik tingkat tinggi.