Leet Media

Gajah Pai Lin dan Beberapa Kasus Lainnya yang Jadi Simbol Nyata Bahaya Eksploitasi Satwa dalam Pariwisata

April 14, 2025 By Rio Baressi

14 April 2025 – Di balik kemewahan dan popularitas atraksi wisata berbasis satwa, terdapat kisah kelam eksploitasi yang jarang diketahui publik. Mulai dari gajah yang dipaksa mengangkut wisatawan hingga lumba-lumba yang dikurung dalam keramba kecil, industri ini sering kali mengabaikan kesejahteraan satwa demi keuntungan semata. 

Nasib Pai Lin Gajah Thailand yang Cacat Permanen

Pai Lin adalah salah satu contoh nyata dari dampak buruk eksploitasi dalam industri pariwisata. Gajah betina berusia 71 tahun ini menghabiskan 25 tahun hidupnya sebagai tunggangan wisatawan di Thailand. Selama masa itu, Pai Lin kerap dipaksa mengangkut hingga enam turis sekaligus, menyebabkan tulang punggungnya mengalami cacat permanen.

Kondisi Pai Lin Saat Diselamatkan

Pada 2007, Wildlife Friends Foundation Thailand (WFFT) menyelamatkan Pai Lin dalam kondisi mengenaskan. Gajah ini ditemukan kurus, dehidrasi, mengalami infeksi pernapasan, serta memiliki bekas luka di punggung akibat tekanan kursi dan berat wisatawan yang dibawanya. Bekas luka ini menjadi bukti fisik dari kerusakan permanen pada tulang belakangnya.

Pentingnya Kesadaran Publik

Direktur WFFT, Edwin Wiek, menegaskan bahwa gajah tidak dirancang untuk menahan beban berat seperti manusia. Kesadaran ini harus ditingkatkan, terutama karena pariwisata Thailand mulai kembali bergairah pasca-pandemi. “Gajah bukan seperti kuda. Mereka tidak dibiakkan untuk ditunggangi dan sering kali diambil dari alam liar,” ujar Wiek.

Kasus Serupa di Kamboja 

Kematian Sambo di Kamboja

Kematian tragis gajah Sambo di Kamboja pada 2016 menjadi pengingat betapa berbahayanya eksploitasi ini. Gajah yang bekerja di kawasan wisata Angkor Wat tersebut meninggal akibat serangan jantung yang dipicu kelelahan dan panas ekstrem saat mengangkut turis. Sambo telah bekerja selama lebih dari 15 tahun hingga akhirnya tersungkur saat membawa wisatawan. Kasus ini memicu petisi yang mendorong larangan wisata tunggang gajah di Angkor Wat, yang resmi berlaku pada 2020.

Eksploitasi Lumba-lumba di Bali

Kasus di Pulau Serangan, Bali, menyoroti eksploitasi lumba-lumba dalam atraksi wisata. Penyegelan usaha atraksi lumba-lumba dilakukan akibat konflik sewa lahan antara Desa Pakraman Serangan dan pengelola Dolphin Lodge. Lokasi keramba apung yang digunakan untuk atraksi ini menjadi perhatian aktivis lingkungan karena dianggap tidak memadai untuk kesejahteraan lumba-lumba.

Perawatan Satwa di Tengah Konflik

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Suharyono, menekankan pentingnya perawatan lumba-lumba meskipun terjadi konflik hukum. Sementara itu, pengelola Dolphin Lodge mengklaim telah mengikuti standar konservasi dengan menyediakan keramba apung untuk atraksi dan edukasi. Namun, kritik terhadap wisata lumba-lumba dalam area terbatas terus meningkat, terutama karena aspek kesejahteraan satwa sering kali terabaikan.

Langkah Konservasi untuk Gajah dan Satwa Lainnya

Upaya yang Dilakukan

Organisasi seperti WFFT menyediakan tempat perlindungan bagi gajah yang telah dieksploitasi. Saat ini, Pai Lin hidup di cagar alam seluas 44 hektar bersama 24 gajah lainnya. Cagar ini dirancang untuk memberikan lingkungan yang alami dan bebas tekanan bagi para gajah. Selain itu, gajah-gajah di sana mendapatkan perawatan medis 24 jam dan makanan bergizi.

Standar Operasional untuk Pariwisata Satwa Liar

Di Bali, misalnya, telah dirancang Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pengamatan lumba-lumba guna memastikan keberlanjutan ekosistem satwa laut. SOP serupa juga dapat diterapkan untuk melindungi gajah dalam sektor pariwisata, seperti menjaga jarak aman dari gajah dan tidak membebani mereka secara berlebihan.

Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran Global

Kesadaran global tentang eksploitasi gajah perlu ditingkatkan. Kampanye publik dan regulasi yang ketat harus diterapkan untuk melindungi gajah dari eksploitasi. Dengan memahami kebutuhan biologis dan emosional gajah, kita dapat memastikan keberlangsungan hidup mereka di alam liar maupun dalam penangkaran.

Harapan Masa Depan

Gajah seperti Pai Lin dan Sambo adalah pengingat bahwa kesejahteraan satwa harus menjadi prioritas. Dengan langkah-langkah konservasi dan regulasi yang tepat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi gajah dan satwa liar lainnya.

Related Tags & Categories :

highlight