January 9, 2025 By Reynaldi Aditya R.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diproyeksikan tetap stabil meskipun sedikit di bawah target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,1% menjadi 5%. Penyesuaian ini didasarkan pada beberapa faktor, termasuk melemahnya daya beli masyarakat yang tercermin dari tren deflasi dalam beberapa bulan terakhir.
Konsumsi rumah tangga tetap menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski ada penurunan daya beli, sektor ini masih menunjukkan stabilitas berkat inflasi yang rendah. Konsumsi dari kalangan kelas menengah ke atas berkontribusi besar dalam menjaga pertumbuhan. Selain itu, investasi terus meningkat, terutama melalui penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan aktivitas ekonomi domestik tetapi juga menarik minat investor asing.
Ekspor produk manufaktur dan pertambangan tetap menjadi kontributor penting bagi perekonomian Indonesia, meskipun menghadapi tantangan dari perlambatan ekonomi global. Produk-produk seperti tekstil, elektronik, dan komoditas pertambangan masih mencatatkan kinerja yang baik di pasar internasional. Pemerintah juga berupaya memperluas pasar ekspor ke negara-negara baru untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional.
Meski demikian, beberapa risiko eksternal, seperti ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan perang di Ukraina, dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia. Fluktuasi harga energi dan komoditas global juga menjadi tantangan tambahan yang perlu diantisipasi. Pemerintah terus memantau situasi global untuk menyesuaikan kebijakan fiskal dan moneter guna menjaga momentum pertumbuhan. Selain itu, ketidakpastian kebijakan moneter di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, dapat mempengaruhi arus modal dan nilai tukar rupiah.
Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai kebijakan strategis. Salah satunya adalah memperkuat sektor keuangan melalui reformasi regulasi dan peningkatan inklusi keuangan. Selain itu, pemerintah juga fokus pada pengembangan infrastruktur digital untuk mendukung transformasi ekonomi menuju era digital.
Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi Vietnam pada tahun 2024 mencapai 7,09%, menempatkannya sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di ASEAN. Ekonomi Vietnam didorong oleh ekspor yang kuat, terutama dalam produk elektronik, smartphone, dan pakaian. Selain itu, aliran investasi asing langsung (FDI) tumbuh signifikan, mencapai US$25,35 miliar, menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Vietnam. Produksi industri juga meningkat sebesar 8,4%, mencerminkan daya saing dan permintaan global yang kuat.
Vietnam telah berhasil menarik minat investor asing melalui kebijakan yang pro-bisnis dan insentif pajak yang kompetitif. Negara ini juga aktif dalam perjanjian perdagangan bebas yang membuka akses pasar yang lebih luas.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diproyeksikan stabil di sekitar angka 5%. Meskipun ada tantangan dari daya beli yang melemah dan risiko global, perekonomian Indonesia masih menunjukkan daya tahan yang kuat. Sementara itu, Vietnam terus mencatat pertumbuhan yang mengesankan, memberikan gambaran tentang potensi ekonomi di kawasan ASEAN.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia perlu terus mendorong konsumsi domestik, investasi, dan ekspor, serta menjaga kebijakan fiskal dan moneter yang adaptif terhadap dinamika global. Upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Related Tags & Categories :