Dunia Dihantui Konflik, Prabowo Diminta Segera Isi Dubes AS dan PBB. Berikut Daftar 12 KBRI yang Kosong Tanpa Dubes

June 25, 2025 By RB

25 Juni 2025 – Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dunia, Indonesia menghadapi tantangan diplomatik serius akibat banyaknya kursi Duta Besar (Dubes) yang masih kosong. Para pakar hubungan internasional mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengisi posisi-posisi strategis tersebut demi menjaga eksistensi diplomasi Indonesia di panggung global.

Desakan dari Mantan Wamenlu dan DPR

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal, secara terbuka menyampaikan permintaan kepada Presiden Prabowo melalui akun X miliknya. Ia menyoroti pentingnya kehadiran Indonesia di forum-forum internasional, terutama saat dunia dihadapkan pada ancaman perang global seperti konflik Iran-Israel dan intervensi militer Amerika Serikat.

“Yth Presiden @prabowo, kind reminder: dalam dunia yg semakn dihantui perang+konflik+krisis yg berbahaya, mhn agar kursi Dubes2 utk Amerika, PBB (New York & Jenewa), Jerman yg sdh lama KOSONG dapat segera diisi. Kursi2 Dubes yang kosong membuat 🇮🇩sulit berdiplomasi scr efektif di garis terdepan,” tulis Dino pada Minggu, 22 Juni 2025.

Ketua DPR Puan Maharani dan Ketua Komisi Luar Negeri DPR Utut Adianto turut menyampaikan dorongan serupa. Mereka meminta pemerintah bergerak cepat untuk mengisi posisi-posisi penting ini, terutama di negara mitra strategis seperti Amerika Serikat.

Kursi Dubes di Negara Penting Masih Kosong

Sejumlah posisi Dubes telah lama kosong, termasuk di Amerika Serikat, Jerman, dan PBB (baik di New York maupun Jenewa). Misalnya, kursi Dubes RI untuk AS telah kosong sejak Juli 2023, setelah Rosan Roeslani ditunjuk menjadi Menteri Investasi dan Hilirisasi. Hingga kini, posisi tersebut belum diisi meski sejumlah nama telah masuk radar Istana.

Wakil Menteri Sekretaris Negara, Bambang Eko Suhariyanto, mengungkapkan bahwa proses seleksi sedang berjalan, dengan arahan langsung dari Presiden Prabowo.

“Sampai sekarang sudah ada arahan, cuma kami sedang mengolah nanti untuk mengisi posisinya,” ujar Bambang.

Namun, isu mengenai pencalonan tokoh politik seperti Airlangga Hartarto sempat mencuat, meski telah dibantah oleh pihak Kemensetneg. Presiden disebut sedang mempertimbangkan 4-5 nama, yang sebagian besar diusulkan oleh Menteri Luar Negeri Sugiono.

Total Ada 12 Posisi Dubes Kosong di Seluruh Dunia

Tak hanya di AS, total ada 12 Kedutaan Besar dan Perwakilan Tetap Indonesia yang masih belum memiliki Dubes. Berikut beberapa di antaranya:

• Amerika Serikat: kosong sejak 2023, setelah Rosan Roeslani mengundurkan diri.
• PBB di New York: kosong sejak 2024, setelah Arrmanatha Nasir diangkat jadi Wamenlu.
• PBB di Jenewa: kosong sejak 2024, setelah Febrian A. Ruddyard bergabung ke kabinet.
• Jerman: kosong sejak 2024, setelah Arief Havas Oegroseno diangkat menjadi Wamenlu.
• Meksiko: kosong sejak 2025, masa tugas berakhir
• Afghanistan: kosong sejak 2021, RI tak akui Taliban
• Azerbaijan: kosong sejak 2024, masa tugas berakhir
• Korea Utara: kosong sejak 2021, ditarik akibat COVID-19
• Libya: kosong sejak 2017, situasi politik tidak stabil
• Madagaskar: kosong sejak 1977, tidak pernah ada dubes
• Myanmar: kosong sejak 2023, RI tak akui junta militer
• Polandia: kosong sejak 2025, Dubes wafat saat bertugas
  

Kondisi ini semakin mengkhawatirkan mengingat dinamika global yang tidak menentu. Beberapa wilayah seperti Timur Tengah, Semenanjung Korea, dan Eropa Timur membutuhkan kehadiran aktif Indonesia melalui jalur diplomasi.

Tanggapan dari Istana

Juru Bicara Presiden RI, Prasetyo Hadi, menyebut bahwa Prabowo telah mendiskusikan beberapa nama dengan menteri terkait, namun belum ada keputusan final.

“InSya-Allah secepatnya, beliau (Presiden) akan ambil keputusan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa jumlah kandidat telah dipersempit menjadi sekitar empat sampai lima nama, namun nama-nama tersebut masih dirahasiakan.

Kekosongan posisi Dubes RI di tengah konflik global merupakan tantangan besar bagi diplomasi Indonesia. Segera mengisi kekosongan ini tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional, tetapi juga menunjukkan keseriusan pemerintahan Prabowo dalam menjaga stabilitas dan eksistensi negara di tengah dinamika global yang semakin kompleks.