February 24, 2025 By Rio Baressi
24 Februari 2025 – Hari ini Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Merdeka, Jakarta. Badan ini diharapkan menjadi instrumen penting dalam pembangunan nasional melalui pengelolaan aset strategis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan investasi berkelanjutan.
BPI Danantara didirikan dengan visi besar untuk mengoptimalkan pengelolaan aset BUMN yang bernilai lebih dari Rp15.978 triliun (US$980 miliar). Salah satu target utama badan ini adalah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai angka 8%. Badan ini akan fokus pada proyek-proyek berkelanjutan seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025, BPI Danantara memiliki kewenangan strategis, di antaranya:
Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi, dipercaya memimpin BPI Danantara. Lahir di Jakarta pada 31 Desember 1968, lulusan Oklahoma State University dan Antwerpen European University. Sebagai CEO BPI Danantara, Rosan memimpin pengelolaan aset BUMN senilai Rp 14.000 triliun. Kariernya mencakup Ketua Umum Kadin Indonesia (2015-2021), Dubes RI untuk AS (2021-2023), dan peran penting di berbagai sektor seperti investasi, energi, dan hukum, termasuk keterlibatan dalam reformasi Omnibus Law.
Pandu Sjahrir, seorang profesional berpengalaman di bidang teknologi dan investasi, ditunjuk sebagai Chief Investment Officer (CIO). Sementara itu, Dony Oskaria, mantan CEO InJourney, menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO). Kombinasi ini memberikan dasar yang kokoh bagi pengelolaan aset BUMN yang bernilai strategis.
Lahir di Sumatera Barat pada 1969, lulusan Universitas Padjajaran dan The Asian Institute of Management. Sebagai COO BPI Danantara, Dony mengelola operasional holding BUMN. Sebelumnya, ia adalah Direktur Utama InJourney, CEO CT Corp Hospitality, dan anggota Dewan Penasihat Presiden bidang pariwisata. Kekayaannya tercatat Rp 29,88 miliar (2023).
Peluncuran BPI Danantara memberikan sentimen positif pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang dibuka menguat 0,20% pada hari peluncuran. Badan ini diproyeksikan menjadi entitas superholding yang lebih besar dari Temasek Holdings (Singapura) dan Khazanah Nasional (Malaysia).
Meski prospek terlihat cerah, masyarakat dan pelaku pasar menyoroti pentingnya tata kelola yang baik (good governance). Praktik transparansi dan integritas sangat penting untuk menghindari potensi skandal seperti 1MDB di Malaysia.
BPI Danantara adalah langkah transformatif yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Badan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam membangun masa depan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.