Leet Media

Dedi Mulyadi Beri Bonus Rp25 Juta Dari Hasil Konten, kepada Petugas Upacara dari Barak Militer

May 23, 2025 By pj

Kompas.com

23 Mei 2025 – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menyita perhatian publik dengan aksinya yang tidak biasa. Dalam momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025, ia memberikan bonus sebesar Rp 25 juta kepada para siswa dari barak militer yang bertugas sebagai pengibar bendera. Tindakan ini tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap pendidikan karakter anak bangsa, tetapi juga menegaskan pendekatan unik Dedi dalam menjalankan kepemimpinannya.

Siswa Barak Militer Jadi Pengibar Bendera di Gedung Sate

Dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang berlangsung di Lapangan Gedung Sate, Bandung, petugas upacara berasal dari siswa-siswa bermasalah yang telah melalui pelatihan kedisiplinan di barak militer. Mereka telah digembleng dalam program yang bertujuan mengubah mentalitas dan perilaku mereka. Dedi Mulyadi mengungkapkan kekagumannya terhadap keberhasilan anak-anak ini.

“Hari ini kalian bisa bahagia, saya kasih bonus untuk petugas upacara dari Dodik ini Rp 25 juta untuk dibawa pulang ke rumahnya masing-masing,” ujar Dedi Mulyadi dalam pidatonya yang disambut gemuruh dan tepuk tangan para hadirin.

Bonus Tak Hanya Sekali, Janji untuk HUT RI 17 Agustus Mendatang

Tidak berhenti sampai di situ, Dedi juga menjanjikan bahwa anak-anak didikan barak militer ini akan kembali mendapat kehormatan sebagai petugas upacara dalam peringatan HUT RI pada 17 Agustus 2025. Ia menegaskan bahwa semua petugas, termasuk yang bukan dari barak, akan mendapatkan bonus serupa.

“Dapat uang saku, makan enak, tidur nyenyak, berubah mental, bajunya bagus, pulang dapat bonus, gratis lagi,” terang Dedi. “Dan tentunya untuk petugas yang lainnya juga kita siapkan Rp 25 juta,” tambah pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini.

Terungkap Sumber Dana Rp 25 Juta yang Dibagikan

Salah satu hal yang memicu rasa penasaran publik adalah dari mana sumber dana sebesar itu berasal. Dedi dengan tegas menyatakan bahwa dana tersebut berasal dari hasil konten media sosial yang ia produksi sendiri.

“Saya selalu ditanya, duitnya dari mana? Ngonten!” ucapnya santai, sambil menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan menjadi seorang “Gubernur Konten”.

Lebih lanjut ia berkata, “Disebut gubernur konten, lebih baik jadi gubernur konten punya duit diberikan kepada rakyat, daripada gubernur molor.”

Respons Terhadap Julukan Gubernur Konten dan Serangan di Media Sosial

Julukan sebagai “Gubernur Konten” tidak membuat Dedi goyah. Ia justru menganggap sindiran tersebut sebagai bentuk perhatian. Dalam postingan di media sosial, ia menyampaikan bahwa banyak pihak yang menyerangnya melalui berbagai konten negatif, bahkan menggunakan video lama untuk menjatuhkannya.

“Tapi bagi saya nggak ada masalah. Terima kasih ya telah terus berupaya menggiring opini mengarahkan publik agar saya dibenci oleh warga,” katanya.

Ia menutup dengan pernyataan menohok, “Yakinlah cinta yang sejati tidak akan pernah bisa dipatahkan oleh berbagai upaya untuk memisahkan antara saya dan warga saya untuk saling menyayangi.”

Fokus pada Konten untuk Rakyat, Bukan Pencitraan

Dalam pernyataannya, Dedi menegaskan bahwa dirinya tidak menghabiskan anggaran untuk menyewa buzzer atau influencer. Ia memilih memproduksi konten sendiri, karena menyewa pihak ketiga bisa menghabiskan miliaran rupiah. Menurutnya, lebih baik dana tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur.

“Anggaran itu lebih baik dipakai untuk membangun jalan. Lihat nanti, jalannya di Jawa Barat akan bagus. Tapi bertahap dulu, mulai dari jalan provinsi, lalu ke jalan kabupaten, lalu ke jalan desa,” tegasnya.

Komitmen Dedi Mulyadi untuk Rakyat

Meski mendapat berbagai label dan kritik, Dedi tetap berfokus pada realisasi janjinya kepada masyarakat. Bagi Dedi, gelar dan citra bukanlah hal yang utama, melainkan tindakan nyata yang berdampak langsung pada rakyat.

“Dikasih gelar gubernur apa saja juga tidak penting, yang penting itu apa yang dijanjikan kepada rakyat bisa diwujudkan,” pungkasnya.