August 7, 2025 By pj
7 Agustus 2025 – Pemerintah mengakui bahwa target ambisius menciptakan 19 juta lapangan kerja seperti yang dijanjikan saat kampanye Pilpres 2024 tidak bisa tercapai dalam waktu singkat. Kini, pemerintah mengalihkan fokus pada target yang lebih realistis, yakni 8 juta lapangan kerja dalam lima tahun ke depan. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan tantangan nyata di lapangan dan perlunya kolaborasi lintas sektor.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menjelaskan bahwa target awal penciptaan 19 juta lapangan kerja memang terlalu berat untuk direalisasikan dalam waktu cepat. Ia menegaskan pentingnya proses dan kerja sama berbagai sektor untuk mewujudkan hal tersebut.
“Ya, kita antisipasi. Yang jelas kan ini semua sedang kita kerjakan, ya kan? Kan disampaikan berkali-kali oleh presiden kita bahwa kita ini, presiden atau menteri ini bukan pemegang tongkat nabi, langsung put, langsung bur,” ujar Immanuel ketika dihubungi kumparan, Sabtu (5/7).
Wamenaker menambahkan bahwa pemerintah tetap berkomitmen membuka sebanyak mungkin lapangan kerja guna menekan angka pengangguran, meskipun target 19 juta belum bisa dipastikan tercapai dalam waktu dekat.
Pemerintah saat ini mengandalkan sektor pangan dan energi sebagai motor penggerak penciptaan lapangan kerja. Menurut Immanuel, dua sektor ini memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja, termasuk generasi muda. Pemerintah bahkan sudah mulai mendorong peran petani milenial di bidang pangan.
Selain itu, perbaikan iklim investasi menjadi fokus utama agar penciptaan lapangan kerja berjalan optimal. Wamenaker menekankan pentingnya menghapus hambatan birokrasi yang kerap menghambat arus investasi.
“Makanya sekarang kita coba memberi sebuah keramahan terhadap para pengusaha agar investor jangan lagi dipalak-palak, jangan lagi dipersulit izin-izin, jangan lagi apa, gitu loh,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa tanggung jawab penciptaan lapangan kerja bukan hanya berada di pundak Kementerian Ketenagakerjaan, melainkan tugas bersama seluruh elemen pemerintah.
“Kalau ditanya outlook-nya di kita ya semua punya tanggung jawab yang sama sebetulnya gitu loh, jangan bebani semua di Kementerian Ketenagakerjaan, kita semua punya tanggung jawab yang sama bagaimana mengantisipasi angka pengangguran agar bisa diminimalisir,” ujar dia.
Target 19 juta lapangan kerja pertama kali dilontarkan oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat debat Pilpres 2024. Ia meyakini bahwa hilirisasi, pemerataan pembangunan, transisi energi hijau, serta dukungan terhadap UMKM dapat membuka jutaan lapangan kerja.
“Jika agenda hilirisasi, pemerataan pembangunan, transisi energi hijau, ekonomi kreatif, UMKM bisa kita kawal, insyaallah akan terbuka 19 juta lapangan kerja untuk generasi muda dan kaum perempuan,” kata Gibran saat itu.
Namun, setelah menjabat, realita di lapangan menunjukkan bahwa pencapaian tersebut tidak semudah yang dibayangkan.
“Ya iyalah, nggak mungkin kan semua kan nggak bisa langsung kayak sulap semua, kan proses,” ucap Wamenaker Noel.
Presiden Prabowo kini menargetkan penciptaan 8 juta lapangan kerja dalam lima tahun, sebagai respons terhadap dinamika terkini dan hasil evaluasi. Fokus pembangunan kini diarahkan pada hilirisasi dan peningkatan nilai tambah dari sumber daya alam.
“Saya baru memimpin rapat perencanaan di Kabinet Merah Putih, investasi-investasi yang kita akan laksanakan mulai tahun ini nanti buahnya adalah hilirisasi, supaya nilai tambah semua bahan baku kita bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” kata Prabowo saat peresmian KEK Industropolis Batang, Kamis (20/3).
Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap penciptaan lapangan kerja bisa lebih terukur, berkelanjutan, dan berdampak luas bagi masyarakat Indonesia.
Related Tags & Categories :