Leet Media

DARI ELEKTRONIK HINGGA MOBILITAS MASA DEPAN: POLYTRON RESMI MASUK INDUSTRI MOBIL LISTRIK

May 11, 2025 By A G

11 Mei 2025 – Siapa sangka, perusahaan yang selama ini kita kenal sebagai produsen elektronik rumah tangga seperti televisi dan audio, kini melebarkan sayapnya ke industri otomotif? Polytron, brand elektronik kebanggaan Indonesia, baru saja mengukir sejarah baru dengan meluncurkan mobil listrik pertamanya secara resmi pada Selasa, 6 Mei 2025.

Peluncuran Polytron G3 dan G3+ menandai transformasi signifikan dari perusahaan yang bernaung di bawah grup Djarum ini. Langkah berani ini menjadi bukti komitmen Polytron untuk berkontribusi dalam transisi energi bersih dan memperkuat pengembangan kendaraan listrik nasional.

Strategi Harga Fleksibel: Memangkas Barrier Entry Mobil Listrik

Source: Antara News

Salah satu terobosan paling menarik dari mobil listrik Polytron adalah penawaran model pembelian yang fleksibel. Untuk G3, konsumen bisa memilih membeli lengkap dengan baterai seharga Rp419 juta, atau tanpa baterai seharga Rp299 juta. Sedangkan untuk G3+, harga lengkap dengan baterai adalah Rp459 juta, atau Rp339 juta tanpa baterai.

Bagi konsumen yang memilih opsi tanpa baterai, Polytron menawarkan sistem Battery as a Service (BaaS) dengan biaya sewa baterai Rp1,2 juta per bulan atau per 1.500 kilometer. Strategi ini memangkas barrier entry yang selama ini menjadi kendala utama calon pembeli mobil listrik.

“Polytron G3 & G3+ adalah langkah kami untuk membawa kendaraan listrik lebih dekat dengan masyarakat luas dengan menawarkan BaaS sebagai solusi atas biaya akuisisi awal yang tinggi namun tetap menghadirkan kemewahan dalam setiap perjalanan,” ujar Hariono, Chief Executive Officer Polytron.

Spesifikasi Teknis: Performa yang Tidak Main-Main

Jangan tertipu dengan latar belakang Polytron sebagai pemain baru di industri otomotif. Dari segi spesifikasi, G3 dan G3+ menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menghadirkan mobil listrik berkualitas:

Pemilihan baterai jenis LFP bukan tanpa alasan. Menurut Tekno Wibowo, Direktur Komersial Polytron, “LFP memiliki catatan keamanan yang lebih baik. Ini penting karena sebagai pemain baru, kami tidak ingin mengambil risiko besar.”

Fitur Keselamatan dan Teknologi Modern

Polytron tidak hanya fokus pada performa, tapi juga aspek keselamatan pengendara. Mobil listrik G3 dan G3+ dilengkapi beragam fitur keselamatan mutakhir:

  1. Brake Force Distribution (BFD)
  2. Auxiliary Braking System (ABS)
  3. Traction Control System (TCS)
  4. Body Stability Control (BSC)
  5. Enam airbag
  6. Tire Pressure Monitoring System (TPMS)
  7. Rear Seat ISOFIX
  8. ADAS (Advanced Driver Assistance System) Level 2

Kandungan Lokal 40%: Langkah Awal Menuju Mobil Nasional?

Polytron G3 dan G3+ telah mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen. Meski angka ini masih di bawah segmen Low Cost Green Car (LCGC), pencapaian ini menjadi bukti komitmen Polytron dalam mendukung industri komponen otomotif lokal.

Beberapa komponen utama yang berkontribusi dalam perhitungan TKDN antara lain:

“Pada tahap awal, kami fokus pada komponen lokal yang dapat kami jangkau. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung industri otomotif dan komponen dalam negeri,” jelas Tekno Wibowo.

Pertanyaan apakah Polytron berpotensi menjadi mobil nasional mulai bermunculan setelah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang pada Februari 2025 menyebut Polytron sebagai salah satu pihak yang siap membangun mobil nasional.

Kolaborasi dengan Skyworth: Platform Sharing yang Lazim

Source: Inilah.com

Meski beredar kabar bahwa Polytron G3 adalah rebadge dari Skyworth EV K asal Tiongkok, Tekno Wibowo menjelaskan bahwa hubungan kedua merek lebih tepat disebut sebagai platform sharing.

“Rebadge tidak sepenuhnya benar, kalau dicari, di sana tidak ada yang sama speknya dengan yang kita bawa ke sini. Sebetulnya kita juga melakukan beberapa adjustment, disesuaikan dengan karakter di Indonesia,” kata Tekno.

Sejak Agustus 2024, Polytron dan Skyworth Auto telah menjalin kerja sama strategis yang mencakup pembangunan pabrik Knocked Down (KD), pengembangan produk bersama, serta lokalisasi perangkat keras dan perangkat lunak. Rencana kolaborasi ini termasuk memproduksi hampir 10.000 kendaraan dalam tiga tahun ke depan.

Produksi dan Ekspansi: Menumpang dulu, Siapkan Pabrik Sendiri

Saat ini, produksi Polytron G3 dan G3+ dilakukan di fasilitas PT Handal Indonesia Motor (HIM), yang juga merakit mobil-mobil Chery, Geely, dan Neta. Namun, perusahaan telah mengisyaratkan rencana pembangunan fasilitas produksi sendiri di masa depan.

“Saat ini kita masih kerja sama dengan PT Handal untuk merakitnya. Sambil kita siapkan fasilitas sendiri, jadi kita mulai investasi di peralatannya,” ungkap Tekno.

Untuk mendukung strategi penjualan, Polytron berencana membuka delapan showroom baru tahun ini yang tersebar di beberapa kota besar: empat di Jakarta, satu di Semarang, satu di Bandung, dan dua di Surabaya. Target penjualan hingga akhir 2025 adalah 1.500 unit.

Visi Jangka Panjang: Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik Terintegrasi

Peluncuran mobil listrik ini merupakan kelanjutan dari perjalanan Polytron di industri kendaraan listrik, yang dimulai pada 2022 dengan produksi motor listrik. Langkah ekspansi ini mencerminkan visi jangka panjang perusahaan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi di Indonesia.

“Mimpi kita seperti itu. Harapannya bisa membuat produk sendiri yang cocok dengan konsumen Indonesia,” ungkap Tekno.

Tidak hanya fokus pada penjualan kendaraan, Polytron juga berencana mengembangkan layanan purna jual, infrastruktur pendukung seperti charging station, serta sistem layanan digital berbasis aplikasi. 

Dari produsen televisi hingga mobil listrik, Polytron membuktikan bahwa diversifikasi bisnis dengan tetap menjunjung tinggi semangat inovasi adalah kunci keberlanjutan di era transisi energi. Bagi generasi muda yang peduli terhadap lingkungan namun tetap menginginkan mobilitas yang modern dan terjangkau, Polytron G3 dan G3+ mungkin menjadi alternatif yang patut dipertimbangkan.