April 26, 2025 By Rio Baressi
26 April 20205 – Peluncuran jaringan internet 10G oleh China menjadi tonggak baru dalam sejarah perkembangan teknologi digital global. Di saat banyak negara masih berkutat dengan pengembangan jaringan 5G atau baru memulai riset 6G, China justru sudah selangkah lebih maju dengan implementasi internet 10G pertama di dunia.
Internet 10G bukanlah kelanjutan dari jaringan seluler seperti 4G atau 5G, melainkan merupakan lompatan besar dalam teknologi broadband. Teknologi ini menggunakan jaringan 50G Passive Optical Network (50G-PON), yang memungkinkan transmisi data melalui kabel fiber optik dengan kecepatan luar biasa.
Didukung oleh infrastruktur Huawei dan layanan dari China Unicom, jaringan ini pertama kali digelar di kota Xiong’an, Provinsi Hebei. Kecepatan unduhnya mencapai 9.834 Mbps dan kecepatan unggah sekitar 1.008 Mbps, dengan latensi hanya 3 milidetik—Ini setara dengan 10 kali lipat dari kecepatan maksimal 5G saat ini dan cukup untuk mengunduh film 4K berukuran 20 GB dalam waktu kurang dari 20 detik.
Penerapan internet 10G diproyeksikan untuk mendukung berbagai kebutuhan industri modern. Cloud computing, realitas virtual dan tertambah (VR/AR), cloud gaming, hingga streaming video 8K akan berjalan dengan lebih lancar dan responsif.
Sektor-sektor vital seperti kesehatan, pendidikan, hingga agrikultur juga akan mendapatkan manfaat signifikan. Telemedicine, pembelajaran jarak jauh, dan sistem pertanian pintar akan lebih efisien dengan dukungan konektivitas internet ultra cepat dan stabil.
Peluncuran internet 10G menempatkan China jauh di depan negara-negara lain dalam hal kecepatan internet komersial. Sebagai perbandingan, Uni Emirat Arab dan Singapura yang dikenal sebagai negara dengan kecepatan internet tertinggi hanya mencatat angka sekitar 313 hingga 345 Mbps untuk broadband tetap.
Sementara itu, banyak negara lain, termasuk Indonesia, masih berjuang mengembangkan jaringan 5G. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, 5G baru tersedia secara terbatas, sedangkan di wilayah timur Indonesia seperti Ambon, layanan 5G bahkan belum tersedia sama sekali. Kondisi jaringan 4G yang fluktuatif dan mahal menjadi tantangan tersendiri.
Internet 10G bukan hanya soal kecepatan. Ia menjadi fondasi bagi masa depan digital yang sepenuhnya terkoneksi. Teknologi ini memungkinkan pengembangan smart home, smart city, kendaraan tanpa pengemudi, hingga ekosistem metaverse.
Negara yang lebih dulu menguasai teknologi jaringan seperti ini akan memiliki keunggulan signifikan dalam ekonomi digital, keamanan siber, dan posisi geopolitik global. Oleh karena itu, peluncuran internet 10G oleh China tidak hanya berdampak secara teknis, tetapi juga strategis.
Bagi Indonesia, kemajuan ini seharusnya menjadi alarm sekaligus inspirasi. Pemerintah memang telah menggulirkan program transformasi digital dan pembangunan jaringan fiber optik serta satelit. Namun, tantangannya kini adalah implementasi yang cepat dan merata, terutama di daerah tertinggal.
Tanpa percepatan pembangunan infrastruktur digital, jurang kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan akan semakin dalam. Pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta harus bersinergi untuk membawa seluruh Indonesia masuk dalam peta digital global, bukan sekadar menjadi penonton dalam revolusi teknologi berikutnya.