May 14, 2025 By Rio Baressi
14 Mei 2025 – Festival Film Cannes 2025 resmi memberlakukan aturan baru yang kontroversial namun tegas terkait busana di karpet merah. Larangan terhadap “naked dress” dan pakaian bervolume besar menuai sorotan global, memicu perdebatan antara kebebasan berekspresi dan etika publik.
Dalam pembukaan resmi festival pada 13 Mei 2025, panitia mengumumkan bahwa busana transparan yang memperlihatkan bagian tubuh sensitif kini tidak diperkenankan tampil di karpet merah. Keputusan ini menandai berakhirnya era “naked dress” yang sebelumnya mendominasi momen fashion Cannes selama bertahun-tahun.
“Untuk alasan kesopanan, tampil telanjang dilarang di red carpet Cannes 2025, serta di area festival lainnya,” bunyi pernyataan resmi seperti dikutip dari The Hollywood Reporter.
Contoh konkret pelanggaran terdahulu termasuk gaya daring dari Bianca Censori di ajang Grammy dan aksi demonstran bertelanjang dada di Cannes tahun 2022. Sementara itu, gaun menerawang Bella Hadid dari Saint Laurent yang viral tahun lalu kini menjadi salah satu simbol fashion yang dilarang.
Pakaian dengan ekor panjang dan desain bervolume kini juga masuk dalam daftar larangan. Festival menilai, busana semacam ini menghambat pergerakan para tamu dan memperumit pengaturan tempat duduk di ruang pemutaran.
Kritikus budaya Louis Pisano menyatakan, “Mereka mengambil tempat paling banyak di karpet merah dan semua orang akan berdesakan. Ada 2.000, 3.000 orang yang harus masuk ke teater ini.” Komentar ini menggambarkan dampak logistik yang menjadi pertimbangan penting di balik regulasi terbaru tersebut.
Aturan mendadak ini sontak mengejutkan banyak penata gaya. Rose Forde, seorang stylist terkemuka, bahkan mengetahui kabar ini bukan dari panitia, melainkan dari media sosial.
“Cannes selalu ketat dalam hal etiket berpakaian, jadi saya tidak terlalu terkejut. Tapi pengumuman dadakan ini cukup mengganggu,” ungkap Forde kepada Vogue.
Banyak desainer dan rumah mode yang sudah merancang gaun jauh-jauh hari kini harus mengatur ulang strategi mereka. Cannes dikenal sebagai panggung fashion penting dengan potensi earned media value yang tinggi bagi brand-brand couture global.
Larangan ini menuai kritik dari sejumlah pihak yang melihatnya sebagai pembatasan terhadap kebebasan berekspresi dalam berbusana. Louis Pisano menyebut aturan ini sebagai “langkah konservatif,” sementara Forde menilai pembatasan ini berpotensi mengganggu esensi artistik Cannes itu sendiri.
“Saya paham logika untuk menjaga fokus pada film, tetapi ini adalah festival tentang ekspresi artistik. Seharusnya seniman dapat mengekspresikan diri dengan gaya apapun,” kata Forde.
Selain itu, Cannes juga memiliki sejarah panjang dengan aturan busana yang bias gender. Larangan penggunaan sepatu datar yang dianggap tidak “elegan” sempat menjadi perdebatan, menyoroti tekanan berbeda yang dihadapi wanita di ajang ini.
Sebagai festival film paling prestisius di dunia, Cannes memiliki tanggung jawab membentuk narasi budaya pop global. Namun, aturan baru ini menimbulkan pertanyaan: apakah Cannes mempertahankan glamor dan elegansi, atau justru mengorbankan kebebasan berekspresi dan keberagaman gaya?
Yang pasti, karpet merah Cannes 2025 akan terlihat sangat berbeda. Gaun dramatis, transparan, dan berekor panjang kemungkinan besar tergantikan oleh siluet sederhana, tertutup, dan sopan.
Related Tags & Categories :