April 23, 2025 By Reynaldi Aditya Ramadhan
23 April 2025 – Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka pernah menjadi contoh nyata tentang infrastruktur megah yang kurang optimal. Sejak diresmikan pada 2015, bandara ini banyak dikritik karena rendahnya tingkat okupansi penerbangan. Fasilitas yang dibangun dengan investasi besar tersebut sempat menjadi beban karena minimnya aktivitas penerbangan komersial. Kini, pemerintah Indonesia mengambil langkah besar untuk mengubah nasib bandara ini dengan menjadikannya pusat perawatan pesawat berstandar internasional. Transformasi ini bukan sekadar untuk menghidupkan kembali aktivitas bandara, tetapi juga diarahkan untuk memperkuat kemandirian industri kedirgantaraan nasional dan meningkatkan daya saing sektor penerbangan.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan, lokasi Kertajati sangat strategis. Bandara ini terletak di antara Bandung, Cirebon, Subang, dan Majalengka, menjadikannya simpul konektivitas udara yang ideal di Jawa Barat. Selain itu, ketersediaan lahan luas membuka peluang besar untuk pengembangan fasilitas skala besar seperti Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) dan Aerospace Park.
Saat ini, 46 persen pesawat nasional masih melakukan perawatan di luar negeri. Dengan mengembangkan Kertajati menjadi pusat MRO terintegrasi, Indonesia diharapkan mampu menekan biaya operasional maskapai dan meningkatkan efisiensi industri penerbangan nasional.
Proyek utama dalam transformasi ini adalah pembangunan Kertajati Aircraft Maintenance Center (KAMC) seluas 84,2 hektare. Ini adalah bagian dari megaproyek Kertajati Aerocity yang membentang di lahan seluas 3.480 hektare. Fasilitas ini tidak hanya akan melayani pesawat komersial, tetapi juga helikopter (rotary wing) dan ke depannya fixed wing aircraft.
Kolaborasi antara pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, BUMN seperti GMF AeroAsia, hingga swasta dan akademisi menjadi kunci dalam mewujudkan proyek ini. Kertajati juga telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 serta peta jalan industri kedirgantaraan 2025-2045.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyoroti pentingnya proyek ini dalam membangun kemandirian industri dirgantara nasional. Selain mengoptimalkan pemanfaatan bandara, proyek ini juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta menjadi magnet investasi global.
Tak hanya membangun infrastruktur fisik, pemerintah juga menggarap aspek konektivitas transportasi, penyusunan master plan MRO, dan pengembangan kawasan ekonomi khusus di sekitar Kertajati.
Dalam jangka panjang, Bandara Kertajati diproyeksikan bukan hanya sebagai hub penerbangan, tetapi sebagai “aerocity” berkelas dunia. Rencana pengembangan mencakup terminal penumpang baru, kawasan komersial dan e-commerce hub, serta integrasi antarmoda transportasi.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menekankan bahwa orkestrasi antar semua pihak adalah kunci utama. Bandara Kertajati ini diproyeksikan menjadi pusat industri kedirgantaraan internasional yang memperkuat kontribusi Indonesia dalam industri penerbangan dunia.
—
Transformasi Bandara Kertajati menjadi pusat bengkel pesawat terbesar di Indonesia bukan sekadar proyek fisik. Ini adalah simbol kebangkitan industri kedirgantaraan nasional. Dari bandara yang dulu sepi, Kertajati kini melangkah menjadi pemain penting dalam percaturan industri global. Dengan komitmen kuat, kolaborasi lintas sektor, dan visi jangka panjang, Bandara Kertajati diharapkan menjadi kisah sukses tentang bagaimana Indonesia bisa mengubah tantangan menjadi peluang emas untuk masa depan.
Related Tags & Categories :