February 19, 2025 By jay
19 Februari 2025 – Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah berdampak langsung pada dunia olahraga. Salah satu imbasnya adalah pemulangan hampir 80 atlet yang tengah menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Pusat Pelatihan Atletik Pangalengan, Jawa Barat. Keputusan ini menuai perhatian dari berbagai pihak, termasuk Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Apa sebenarnya yang terjadi, dan bagaimana respons Menpora terhadap kebijakan ini?
Dalam rangka penghematan belanja negara, pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi anggaran di berbagai kementerian, termasuk Kemenpora. Dari total anggaran Kemenpora sebesar Rp2,3 triliun pada 2025, pemangkasan sebesar Rp1,4 triliun dilakukan. Pemotongan ini berdampak signifikan terhadap berbagai program olahraga, termasuk pelatnas atletik.
Situasi ini bukan pertama kali terjadi. Beberapa negara lain juga pernah melakukan efisiensi anggaran di sektor olahraga ketika menghadapi tekanan ekonomi. Namun, kebijakan seperti ini harus disertai solusi agar tidak menghambat pembinaan atlet nasional.
Menurut PB PASI, anggaran yang dibutuhkan untuk operasional pelatnas di Pangalengan mencapai Rp1,1 miliar per bulan. Sejak November 2024, atlet-atlet dari berbagai daerah sudah mengikuti pelatihan intensif di sana untuk persiapan SEA Games dan Asian Games.
Namun, karena keterbatasan dana, PB PASI harus mengambil keputusan berat dengan memulangkan atlet-atlet tersebut. Beberapa dari mereka masih berusaha berlatih secara mandiri, tetapi tanpa dukungan fasilitas dan pendanaan yang memadai, persiapan mereka tentu akan terganggu. Ini bisa berdampak pada prestasi Indonesia di ajang internasional.
Menpora Dito Ariotedjo membantah bahwa penghentian pelatnas semata-mata karena efisiensi anggaran. Ia menjelaskan bahwa pelatnas memang mengalami jeda sebagai bagian dari evaluasi tahunan yang biasa dilakukan pada akhir Januari.
“Kami tetap berkomitmen untuk mendukung atlet dan pelatih dengan strategi yang lebih efektif dan terarah. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada digunakan dengan maksimal,” ujar Dito.
Ia juga menegaskan bahwa Kemenpora akan lebih selektif dalam mendukung cabang olahraga yang memiliki prospek tinggi di SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
PB PASI saat ini berupaya mencari solusi dengan menggandeng sponsor dan mitra swasta untuk tetap melanjutkan program pelatihan bagi para atlet. Mereka berharap ada dukungan tambahan dari berbagai pihak agar pembinaan atlet tidak terganggu.
Ke depan, kebijakan efisiensi anggaran di sektor olahraga perlu ditinjau kembali agar tidak menghambat regenerasi atlet nasional. SEA Games 2025 sudah di depan mata, dan Indonesia harus tetap bersiap agar bisa bersaing dengan negara lain.
Related Tags & Categories :