Leet Media

Astronom Arab Saudi Memprediksi Tahun 2030 Umat Muslim akan Merasakan Ramadhan 2 kali, Ini Penjelasannya!

February 8, 2025 By jay

Sumber: Kompas.com

8 Februari 2025 – Pada tahun 2030, umat Muslim di seluruh dunia akan mengalami fenomena langka, yaitu menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebanyak dua kali dalam satu tahun kalender Masehi.

Apa yang Menyebabkan Ramadhan Dua Kali dalam Satu Tahun?

Fenomena ini dijelaskan oleh astronom Arab Saudi, Khaled al-Zaqaq, yang menyebut bahwa perbedaan sistem kalender Hijriah dan Gregorian menjadi penyebab utama. Kalender Hijriah didasarkan pada siklus bulan, sedangkan kalender Gregorian mengacu pada perjalanan bumi mengelilingi matahari.

Kalender Hijriah memiliki 354 atau 355 hari, lebih pendek 10–11 hari dibandingkan dengan kalender Gregorian yang memiliki 365 hari. Akibat perbedaan ini, bulan Ramadhan secara bertahap bergeser dan akan jatuh dua kali dalam satu tahun Masehi setiap 30–33 tahun sekali.

Jadwal Ramadhan 2030 dan Durasi Puasa

Menurut prediksi, Ramadhan 1451 H akan dimulai pada 5 Januari 2030, sedangkan Ramadhan 1452 H diperkirakan jatuh pada 26 Desember 2030. Artinya, umat Islam akan menjalankan puasa selama total sekitar 36 hari dalam satu tahun tersebut:

Fenomena serupa sebelumnya terjadi pada tahun 1997 dan 1965, serta diperkirakan akan terjadi lagi pada tahun 2063.

Siklus dan Musim Ramadhan

Fenomena dua kali Ramadhan dalam satu tahun merupakan bagian dari siklus panjang sekitar 32 tahun. Ramadhan yang dimulai pada 1449 H (2028) akan berlangsung di tengah musim dingin, memberikan durasi puasa yang lebih pendek. Sebaliknya, Ramadhan pada tahun 1466 H (2044) akan dimulai pada puncak musim panas, menghasilkan durasi puasa terpanjang.

Durasi puasa Ramadhan bervariasi berdasarkan musim dan lokasi geografis, karena puasa dilakukan dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa lebih panjang terjadi saat musim panas, terutama di wilayah dengan siang yang lebih panjang.

Metodologi Penentuan Ramadhan

Dalam menentukan awal bulan Ramadhan, metode rukyatul hilal (pengamatan bulan) menjadi dasar penetapan dalam kalender Hijriah. Menurut kitab Fathul Qodir, jika hilal terlihat di satu wilayah, maka seluruh Muslim di wilayah lain wajib mengikuti keputusan tersebut, terlepas dari perbedaan waktu.

Astronom Saudi Khaled al-Zaqaq menambahkan bahwa kalender lunar Islam dan kalender matahari Gregorian berjalan secara terpisah. Perbedaan ini menyebabkan bulan suci Ramadhan dapat jatuh di musim yang berbeda setiap tahun.

Sejarah dan Prediksi Peristiwa Serupa

Fenomena dua kali Ramadhan dalam satu tahun telah tercatat beberapa kali dalam sejarah modern:

Selain itu, pada tahun 2033, umat Muslim juga akan merayakan Idul Fitri dua kali dalam satu tahun kalender Masehi, yaitu Idul Fitri pertama diprediksi terjadi pada 1 Syawal 1454 Hijriah atau sekitar Senin, 3 Januari 2033 dan Idul Fitri kedua diprediksi terjadi pada 1 Syawal 1454 Hijriah atau sekitar Jumat, 23 Desember 2033.

Menjadi Momen Unik dan Istimewa

Tahun 2030 akan menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dua kali Ramadhan dalam satu tahun bukan hanya fenomena astronomi, tetapi juga pengingat akan keunikan sistem kalender Hijriah yang didasarkan pada siklus bulan. Dengan perbedaan durasi puasa di musim dingin dan musim panas, umat Islam dapat merasakan keragaman pengalaman spiritual dalam menjalankan ibadah puasa.

Fenomena ini juga mengajarkan pentingnya memahami perbedaan sistem kalender dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kehidupan religius dan budaya umat Islam di seluruh dunia.