May 24, 2025 By RB
24 Mei 2025 – Penemuan mengejutkan datang dari dasar laut Selat Madura, tempat ditemukannya fosil manusia purba jenis Homo erectus yang berusia sekitar 140.000 tahun. Temuan ini tidak hanya menambah catatan sejarah evolusi manusia di Asia Tenggara, tetapi juga membuka kemungkinan adanya interaksi budaya antara spesies hominin yang berbeda pada masa Pleistosen.
Tim peneliti internasional yang dipimpin Universitas Leiden bersama sejumlah lembaga dari Indonesia menemukan dua fragmen tengkorak Homo erectus dari dasar laut di Selat Madura, antara Pulau Jawa dan Madura. Penemuan dilakukan selama proyek reklamasi pada 2014–2015 yang mengangkat sekitar 5 juta meter kubik pasir laut.
Di lokasi tersebut, para arkeolog juga menemukan lebih dari 6.372 sisa tulang hewan, termasuk dari 36 spesies vertebrata. Ini menjadi penemuan fosil vertebrata pertama dari dasar laut Indonesia. Fosil ditemukan di lembah sungai purba yang telah lama tertimbun pasir dan kini terendam laut, wilayah yang dulunya dikenal sebagai Sundaland.
Untuk menentukan usia fosil dan lapisan tanah tempat mereka ditemukan, para peneliti menggunakan teknik Optically Stimulated Luminescence (OSL) atau pendaran cahaya terstimulasi optik. Metode ini menunjukkan bahwa lembah tersebut dipenuhi endapan antara 163.000 hingga 119.000 tahun lalu, menempatkan fosil dalam masa glasial kedua terakhir.
Dr. Harold Berghuis, arkeolog dari Universitas Leiden yang memimpin penelitian ini, menyatakan:
“Kami telah berhasil menentukan umur fosil itu sekitar 140.000 tahun yang lalu.”
Lebih lanjut, analisis menunjukkan adanya bekas potongan dan patahan pada tulang-tulang hewan seperti kura-kura dan sapi. Ini menjadi indikasi kuat adanya aktivitas berburu dan konsumsi daging serta sumsum tulang oleh Homo erectus.
Salah satu temuan paling menarik adalah strategi berburu yang dilakukan oleh Homo erectus di wilayah ini. Mereka secara selektif memburu hewan dari keluarga bovid (seperti kerbau atau sapi) yang masih dalam masa produktif, strategi yang umumnya diasosiasikan dengan manusia modern.
Menurut Berghuis:
“Cara hidup seperti ini tidak kami ketahui sebelumnya pada populasi Homo erectus di Jawa, tetapi kami mengenalinya pada populasi jenis-jenis manusia yang lebih modern di benua Asia.”
Hal ini membuka kemungkinan adanya kontak budaya atau bahkan percampuran genetik antara Homo erectus dan kelompok hominin lain seperti Denisovan atau Neanderthal, yang lebih modern.
Temuan ini memberikan gambaran tentang ekosistem yang dulunya sangat kaya. Sundaland pada masa itu menyerupai sabana Afrika dengan padang rumput kering, hutan sempit di sepanjang sungai besar, dan dihuni oleh gajah, badak, hiu sungai, komodo, dan sapi liar. Banyak dari spesies tersebut kini punah atau sangat terancam.
Berghuis menjelaskan:
“Sebagian besar Sundaland kini telah tenggelam, membentuk Laut Jawa, Laut Cina Selatan, dan Selat Madura. Sebelumnya belum pernah ditemukan fosil di wilayah tersebut.”
Sebelum penemuan ini, banyak ilmuwan menganggap Homo erectus yang ditemukan di Jawa hidup terisolasi selama ratusan ribu tahun. Namun, bukti baru dari Selat Madura membantah asumsi tersebut dan menunjukkan bahwa mereka menghuni dataran luas yang saling terhubung dan kemungkinan besar menjalin kontak dengan populasi lain.
Menurut Sofwan Noerwidi dari BRIN:
“Penemuan penting hasil penelitian kolaborasi ini merupakan bukti pertama persebaran Homo erectus di dataran rendah nan luas, Paparan Sunda, yang saat ini terendam di bawah permukaan laut, di Selat Madura.”
Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi lintas negara dan lintas disiplin antara:
Fosil Homo erectus dari Selat Madura memperkaya pemahaman tentang keragaman dan persebaran manusia purba di Asia Tenggara. Penemuan ini juga menandai tonggak baru dalam arkeologi bawah laut Indonesia dan membuka peluang eksplorasi lebih lanjut di wilayah terendam lainnya.
Koleksi fosil kini disimpan di Museum Geologi Bandung dan direncanakan untuk dipamerkan ke publik. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu kunci dalam pemahaman sejarah evolusi manusia global.
Related Tags & Categories :