December 11, 2025 By pj

11 Desember 2025 – Art Basel Miami kembali menjadi panggung bagi karya seni provokatif yang menantang batas antara teknologi, kreativitas, dan kritik sosial. Tahun ini, instalasi “Regular Animals” karya Beeple menarik perhatian besar berkat deretan anjing robot berkepala tokoh terkenal yang menghasilkan karya seni langsung di lantai pameran. Dengan pendekatan eksperimental, proyek ini memadukan robotik, kecerdasan buatan, fotografi generatif, hingga kritik terhadap dominasi teknologi dalam membentuk cara manusia melihat dunia.

Di lantai Art Basel Miami, para pengunjung dikejutkan oleh pemandangan unik. Robot quadrupeds berjalan berkeliling dengan wajah silikon hiper-realistis dari tokoh dunia seperti Elon Musk, Andy Warhol, Mark Zuckerberg, Pablo Picasso, Jeff Bezos, hingga dua versi Beeple sendiri.
Setiap robot sesekali menengadah dan mengeluarkan cetakan gambar dari bagian belakang tubuhnya sembari memunculkan tulisan “poop mode” di layar kecil pada punggung mereka. Keanehan visual ini membuat pengunjung tertarik, terkejut, sekaligus bingung. Reaksi publik pun beragam, mulai dari terganggu dan menganggap ini seni yang brilian.
Beeple, atau Mike Winkelmann, secara langsung berada di arena instalasi pada hari pertama pameran. Keberadaannya di antara para tokoh besar yang wajahnya tampil pada robot buatannya, Ia merasa dirinya bukan figur seterkenal atau seikonik para tokoh-tokoh tersebut.
Setiap robot menangkap gambar lingkungan sekitar dan mengubah foto tersebut menjadi interpretasi visual yang relevan dengan gaya tokoh yang diwakilinya. Ia juga menyoroti bagaimana para tokoh teknologi ini memengaruhi cara masyarakat melihat dunia:
Melalui proyek ini, Beeple mengangkat pertanyaan besar tentang bagaimana kecerdasan buatan dan algoritma mempersempit atau mengubah persepsi publik.
Karya yang keluar dari anjing-anjing robot tersebut bukan hanya sekadar cetakan foto, melainkan juga NFT. Selama pameran berlangsung, robot-robot ini diprogram untuk menghasilkan lebih dari 1000 prints yang mewakili sudut pandang gaya visual masing-masing tokoh.
Beeple menulis bahwa robot-robot itu terus menerus menangkap foto dan mengurutkan foto-foto tersebut untuk mendapati foto yang paling menarik dan kemudian menggambarkan ulang foto tersebut dengan pandangan mereka menggunakan AI.
Pendekatan ini menyatukan fotografi generatif, kecerdasan buatan, dan interaksi langsung dengan penonton sebagai bagian dari proses penciptaan karya.
Reaksi pengunjung dan warganet sangat beragam, mulai dari yang menyebutnya menyeramkan dan aneh, hingga komentar yang menyebut instalasi tersebut sebagai metafora yang sempurna dalam menggambarkan kapitalisme.
Beeple sendiri menyampaikan pandangannya mengenai pergeseran dominasi visual dalam budaya digital modern. Ia mengatakan, “Dulu kita melihat dunia diinterpretasikan melalui sudut pandang seniman, namun kini Mark Zuckerberg dan Elon, khususnya, mengontrol sebagian besar cara kita memandang dunia”
Dengan menempatkan para tokoh teknologi sebagai anjing robot yang “memuntahkan” karya seni, Beeple secara satir menunjukkan bagaimana algoritma kini mengambil posisi sebagai kurator utama dalam pengalaman visual masyarakat.
Meskipun terlihat eksentrik, robot-robot ini nyatanya berhasil terjual habis pada jam pertama pameran, masing-masing seharga 100.000 dolar AS.
Menariknya, setiap robot memiliki “masa hidup metaforis” Robot-robot itu hanya akan aktif memproduksi karya seni selama tiga tahun. Setelah itu, mereka tetap bisa bergerak, tetapi tidak lagi bisa mengambil foto atau mencetak “memori”.
Dengan menggabungkan robotik, AI, NFT, dan performativitas, “Regular Animals” bukan sekadar instalasi, tetapi gambaran masa depan seni yang lebih interaktif, hidup, serta memprovokasi pemikiran publik tentang relasi manusia dan teknologi.