Leet Media

Amerika Resmi Serang Iran, Bombardir 3 Situs Nuklir

June 22, 2025 By A G

22 Juni 2025 – Konflik Timur Tengah mencapai fase baru yang mengkhawatirkan ketika Amerika Serikat secara resmi melancarkan serangan militer terhadap Iran. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa pasukan AS telah berhasil menyerang tiga fasilitas nuklir utama Iran pada Sabtu malam (21/6/2025), menandai keterlibatan langsung Amerika dalam konflik yang sebelumnya hanya melibatkan Israel dan Iran.

Dalam pengumuman melalui media sosial Truth Social, Trump menyatakan: “Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat kini telah keluar dari wilayah udara Iran.”

Target Strategis: Tiga Fasilitas Nuklir Vital Iran

Source: Detik.com

Fordow: Benteng Bawah Tanah yang “Tak Tertembus”

Fasilitas nuklir Fordow menjadi target utama serangan Amerika. Berlokasi ratusan meter di bawah permukaan tanah, Fordow selama ini dianggap sebagai salah satu instalasi paling aman Iran. Trump mengklaim bahwa “muatan penuh bom” telah dijatuhkan di situs ini.

Fasilitas yang terletak di Provinsi Qom ini memerlukan teknologi militer canggih untuk dihancurkan. Menurut pejabat AS dan Israel, hanya pesawat pengebom siluman B-2 Amerika yang mampu membawa bom GBU-57 seberat 15.000 kilogram yang dirancang khusus untuk menembus lapisan tanah hingga 60 meter sebelum meledak.

“Bom jenis ini bisa dijatuhkan berturut-turut, menciptakan efek seperti bor yang menembus bunker bawah tanah,” jelas seorang pejabat pertahanan kepada media AS.

Natanz dan Esfahan: Jantung Program Nuklir Iran

Selain Fordow, dua fasilitas lain yang menjadi sasaran adalah Natanz dan Esfahan. Natanz merupakan salah satu pusat pengayaan uranium Iran yang sebelumnya juga telah diserang Israel pada 13 Juni lalu. Sementara Esfahan diyakini menjadi tempat penyimpanan uranium yang diperkaya dengan tingkat kemurnian mendekati standar senjata nuklir.

Serangan terhadap ketiga lokasi ini menunjukkan strategi AS untuk melumpuhkan kemampuan nuklir Iran secara komprehensif, dari fasilitas produksi hingga penyimpanan bahan nuklir.

Respons Iran: Deklarasi Perang dan Serangan Balasan

IRGC Nyatakan Perang Terbuka

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) langsung merespons serangan AS dengan menyatakan perang. Pernyataan tegas ini menandai eskalasi besar dari konflik Iran-Israel yang dimulai pada 13 Juni menjadi konflik terbuka melawan Amerika Serikat.

“Ini bukan lagi sekadar saling serang. Ini sudah masuk fase perang terbuka,” ujar seorang analis Timur Tengah kepada Euronews.

Iran telah membuktikan kemampuan serangan balasannya melalui Operasi True Promise III. IRGC mengklaim berhasil menargetkan 14 situs militer dan industri strategis Israel, termasuk Menara Sail di Haifa yang menampung Laboratorium AI12 militer Israel, Pembangkit Listrik Hadera, dan Pangkalan Udara Uda.

Ancaman Terhadap Pemasok Senjata Israel

Iran juga memperluas target potensialnya dengan menganggap negara mana pun yang mengirimkan peralatan militer atau radar ke Israel sebagai “target sah serangan balasan.” Pernyataan ini secara tidak langsung mengarah pada Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang mendukung Israel.

Konteks dan Kronologi Konflik

Source: Antara News

Akar Konflik: Serangan Israel 13 Juni

Konflik bermula ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran pada Jumat (13/6/2025) ke sejumlah target strategis di Iran. Israel berdalih bahwa serangan tersebut merupakan upaya untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran konsisten menegaskan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.

Korban dan Dampak Humaniter

Data terbaru menunjukkan dampak humaniter yang signifikan dari konflik ini. Di Iran, sedikitnya 430 orang tewas dan lebih dari 3.500 lainnya terluka akibat serangan Israel. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak menurut Kementerian Kesehatan Iran.

Di sisi Israel, lebih dari 25 orang dilaporkan tewas akibat serangan rudal Iran, dengan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

Implikasi Regional dan Global

Israel Naikkan Status Siaga Tertinggi

Menanggapi keterlibatan AS dan ancaman Iran, Israel langsung menaikkan status siaga ke tingkat tertinggi. Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan pembatalan seluruh kegiatan pendidikan, acara publik, dan aktivitas kerja non-esensial.

Evakuasi Warga Amerika

Sebagai langkah antisipasi, sekitar 70 warga Amerika telah dievakuasi melalui udara dari Tel Aviv ke Athena pada hari Sabtu, menunjukkan keseriusan situasi keamanan di kawasan.

Aktivasi Pertahanan Udara Iran

Sistem pertahanan udara Iran diaktifkan di berbagai kota, termasuk Qom, Isfahan, Kashan, dan Teheran. Warga melaporkan mendengar ledakan keras di beberapa lokasi, menandakan intensitas serangan yang dilakukan.

Perubahan Strategi Trump

Awalnya, Trump menyatakan akan memutuskan keterlibatan AS dalam konflik dalam dua minggu ke depan. Namun, keputusan untuk menyerang datang hanya dua hari kemudian, menunjukkan percepatan dramatis dalam pengambilan keputusan strategis.

Sekretaris Pers Karoline Leavitt sebelumnya menegaskan bahwa Trump masih membuka peluang bagi jalur diplomasi. Namun, serangan militer ini menunjukkan bahwa opsi militer dipilih setelah Ayatollah Ali Khamenei menolak seruan AS untuk menghentikan program nuklir.

Pidato Bersejarah Trump

Trump mengumumkan akan menyampaikan pidato nasional pada Minggu malam pukul 10 waktu setempat dari Gedung Putih. Ia menyebut pidatonya sebagai “momen bersejarah bagi Amerika Serikat, Israel, dan dunia,” sembari menegaskan bahwa “kini saatnya Iran menghentikan konflik.”

Titik Balik Geopolitik Timur Tengah

Serangan Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran menandai titik balik signifikan dalam dinamika geopolitik Timur Tengah. Keterlibatan langsung AS mengubah konflik bilateral Israel-Iran menjadi konfrontasi yang melibatkan kekuatan superpower.

Dengan Iran yang menyatakan perang dan mengancam target-target regional, dunia kini menghadapi risiko eskalasi konflik yang dapat meluas beyond Timur Tengah. Kemampuan militer canggih yang ditunjukkan AS dalam menembus pertahanan Iran yang berlapis mengirimkan pesan kuat, namun juga membuka potensi respons yang lebih destruktif dari Iran dan sekutunya.

Langkah selanjutnya akan sangat menentukan apakah konflik ini dapat diredam melalui diplomasi atau akan berkembang menjadi perang terbuka yang lebih luas di kawasan. Satu hal yang pasti: dinamika kekuatan di Timur Tengah telah berubah secara fundamental, dan dunia sedang menyaksikan salah satu momen paling kritis dalam sejarah modern kawasan tersebut.