Leet Media

Alami Hipotermia, Dua Pendaki Puncak Carstensz dari Rombongan Fiersa Besari Meninggal Dunia

March 2, 2025 By Rio Baressi

Sumber: Liputan.com

2 Maret 2025 – Pendakian ke Puncak Carstensz, gunung tertinggi di Indonesia, menjadi perjalanan penuh duka ketika dua pendaki perempuan, Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia akibat hipotermia. Musisi sekaligus penulis Fiersa Besari, yang turut dalam rombongan pendakian, mengungkapkan kesedihannya melalui unggahan di media sosial.

Kronologi Peristiwa: Dua Pendaki Meninggal Dunia di Puncak Carstensz

Kejadian tragis ini terjadi pada 28 Februari 2025 ketika rombongan yang terdiri dari sepuluh pendaki dan lima pemandu mendaki puncak setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Setelah mencapai puncak, kondisi cuaca yang ekstrem menjadi tantangan berat bagi para pendaki saat perjalanan turun.

Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono mengalami gejala hipotermia akibat suhu dingin yang ekstrem. Menurut laporan, keduanya sempat mendapat pertolongan dari tim pemandu dan rekan pendaki lainnya, tetapi nyawa mereka tidak tertolong. Jenazah mereka kemudian dievakuasi ke Lembah Kuning, pos pendakian yang berada di ketinggian sekitar 4.200 mdpl.

Fiersa Besari dan Rombongan Pendakian

Ketua Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), Rahman Mukhlis, membenarkan bahwa Lilie dan Elsa merupakan bagian dari rombongan pendakian yang juga diikuti oleh Fiersa Besari. Selain Fiersa, rombongan tersebut terdiri dari Indira Alaika, Furki, Saroni, Ludy Hadiyanto, serta pendaki asal Rusia dan Turki. Mereka didampingi oleh pemandu gunung berpengalaman.

Fiersa Besari sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai kejadian ini. Namun, ia menunjukkan kesedihannya melalui unggahan di Instagram Story dengan tampilan layar hitam dan emoji hati yang patah.

Evakuasi Jenazah dan Dampak Kejadian

Jenazah Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono dievakuasi menggunakan helikopter ke Timika sebelum akhirnya dipulangkan ke Jakarta. Proses evakuasi dilakukan dengan kerja sama antara tim pendakian, kepolisian, dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).

Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi komunitas pendaki tentang bahaya hipotermia dan penyakit ketinggian (Acute Mountain Sickness/AMS). Puncak Carstensz dikenal memiliki cuaca ekstrem, sehingga persiapan fisik, peralatan, dan pemahaman tentang kondisi medis sangat penting bagi setiap pendaki.

Apa Itu Hipotermia dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh seseorang turun di bawah 35 derajat Celsius, menyebabkan tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Gejala awal meliputi menggigil hebat, kelelahan ekstrem, kebingungan, dan kehilangan kesadaran jika tidak segera ditangani.

Untuk mencegah hipotermia selama pendakian, beberapa langkah penting yang harus diperhatikan meliputi:

  1. Menggunakan pakaian berlapis – Memakai pakaian berbahan thermal, jaket tahan air, dan perlengkapan lainnya yang dapat menjaga suhu tubuh tetap hangat.
  2. Menghindari dehidrasi – Minum air yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi, karena dehidrasi dapat mempercepat penurunan suhu tubuh.
  3. Mengatur kecepatan pendakian – Tidak memaksakan diri untuk bergerak cepat, terutama di ketinggian tinggi.
  4. Membawa perlengkapan darurat – Seperti kantong tidur (sleeping bag) khusus untuk suhu ekstrem, flysheet, dan alat pemanas darurat.

Tragedi yang menimpa Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono menjadi peringatan bagi para pendaki akan risiko besar yang dapat terjadi di gunung bersuhu ekstrem seperti Puncak Carstensz. Kesedihan yang dirasakan oleh Fiersa Besari dan komunitas pendaki menunjukkan bahwa kejadian ini bukan hanya duka bagi keluarga korban, tetapi juga bagi dunia pendakian Indonesia.

Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pendaki untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan ekspedisi ke puncak-puncak ekstrem. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap perjalanan mendaki.

Related Tags & Categories :

highlight