Leet Media

54 Pasangan Palestina Menikah Massal Menghidupkan Harapan di Tengah Reruntuhan Perang

December 4, 2025 By pj

4 Desember 2025 – Di tengah puing-puing bangunan yang hancur akibat perang, pernikahan massal 54 pasangan di Gaza menghadirkan secercah kehidupan baru. Prosesi yang digelar di Khan Younis ini menjadi simbol ketahanan dan harapan masyarakat Palestina yang tetap menjaga tradisi meski dilanda tragedi berkepanjangan. Acara tersebut menggambarkan bahwa cinta dan identitas budaya tetap hidup bahkan ketika wilayah itu terus dihimpit krisis kemanusiaan.

Harapan Baru di Khan Younis

Eman Hassan dan Hikmat Lawwa menjadi salah satu pasangan yang berjalan bergandengan tangan melewati reruntuhan kota. Eman tampil anggun dengan busana tradisional Palestina, sementara Hikmat mengenakan jas klasik sederhana. Mereka bergabung bersama 54 pasangan lain yang akhirnya dapat menikah setelah dua tahun konflik membuat upacara adat ini hampir mustahil digelar.

Warga mengiringi prosesi dengan musik dan tarian tradisional, mengibarkan bendera Palestina sebagai tanda kebanggaan. Meski begitu, kebahagiaan ini tetap dibayangi kenyataan pahit: jutaan warga masih mengungsi, kota-kota rusak parah, dan bantuan kemanusiaan sulit masuk.

Kisah Ketabahan di Balik Senyum Para Pengantin

Bagi Hikmat, pernikahan ini adalah awal baru setelah masa-masa penuh duka.
“Setelah semua yang kami alami, kami ingin memulai hidup yang baru,” ujarnya. “Insya Allah, ini menjadi awal dari berakhirnya perang, awal dari kedamaian.”

Namun tantangan belum berakhir. Hikmat dan Eman pernah mengungsi ke Deir al-Balah dan hingga kini masih berjuang memenuhi kebutuhan dasar seperti air bersih dan tempat tinggal.
“Dulu saya bermimpi punya rumah dan pekerjaan yang layak. Sekarang, impian saya hanya menemukan tenda untuk berteduh agar kami bisa memulai hidup,” kata Hikmat.

Di tengah prosesi, Eman tak kuasa menahan air mata saat mengingat keluarganya yang gugur.
“Sulit untuk merasakan sukacita setelah duka semacam itu. Tapi Insya Allah kami akan membangun kembali pelan-pelan,” ucapnya.

Dukungan Kemanusiaan dari UEA

Pernikahan massal ini berlangsung berkat dukungan Al Fares Al Shahim, lembaga kemanusiaan yang disokong Uni Emirat Arab. Selain perayaan sederhana, para pasangan menerima bantuan uang tunai dan perlengkapan awal rumah tangga. Upaya ini membantu mereka memulai hidup baru di tengah kondisi yang serba terbatas.

Bagi masyarakat Palestina, pernikahan bukan hanya perayaan cinta, melainkan tradisi penting yang menandai keberlanjutan identitas. Prosesi yang biasanya penuh kegembiraan ini sempat terhenti oleh perang, namun kini perlahan kembali digelar sebagai bentuk perlawanan terhadap hilangnya harapan.

Tradisi yang Tetap Hidup di Tengah Perang

Warga Gaza berbondong-bondong menyaksikan momen langka ini, bahkan sampai memanjat reruntuhan bangunan. Iringan mobil pengantin melaju melewati kota yang hancur sementara keluarga menari dan menyanyikan lagu tradisional, menolak tunduk pada kesedihan.

Bagi banyak pasangan, prosesi ini adalah bagian dari perjalanan panjang menuju kehidupan baru. Di tengah berbagai kehilangan, pernikahan massal menjadi ruang kecil yang menghadirkan kebahagiaan, sekaligus pengingat bahwa masyarakat Gaza terus berjuang untuk mempertahankan tradisi dan masa depan mereka.