December 22, 2024 By Amandira Maharani
22 Desember 2024 – Memperindah rumah dengan tanaman hias telah menjadi tren yang semakin populer, terutama karena kemampuannya dalam meningkatkan estetika ruangan dan kualitas udara. Namun, di balik keindahannya, beberapa tanaman hias justru menyimpan bahaya yang dapat mengancam kesehatan penghuni rumah, khususnya anak-anak dan hewan peliharaan. Artikel ini akan membahas lima tanaman hias yang sebaiknya dihindari untuk ditanam di dalam rumah.
Dieffenbachia atau yang lebih dikenal dengan nama Dumb Cane merupakan salah satu tanaman hias populer dengan daun hijau bercorak yang menarik. Meskipun tampak harmless, tanaman ini mengandung kristal kalsium oksalat yang sangat berbahaya. Penelitian yang dilakukan oleh Costa et al. (2019) mengungkapkan bahwa kontak dengan getah Dieffenbachia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, mulai dari iritasi kulit hingga kesulitan bernapas jika tertelan. Bagi pemilik hewan peliharaan seperti kucing dan anjing, risiko keracunan bahkan dapat terjadi meski hewan tersebut hanya mengonsumsi bagian kecil dari tanaman ini.
Oleander (Nerium oleander) merupakan tanaman berbunga yang memesona dengan kelopak-kelopak bunganya yang cantik. Sayangnya, di balik penampilannya yang menawan, Oleander menyimpan ancaman serius bagi kesehatan. Studi yang dilakukan oleh Langford dan Boor (1996) membuktikan bahwa tanaman ini mengandung glikosida jantung seperti oleandrin dan neriine yang sangat beracun. Bahkan dalam jumlah kecil, konsumsi bagian tanaman ini dapat memicu gejala berbahaya seperti aritmia jantung, mual, dan muntah. Keberadaannya di dalam rumah, termasuk di area balkon atau teras, dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan, terutama bagi keluarga dengan anak kecil.
Peace Lily (Spathiphyllum spp.) sering menjadi pilihan favorit pecinta tanaman hias karena perawatannya yang relatif mudah dan tampilan yang elegan. Namun, penelitian Spoerke dan Smolinske (1990) mengungkapkan bahwa tanaman ini mengandung kalsium oksalat yang dapat mengakibatkan iritasi saluran pencernaan jika tertelan. Selain itu, kontak langsung dengan tanaman ini juga berpotensi memicu reaksi kulit yang tidak menyenangkan.
English Ivy (Hedera helix) sering dimanfaatkan sebagai tanaman gantung untuk menambah nilai estetika ruangan. Meskipun demikian, Turner et al. (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa tanaman ini mengandung saponin yang dapat memicu reaksi alergi. Dampak negatif yang ditimbulkan meliputi dermatitis kontak dan gangguan pencernaan jika tidak sengaja tertelan.
Palem Sagu (Cycas revoluta) dengan penampilannya yang eksotis sering dijadikan pilihan untuk menghias ruangan. Namun, penelitian Matsuoka et al. (2001) mengungkap fakta mengejutkan bahwa tanaman ini mengandung cycasin, zat beracun yang dapat ditemukan di berbagai bagian tanaman, terutama bijinya. Konsumsi tanaman ini berisiko menyebabkan kerusakan hati akut, baik pada manusia maupun hewan. Yang lebih mengkhawatirkan, racun pada tanaman ini sangat sulit dinetralisir bahkan setelah melalui proses pencucian.
Keberadaan zat toksik pada tanaman-tanaman tersebut sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan alami untuk melindungi diri dari herbivora. Sayangnya, ketika tanaman ini ditempatkan di dalam ruangan, risiko kontak dengan manusia atau hewan peliharaan menjadi jauh lebih tinggi. Reif (2010) dalam penelitiannya menegaskan bahwa bahkan paparan dalam jumlah kecil terhadap tanaman beracun dapat memberikan dampak fatal, tergantung pada jenis dan kuantitas racun yang masuk ke dalam tubuh.
Meski menanam tanaman di rumah dapat menjadi hobi yang menyenangkan dan bermanfaat, penting untuk selektif dalam memilih jenis tanaman yang akan dihadirkan di dalam ruangan. Pemahaman mengenai karakteristik dan potensi bahaya dari setiap tanaman menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga.