March 20, 2025 By Reynaldi Aditya Ramadhan
20 Maret 2025 – Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) kembali membahas pengusulan sepuluh tokoh nasional untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional 2025. Di antara nama-nama yang diajukan, terdapat dua mantan Presiden Indonesia, yakni Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Gelar Pahlawan Nasional merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada individu yang telah memberikan jasa luar biasa bagi negara. Gelar ini dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia berdasarkan usulan dari berbagai pihak, melalui tahapan penelitian dan verifikasi ketat.
Setiap tahun, beberapa tokoh diajukan oleh masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga sosial untuk dinilai kelayakannya menjadi pahlawan nasional. Mereka yang terpilih biasanya memiliki kontribusi signifikan dalam perjuangan kemerdekaan, pembangunan bangsa, atau perlindungan hak asasi manusia.
Dari sepuluh nama yang diusulkan tahun ini, enam di antaranya merupakan nama yang telah diajukan sebelumnya, sementara empat lainnya adalah usulan baru. Berikut daftar lengkapnya:
Menurut Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih, usulan tahun ini mencerminkan keberagaman tokoh dari berbagai latar belakang dan daerah di Indonesia.
Pengusulan gelar Pahlawan Nasional bukan proses instan. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui:
Beberapa nama dalam daftar usulan ini menuai perdebatan, terutama pengusulan kembali Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Meskipun ia dikenal sebagai pemimpin yang membangun Indonesia selama lebih dari tiga dekade, periode pemerintahannya juga diwarnai dengan tuduhan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta pelanggaran HAM.
Di sisi lain, pengusulan Gus Dur lebih banyak mendapat dukungan. Sebagai Presiden ke-4 RI dan tokoh pluralisme, Gus Dur dikenal karena kebijakannya dalam memperjuangkan hak-hak minoritas, mencabut larangan perayaan Imlek, serta mengakui Konghucu sebagai agama resmi.
Sejumlah nama lain juga menarik perhatian, seperti Bisri Sansuri, seorang ulama besar yang berperan dalam pendidikan Islam di Indonesia, serta Midian Sirait, seorang pejuang hak asasi manusia yang aktif dalam perjuangan keadilan sosial.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyatakan bahwa pengusulan tahun ini dilakukan dengan semangat kerukunan dan persatuan. “Semangat Presiden saat ini adalah merangkul semua elemen bangsa, bukan mencari perpecahan,” ujarnya.
Tahap pengusulan kandidat ditutup pada 11 April 2025. Setelah itu, TP2GP akan melakukan sidang pleno untuk menentukan kandidat yang layak direkomendasikan kepada Presiden.
Jika Presiden menyetujui usulan ini, maka gelar Pahlawan Nasional akan diumumkan menjelang Hari Pahlawan pada 10 November 2025.
Pengusulan tokoh-tokoh ini menunjukkan bagaimana bangsa Indonesia terus menghargai jasa para pendahulu yang berkontribusi besar bagi negara. Namun, beberapa usulan juga memicu perdebatan di masyarakat. Kini, keputusan akhir ada di tangan Presiden.
Siapakah yang akan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional 2025? Kita tunggu keputusannya menjelang Hari Pahlawan!
Related Tags & Categories :