November 26, 2024 By Amandira Maharani
Indonesia, negara yang rawan bencana, terus berupaya meningkatkan sistem peringatan dini untuk meminimalisir dampak dan korban jiwa. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berkolaborasi dalam pengembangan Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan (SNPDK).
SNPDK mengintegrasikan tiga platform utama, yaitu Early Warning System (EWS) TV Digital, Disaster Prevention and Information System (DPIS), dan layanan pesan singkat (SMS). Sistem ini dirancang untuk mempermudah koordinasi dan penyebaran informasi peringatan dini kepada masyarakat.
Bagaimana SNPDK Bekerja?
Tantangan dan Perkembangan SNPDK
Saat ini, SNPDK masih dalam tahap pengembangan dan menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur yang menyebabkan peringatan dini baru bisa disampaikan 3 menit setelah kejadian. Pemerintah terus berupaya meningkatkan infrastruktur agar peringatan bisa dilakukan secara real-time.
Untuk mempercepat pengembangan sistem, pemerintah juga bekerja sama dengan Jepang dalam pengembangan teknologi informasi real-time bagi petugas lapangan.
Integrasi dan Aksesibilitas
SNPDK terintegrasi dengan berbagai layanan publik, seperti call center 112, TVRI, dan RRI, untuk memastikan informasi peringatan dini dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pentingnya Peran Serta Masyarakat
Meskipun SNPDK terus disempurnakan, peran serta masyarakat tetap menjadi kunci dalam mengurangi risiko bencana. Masyarakat diimbau untuk:
Dengan kolaborasi dan partisipasi aktif semua pihak, diharapkan SNPDK dapat menjadi sistem peringatan dini yang efektif dan handal dalam melindungi masyarakat Indonesia dari ancaman bencana. (AMP/JS)