January 30, 2025 By Abril Geralin
Belakangan ini, istilah Jam Koma semakin populer di kalangan Gen Z. Fenomena ini merujuk pada kondisi cognitive fatigue atau kelelahan kognitif akibat terlalu banyak menerima informasi dalam waktu singkat. Dikutip dari Medical News Today, kondisi ini terjadi ketika otak mengalami kelelahan karena terus bekerja tanpa istirahat yang cukup.
Selain itu, kurangnya waktu tidur juga menjadi faktor utama penyebab Jam Koma. Kebiasaan begadang, penggunaan media sosial berlebihan, serta tekanan akademik atau pekerjaan dapat memperburuk kondisi ini.
Jam Koma tidak hanya sekadar merasa lelah, tetapi juga memiliki gejala khas yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa tanda awal yang sering muncul antara lain:
Jika dibiarkan, Jam Koma dapat berdampak lebih serius seperti kesulitan fokus, daya ingat menurun, hingga mengalami kesulitan dalam menemukan solusi dari suatu masalah.
Kabar baiknya, Jam Koma bisa diatasi dengan cara yang cukup sederhana. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengembalikan energi dan fokus otak:
Pastikan tidur minimal 7 hingga 8 jam setiap malam untuk memberikan waktu pemulihan bagi otak. Hindari begadang yang tidak perlu agar tubuh tetap bugar di pagi hari.
Batasi konsumsi berita, media sosial, atau tugas berat secara terus-menerus. Beri jeda agar otak memiliki waktu untuk memproses informasi dengan baik.
Meditasi, pernapasan dalam, atau sekadar berjalan santai dapat membantu mengurangi stres dan memberikan kesegaran bagi otak.
Cobalah untuk tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari agar tubuh terbiasa dengan ritme tidur yang sehat.
Sebagai bagian dari Gen Z, menjaga kesehatan bukan hanya tentang fisik tetapi juga mental. Istirahat yang cukup, pola tidur yang baik, serta mengelola stres dengan bijak akan membantu meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas sehari-hari.
Jangan abaikan tanda-tanda Jam Koma dan mulailah menerapkan kebiasaan sehat agar otak tetap dalam kondisi optimal!