Leet Media

Harga Properti Melambung, Warga Bali Sulit Punya Rumah di Tanah Sendiri

December 17, 2024 By Abril Geralin

Mengapa Warga Bali Sulit Memiliki Rumah?

Bali, yang terkenal sebagai destinasi wisata dunia, kini menghadapi permasalahan pelik dalam sektor properti. Salah satu warga lokal, Ni Made Fitri, mengungkapkan keluhan tentang sulitnya memiliki rumah di tanah kelahirannya. Dengan penghasilan sebagai staf villa sebesar Rp3-5 juta per bulan, ia merasa mustahil untuk membeli rumah, apalagi tanah. Biaya hidup yang terus meningkat, termasuk untuk kebutuhan sehari-hari dan upacara keagamaan, semakin memperburuk situasi.

Menurut Fitri, harga tanah dan rumah di Bali melonjak drastis dalam beberapa tahun terakhir. Faktor utama yang ia curigai adalah banyaknya pendatang, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, yang membeli properti di Bali. Tingginya permintaan membuat harga tanah melesat jauh dari jangkauan masyarakat lokal.

Kenaikan Harga Properti yang Tidak Terkendali

Source: Insta Bali

Berdasarkan laporan Realinfo, harga properti di Bali telah mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7% per tahun selama lima tahun terakhir. Kenaikan ini didorong oleh permintaan yang tinggi dari para investor dan perkembangan infrastruktur di pulau ini. Pada September 2024, inflasi tahunan properti di Bali bahkan mencapai angka 15,1%, dengan selisih tingkat inflasi nasional sebesar 11,6%.

Peningkatan pesat harga properti ini mencerminkan ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat lokal dan kepentingan ekonomi yang lebih besar. Kondisi ini juga menjadi indikator bahwa Bali tengah menghadapi tantangan serius dalam mengelola pertumbuhan ekonominya yang bergantung pada pariwisata dan investasi asing.

Dampak Overtourism dan Overpopulasi di Bali

Fenomena overtourism, atau kunjungan wisatawan yang melampaui kapasitas wilayah, menjadi salah satu penyebab tingginya permintaan properti di Bali. Banyak wisatawan yang memilih untuk menetap di pulau ini, baik dengan membeli vila maupun membangun properti pribadi. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan lonjakan harga tanah tetapi juga menambah tekanan pada infrastruktur dan sumber daya lokal.

Overpopulasi pun menjadi masalah lain. Jumlah penduduk yang terus bertambah, baik dari penduduk lokal maupun pendatang, memicu persaingan dalam memperoleh lahan. Dengan ruang yang terbatas, Bali mulai kehilangan identitasnya sebagai pulau yang damai dan alami. Keseimbangan antara kebutuhan masyarakat lokal dan pengembangan ekonomi berbasis pariwisata tampak semakin sulit dicapai.

Tantangan Ekonomi bagi Generasi Muda Bali

Generasi muda Bali menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan impian memiliki rumah di tanah kelahiran mereka. Sebagian besar dari mereka memiliki penghasilan yang tergolong rendah hingga menengah, yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Biaya hidup yang terus meningkat, termasuk untuk kebutuhan pokok, pendidikan, dan kewajiban adat, membuat mereka sulit menabung untuk membeli rumah.

Selain itu, generasi muda di Bali juga harus bersaing dengan pembeli properti dari luar. Banyak investor yang mampu membeli tanah dengan harga tinggi, sehingga masyarakat lokal kalah bersaing dalam pasar properti. Akibatnya, semakin banyak anak muda Bali yang terpaksa bekerja keras di sektor pariwisata atau bahkan merantau ke luar pulau untuk mencari penghasilan yang lebih baik.

Langkah-Langkah yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Masalah Ini

Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan regulasi ketat untuk pembelian properti oleh pihak asing. Misalnya, membatasi kepemilikan tanah hanya untuk masyarakat lokal atau memberikan prioritas kepada warga Bali dalam transaksi properti.

Pemerintah juga perlu memperkenalkan kebijakan insentif untuk masyarakat lokal, seperti subsidi perumahan atau program kredit rumah dengan bunga rendah. Langkah ini dapat membantu masyarakat Bali memiliki rumah tanpa harus terbebani oleh harga properti yang terus melonjak.

Selain itu, upaya untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata juga harus dilakukan. Diversifikasi ekonomi, seperti mengembangkan sektor pertanian, teknologi, atau industri kreatif, dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi tekanan pada sumber daya lokal.

Harapan Generasi Muda dan Masa Depan Bali

Generasi muda Bali berharap pemerintah dan masyarakat luas dapat memahami kondisi mereka. Impian untuk memiliki rumah di tanah kelahiran seharusnya bukan menjadi hal yang mustahil. Dengan regulasi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, permasalahan ini bisa diatasi, sehingga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat lokal dan pertumbuhan ekonomi Bali dapat tercapai.

Bali adalah pulau yang memiliki potensi besar, tidak hanya sebagai destinasi wisata tetapi juga sebagai tempat tinggal bagi warganya. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersatu dalam mencari solusi, agar Bali tetap menjadi rumah yang layak bagi generasi masa kini dan masa depan.