Leet Media

Gus Miftah dan Insiden Penjual Es Teh, Dari Hinaan Jadi Berkah

December 11, 2024 By Abril Geralin

Pada awal Desember 2024, Gus Miftah, pendakwah yang dikenal luas di Indonesia, menjadi perbincangan hangat setelah sebuah video ceramahnya yang viral. Dalam video tersebut, Gus Miftah melontarkan kata-kata kasar kepada seorang pedagang es teh, Sunhaji, yang tengah berjualan di tengah hujan. Komentar tersebut dianggap tidak pantas, apalagi datang dari seorang tokoh agama yang memiliki pengaruh besar. Akibatnya, Gus Miftah pun mendapat kecaman luas dari publik​.

Kronologi Kejadian

Source: Tv One News

Insiden ini bermula ketika Gus Miftah, yang sedang berdakwah di Magelang, menyapa Sunhaji, pedagang es teh yang berada di acara tersebut. Saat bertanya apakah dagangannya laris, Gus Miftah melontarkan kata-kata kasar yang kemudian terekam dalam video. Dengan gaya bercanda, ia mengatakan, “Es tehmu masih banyak atau tidak? Masih? Ya sana dijual, goblok!” sambil tertawa bersama para hadirin. Bahkan, ia melanjutkan komentarnya dengan mengatakan bahwa jika dagangannya tidak laku, itu sudah takdir. Reaksi dari publik pun sangat beragam, dan banyak yang merasa bahwa perkataan Gus Miftah tidak menghargai pekerjaan keras seorang pedagang kecil​

Reaksi Publik dan Permintaan Maaf

Video ini langsung viral dan memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Banyak yang merasa gusar karena seorang tokoh agama yang dihormati bisa berperilaku demikian, terutama terhadap pedagang kecil yang sedang berusaha mencari nafkah. Dalam waktu singkat, publik menuntut Gus Miftah untuk meminta maaf kepada Sunhaji. Bahkan, Partai Gerindra, yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, mengimbau Gus Miftah untuk segera mengungkapkan permintaan maaf atas tindakannya​

Gus Miftah akhirnya mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Ia mengklarifikasi bahwa perkataannya tersebut dimaksudkan sebagai candaan, namun ia menyadari bahwa kata-kata tersebut bisa menyinggung banyak orang. Gus Miftah pun meminta maaf kepada Sunhaji dan masyarakat yang merasa terganggu oleh tindakannya​

Pengunduran Diri Gus Miftah

Gus Miftah, seorang pendakwah ternama, mengundurkan diri dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan pada 6 Desember 2024. Ia menyatakan keputusan tersebut diambil setelah melalui pertimbangan yang matang dan didasari oleh rasa hormat kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat Indonesia. Meskipun ada tekanan publik terkait beberapa kontroversi yang ia hadapi, Gus Miftah menegaskan bahwa pengunduran dirinya bukan akibat paksaan pihak manapun, melainkan keputusan pribadi yang didorong oleh tanggung jawab besar yang ia rasakan​ pada hari sebelumnya, muncul petisi yang mendesak pengunduran dirinya, yang mencatat hampir 300.000 tanda tangan. Hal ini terkait dengan komentar dan pernyataan kontroversial yang ia buat, yang sempat menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat

Hikmah yang Bisa Diambil

Dari kejadian ini, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa kita ambil. Pertama, pentingnya untuk selalu berhati-hati dalam memilih kata-kata, terutama bagi mereka yang memiliki pengaruh besar. Sebagai figur publik, setiap ucapan bisa dipengaruhi oleh persepsi orang lain, bahkan jika itu dimaksudkan sebagai candaan. Apalagi di era media sosial saat ini, di mana setiap momen bisa tersebar luas hanya dalam hitungan detik​

Kedua, insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya empati terhadap orang lain. Pedagang es teh yang menjadi sasaran ejekan Gus Miftah hanya terdiam, dan banyak yang merasa simpati terhadapnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang, terlepas dari status atau pekerjaannya, layak untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik​

Ketiga, kejadian ini juga mengajarkan kita tentang kerendahan hati. Gus Miftah, meskipun berstatus sebagai tokoh agama, tidak ragu untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf. Ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana kita bisa mengatasi kesalahan dan memperbaiki hubungan dengan orang lain melalui permintaan maaf yang tulus​

Pelajaran dari Kasus Ini

Akhirnya, dari kasus ini kita bisa belajar banyak hal. Bagi publik, ini adalah pengingat untuk lebih bijak dalam bereaksi terhadap pernyataan seseorang, terutama tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh. Bagi para figur publik, ini adalah pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, karena setiap kata bisa mempengaruhi banyak orang.

Di sisi lain, Gus Miftah juga bisa mengambil hikmah dari insiden ini untuk lebih hati-hati dalam setiap ceramah dan interaksi dengan publik. Meminta maaf adalah langkah yang baik, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita belajar dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan​