April 5, 2025 By Rio Baressi
5 April 2025 – Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mengubah lanskap dunia kerja. Survei terbaru menunjukkan bahwa 37% perusahaan lebih memilih AI dibandingkan merekrut Gen Z. Artikel ini akan mengulas alasan di balik tren ini, dampaknya terhadap lapangan kerja, serta solusi yang dapat diambil oleh Gen Z untuk tetap kompetitif.
Menurut survei dari Hult International Business School yang melibatkan 1.600 HRD, AI dinilai lebih efisien dan hemat biaya dibandingkan merekrut karyawan manusia. Faktor-faktor seperti produktivitas tinggi, konsistensi, dan kemampuan bekerja tanpa lelah menjadi alasan utama perusahaan beralih ke teknologi ini.
AI dapat menyelesaikan tugas-tugas rutin dengan cepat dan minim kesalahan, sementara Gen Z seringkali membutuhkan pelatihan dan adaptasi. Selain itu, biaya operasional AI cenderung lebih murah dalam jangka panjang dibandingkan gaji dan tunjangan karyawan manusia.
Pergeseran ini berpotensi meningkatkan angka pengangguran di kalangan Gen Z, terutama bagi fresh graduate yang kesulitan bersaing dengan teknologi. Namun, ada juga dampak sosial seperti berkurangnya interaksi manusia di tempat kerja.
Dengan semakin banyaknya tugas yang diambil alih AI, lingkungan kerja bisa menjadi kurang dinamis. Hilangnya interaksi sosial seperti bercanda atau makan siang bersama dapat memengaruhi moral dan kreativitas karyawan.
Meskipun AI semakin dominan, Gen Z masih memiliki peluang untuk bersaing dengan mengembangkan keterampilan yang tidak dapat digantikan oleh mesin, seperti kreativitas, kepemimpinan, dan kemampuan beradaptasi.
Gen Z perlu fokus pada pengembangan soft skills seperti komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah kompleks. Selain itu, memiliki mentor atau leader yang membimbing dapat membantu mereka tumbuh secara profesional.
Perusahaan diharapkan dapat menemukan keseimbangan antara pemanfaatan AI dan pemberdayaan sumber daya manusia. Kolaborasi antara teknologi dan manusia akan menjadi kunci menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan inklusif.
Perusahaan perlu lebih bijak dalam memanfaatkan AI tanpa mengesampingkan nilai-nilai manusia. Dengan memberikan pelatihan dan kesempatan yang adil, Gen Z dapat terus berkontribusi dan berkembang di dunia kerja yang terus berubah.
Dengan memahami tantangan dan peluang ini, Gen Z dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan kerja yang semakin kompetitif sekaligus memastikan bahwa nilai-nilai manusia tetap menjadi prioritas.