Leet Media

Fenomena “Kabur Aja Dulu”: Tren di Media Sosial yang Mengundang Pro dan Kontra

March 5, 2025 By Abril Geralin

05 Maret 2025 – Belakangan ini, media sosial ramai dengan tren yang cukup unik, yakni #KaburAjaDulu. Awalnya, tren ini mencuat di platform X dan dengan cepat menyebar luas ke berbagai media sosial lainnya. Hashtag ini banyak digunakan oleh netizen yang merasa frustasi dengan keadaan di Indonesia, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun politik. Beberapa di antara mereka bahkan secara terbuka mengungkapkan keinginan untuk meninggalkan Indonesia dan mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.

Di dalam unggahan-unggahan yang menggunakan hashtag #KaburAjaDulu, terlihat bahwa banyak netizen mencari informasi terkait tinggal di luar negeri. Beberapa di antaranya mencari lowongan kerja di negara lain, informasi mengenai prosedur migrasi, serta perbandingan kehidupan antara Indonesia dan negara tujuan mereka. Bahkan, salah satu unggahan yang cukup viral dalam tren ini adalah pernyataan dari Fajar Zakri, seorang WNI yang kini tinggal di Amerika Serikat. Dalam unggahannya, ia menuliskan, “Saya tidak mau mati sebagai orang Indonesia.” Pernyataan ini menimbulkan beragam reaksi dari warganet dan semakin memperkuat perbincangan seputar #KaburAjaDulu.

Motivasi di Balik Tren #KaburAjaDulu

Source: QM Financial

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu memiliki alasan masing-masing untuk ingin meninggalkan negaranya. Beberapa faktor utama yang mendorong munculnya tren ini adalah ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi, politik, dan sosial di Indonesia. Banyak yang merasa bahwa peluang karier di Indonesia masih terbatas, terutama bagi generasi muda yang kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak. Biaya hidup yang semakin tinggi juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang ingin mencoba peruntungan di luar negeri.

Selain itu, ada juga faktor lain seperti keinginan untuk mendapatkan pengalaman baru dan hidup di lingkungan yang lebih stabil secara ekonomi dan politik. Beberapa netizen berpendapat bahwa bekerja atau tinggal di luar negeri memberikan kesempatan yang lebih besar untuk berkembang, baik secara profesional maupun pribadi. Mereka percaya bahwa dengan tinggal di negara yang lebih maju, mereka dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik.

Pro dan Kontra dari Tren #KaburAjaDulu

Seperti tren lainnya di media sosial, #KaburAjaDulu menuai beragam respons dari masyarakat. Ada yang mendukung gagasan untuk mencoba kehidupan di luar negeri, tetapi ada juga yang mengkritik tren ini karena dianggap sebagai bentuk ketidaksetiaan terhadap tanah air.

Dari sisi yang pro, banyak yang berpendapat bahwa tinggal dan bekerja di luar negeri adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Mereka percaya bahwa di luar negeri, peluang kerja lebih luas dan penghargaan terhadap tenaga kerja lebih baik. Selain itu, pengalaman bekerja di luar negeri dapat memberikan wawasan dan keterampilan yang lebih beragam, yang nantinya bisa menjadi modal berharga jika suatu saat kembali ke Indonesia. Dalam beberapa kasus, banyak WNI yang berhasil membangun karier cemerlang di luar negeri dan akhirnya kembali dengan membawa ilmu serta pengalaman yang berguna bagi perkembangan Indonesia.

Namun, tidak sedikit pula yang mengkritik tren ini. Salah satu kekhawatiran utama adalah anggapan bahwa pergi ke luar negeri tidak selalu menjamin kehidupan yang lebih baik. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti ketidakpastian ekonomi di negara tujuan, biaya relokasi yang tinggi, serta kesulitan beradaptasi dengan budaya yang berbeda. Standar hidup di luar negeri juga sering kali lebih tinggi, yang berarti bahwa tanpa pekerjaan yang stabil, kehidupan di negara asing bisa jauh lebih sulit daripada di Indonesia.

Selain itu, ada juga perspektif nasionalisme yang dipertanyakan dalam tren ini. Beberapa pihak berpendapat bahwa daripada mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri, lebih baik berkontribusi dalam membangun Indonesia agar menjadi negara yang lebih baik. Mereka menilai bahwa jika terlalu banyak anak muda berbakat yang memilih untuk meninggalkan Indonesia, maka potensi bangsa akan semakin berkurang.

Realitas di Balik Impian Hidup di Luar Negeri

Source: SustainLife Today

Meskipun banyak orang yang tergiur dengan prospek hidup di luar negeri, penting untuk memahami bahwa tidak semuanya berjalan sesuai harapan. Hidup di negara lain memerlukan kesiapan mental, finansial, dan keterampilan yang memadai. Tidak sedikit yang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, bahkan harus bertahan dalam kondisi yang tidak ideal karena perbedaan budaya dan regulasi yang ketat.

Sebagai contoh, beberapa negara menerapkan kebijakan ketat terhadap pekerja asing, yang membuat proses mendapatkan visa kerja menjadi lebih sulit. Selain itu, faktor bahasa juga sering menjadi kendala bagi mereka yang ingin tinggal di luar negeri. Tanpa kemampuan bahasa yang baik, seseorang bisa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat setempat.

Selain itu, biaya hidup yang tinggi juga menjadi tantangan besar. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia memiliki standar hidup yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini berarti bahwa meskipun seseorang mendapatkan gaji lebih tinggi, pengeluaran sehari-hari juga jauh lebih besar, sehingga keseimbangan finansial harus dipertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk menetap di luar negeri.

Tren #KaburAjaDulu yang viral di media sosial mencerminkan keresahan sebagian masyarakat Indonesia terhadap kondisi yang mereka hadapi saat ini. Keinginan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri bukanlah hal yang salah, namun harus dilakukan dengan persiapan yang matang dan pertimbangan yang realistis. Hidup di luar negeri memang menawarkan banyak peluang, tetapi juga memiliki tantangan tersendiri yang tidak bisa diabaikan.

Di sisi lain, membangun Indonesia agar menjadi negara yang lebih baik juga merupakan tanggung jawab bersama. Sebagai generasi muda, ada banyak cara untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa tanpa harus meninggalkan tanah air. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk “kabur,” penting untuk memahami alasan di balik keputusan tersebut dan memastikan bahwa langkah yang diambil benar-benar sejalan dengan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai.