February 20, 2025 By jay
Mahasiswa kembali turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. Aksi demonstrasi bertajuk #IndonesiaGelap ini menjadi simbol perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap semakin memperburuk kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dengan semangat yang berkobar, mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia bersatu dalam satu suara untuk mendesak pemerintah agar lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat dan tidak hanya mementingkan kepentingan elit politik.
Gelombang demonstrasi ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya seperti Bandung, Bali, dan Surabaya. Aksi ini menunjukkan bahwa keresahan yang dirasakan mahasiswa bukanlah permasalahan lokal semata, melainkan mencerminkan kegelisahan nasional terhadap arah kebijakan yang diambil pemerintah. Dengan lima tuntutan utama yang disampaikan, mahasiswa berharap pemerintah segera bertindak untuk memperbaiki situasi sebelum semakin banyak rakyat yang dirugikan.
Gelombang protes mahasiswa kembali menggema di berbagai kota di Indonesia. Aksi demonstrasi bertajuk #IndonesiaGelap ini menjadi sorotan publik setelah ribuan mahasiswa turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat. Aksi ini tidak hanya dipusatkan di Istana Negara, Jakarta, tetapi juga dilakukan secara serentak di kota-kota besar seperti Bandung, Bali, dan Surabaya.
Demo ini merupakan bentuk solidaritas mahasiswa dan koalisi masyarakat sipil yang menilai kondisi Indonesia saat ini berada dalam situasi yang mengkhawatirkan. Beberapa kebijakan yang diterapkan pemerintah dianggap tidak berpihak kepada rakyat dan justru memperburuk keadaan sosial serta ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, aksi ini bertujuan untuk memberikan peringatan kepada pemerintah agar lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Dalam aksi demonstrasi ini, mahasiswa membawa lima tuntutan utama yang mereka anggap krusial untuk segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Tuntutan ini mencerminkan berbagai aspek yang menyentuh kesejahteraan rakyat, pendidikan, hingga kebijakan ekonomi.
Salah satu tuntutan utama dalam demo ini adalah pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang mengatur efisiensi anggaran. Kebijakan ini dinilai semakin menyulitkan kehidupan rakyat karena berpotensi mengurangi alokasi dana bagi sektor-sektor vital seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Mahasiswa menilai bahwa kebijakan ini justru memperparah kesenjangan ekonomi dan tidak sejalan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Persoalan Rancangan Undang-Undang (RUU) Mineral dan Batu Bara (Minerba) juga menjadi sorotan dalam aksi ini. Dalam RUU tersebut, kampus diberikan peluang untuk mengelola tambang, yang menurut banyak pihak dapat mengancam independensi akademik. Mahasiswa dan berbagai organisasi akademisi khawatir bahwa kebijakan ini akan mengalihkan fokus pendidikan tinggi dari pengembangan ilmu pengetahuan menjadi kepentingan ekonomi semata. Selain itu, keterlibatan kampus dalam pengelolaan tambang dinilai berisiko tinggi karena dapat menimbulkan konflik kepentingan dan kerusakan lingkungan.
Mahasiswa juga menuntut agar tunjangan dosen dan tenaga pendidik segera dicairkan tanpa prosedur yang rumit. Mereka menilai bahwa tenaga pendidik memiliki peran vital dalam mencetak generasi penerus bangsa, sehingga hak-hak mereka harus dipenuhi dengan cepat dan tanpa hambatan birokrasi yang berlebihan. Permasalahan keterlambatan pencairan tunjangan ini telah menjadi keluhan berkepanjangan yang belum mendapatkan solusi konkret dari pemerintah.
Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan pemerintah juga menjadi perhatian dalam aksi ini. Mahasiswa menilai bahwa program ini justru membebani anggaran pendidikan yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan fasilitas akademik. Mereka menuntut agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program ini agar tidak merugikan sektor pendidikan. Menurut mereka, alokasi anggaran yang tidak tepat dapat menghambat pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
Tuntutan terakhir yang disuarakan mahasiswa adalah desakan kepada pemerintah untuk tidak lagi membuat kebijakan tanpa basis riset yang kuat. Mereka menilai bahwa banyak kebijakan yang diterapkan selama ini kurang mempertimbangkan data dan kajian akademis yang mendalam, sehingga sering kali justru berdampak negatif bagi masyarakat. Dengan adanya riset yang mendalam, kebijakan yang diterapkan diharapkan dapat lebih tepat sasaran dan efektif dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
Koordinator BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), Satria Naufal, menyatakan bahwa aksi demo #IndonesiaGelap ini adalah bentuk kekhawatiran rakyat terhadap masa depan bangsa. Mahasiswa menilai bahwa berbagai kebijakan pemerintah saat ini semakin jauh dari kepentingan rakyat dan lebih banyak menguntungkan pihak tertentu. Oleh karena itu, mereka berharap aksi ini bisa menjadi peringatan bagi pemerintah agar lebih berhati-hati dalam merancang kebijakan.
Menurut Satria, mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat memiliki tanggung jawab untuk mengawal kebijakan pemerintah agar tetap berpihak pada kesejahteraan rakyat. Aksi ini juga merupakan bentuk kontrol sosial yang bertujuan untuk memastikan bahwa pemerintah tidak bertindak sewenang-wenang dalam mengambil keputusan.
Hingga saat ini, pemerintah masih belum memberikan respons resmi terhadap tuntutan mahasiswa. Namun, beberapa pejabat negara telah menyampaikan bahwa mereka akan mempertimbangkan aspirasi yang disampaikan dalam demo ini. Beberapa pihak dari DPR juga mulai memberikan tanggapan terkait tuntutan mahasiswa, terutama yang berkaitan dengan kebijakan anggaran dan pendidikan.
Aksi demo #IndonesiaGelap ini telah memberikan dampak yang cukup besar di berbagai daerah. Di Jakarta, ribuan mahasiswa memenuhi kawasan Istana Negara dengan membawa spanduk dan poster yang berisi kritik terhadap kebijakan pemerintah. Di Bandung, Bali, dan Surabaya, ribuan mahasiswa juga melakukan aksi serupa dengan menggelar orasi dan long march di pusat kota.
Selain itu, aksi ini juga mendapat dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi, aktivis, dan organisasi non-pemerintah. Mereka menilai bahwa suara mahasiswa harus didengar oleh pemerintah agar kebijakan yang diambil tidak semakin memperburuk kondisi sosial dan ekonomi di Indonesia.
Melalui aksi demo ini, mahasiswa berharap agar pemerintah segera menanggapi tuntutan mereka dengan serius. Mereka ingin melihat perubahan nyata dalam kebijakan yang lebih berpihak kepada rakyat dan tidak sekadar janji-janji politik semata. Selain itu, mereka juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mengawal kebijakan pemerintah agar tetap berjalan sesuai dengan prinsip keadilan dan kesejahteraan bersama.
Pergerakan mahasiswa telah menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia. Dari era reformasi hingga sekarang, mahasiswa selalu menjadi garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, aksi #IndonesiaGelap ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini. Jika pemerintah tidak segera bertindak, bukan tidak mungkin gelombang protes ini akan terus berlanjut hingga tuntutan mereka benar-benar dipenuhi.