July 30, 2025 By RB
30 Juli 2025 – Peran ibu rumah tangga selama ini kerap diabaikan dalam sistem ekonomi formal. Padahal, pekerjaan merawat anak, lansia, orang sakit, dan difabel merupakan bagian penting dari keberlangsungan sosial. Untuk itu, pemerintah melalui Kemendukbangga/BKKBN tengah menyusun skema insentif bagi ibu rumah tangga sebagai bagian dari pendekatan care economy, sebuah terobosan untuk menghargai kerja pengasuhan yang selama ini tidak dibayar.
Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menegaskan bahwa pekerjaan merawat anak hingga lansia memiliki nilai ekonomi yang layak diakui.
“Care economy ini tidak hanya merawat anak, tetapi juga merawat lansia, orang sakit, difabel, itu adalah care economy. Karena ketika pekerjaan yang formal itu sudah jelas, ada angkanya di situ, tetapi yang informal itu enggak dibayar kan? Misalnya merawat orang tua, anak-anak kita, orang sakit, itu enggak dibayar, nah care economy ini mencoba untuk menghitung itu nilainya berapa.”
Menurutnya, banyak perempuan kehilangan kesempatan bekerja karena tanggung jawab pengasuhan di rumah. Oleh karena itu, pemerintah mulai menyusun rencana aksi yang memungkinkan ibu rumah tangga tetap mendapat dukungan, meski tidak bekerja secara formal.
Salah satu program yang telah dirancang pemerintah adalah Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), yaitu daycare atau tempat penitipan anak di lingkungan kerja. Program ini bertujuan membantu perempuan agar bisa tetap bekerja sambil memastikan anak mendapat pengasuhan yang layak.
“Kalau seorang ibu merawat anaknya, dia tidak bisa bekerja, berarti kan dia kehilangan pekerjaan, nah pandangannya begitu kurang lebih. Lalu, apa yang pemerintah lakukan? Sekarang memang sudah dirancang rencana aksi untuk care economy ini, nanti setiap dukungan yang diberikan itu dihitung nilainya, kalau misal dia enggak bekerja tetapi merawat anaknya, ada dukungan dari pemerintah.”
Skema ini menjadi solusi untuk mengurangi dilema antara tanggung jawab domestik dan karier, serta membangun sistem dukungan yang berkelanjutan bagi para perempuan.
Meski disebut sebagai “insentif”, dukungan pemerintah tidak selalu berbentuk uang. Pemerintah juga mempertimbangkan pemberian fasilitas seperti penyediaan tenaga perawat bagi lansia ketika penduduk memasuki usia lanjut. Skema ini meniru pendekatan yang diterapkan di negara-negara Skandinavia.
“Ada dukungan dari pemerintah, tidak hanya berupa uang, tetapi misalnya berupa hal yang lain, misalnya ada insentif lah kepada ibu kita yang merawat anaknya atau merawat orang tua, atau nanti juga bisa seperti di kasus di negara Skandinavia, jadi kalau kita merawat orang tua kita, maka itu angkanya dinilai tetapi tidak berupa uang. Jadi, ketika kita nanti juga lansia, maka kita berhak meminta kepada pemerintah ada orang yang merawat kita.”
Pendekatan ini tidak hanya memberi penghargaan atas kerja pengasuhan, tetapi juga menciptakan siklus perlindungan sosial yang berkelanjutan.
Konsep care economy bertujuan menempatkan pekerjaan domestik sebagai kontribusi nyata dalam ekonomi nasional. Skema insentif yang sedang disusun akan mencakup dua jalur, yakni dukungan finansial langsung dan penyediaan layanan perawatan.
Dengan cara ini, pemerintah berharap dapat mengubah paradigma bahwa pekerjaan merawat hanyalah tugas pribadi, menjadi tanggung jawab bersama negara untuk mendukungnya.
“Dukungan dari pemerintah bisa dalam bentuk penyediaan tenaga kerja untuk mendukung aktivitas care economy, seperti suster lansia atau daycare yang disiapkan pemerintah.”
Langkah Kemendukbangga/BKKBN dalam merancang skema insentif ini menunjukkan arah kebijakan baru yang lebih inklusif dan adil terhadap kerja perempuan. Dengan pengakuan terhadap pekerjaan pengasuhan sebagai bagian dari sistem ekonomi, diharapkan beban ibu rumah tangga tidak lagi dianggap ringan, tetapi dihargai setara dengan peran di sektor formal.
Related Tags & Categories :