Leet Media

Hasil Autopsi Juliana Marins di Brasil Terungkap, Luka Fatal dan Meninggal 10-15 Menit Setelah Jatuh

July 11, 2025 By RB

Kompas.com

11 Juli 2025 – Pemerintah Brasil merilis hasil autopsi kedua atas kematian tragis Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas usai jatuh di Gunung Rinjani, Indonesia. Investigasi terbaru memperkuat dugaan adanya penderitaan sebelum kematian serta memunculkan pertanyaan besar mengenai respons penyelamatan yang dinilai lamban oleh pihak keluarga.

Hasil Autopsi Kedua dari Brasil Mengungkap Luka Fatal

Laporan dari Institut Kedokteran Forensik (IML) Rio de Janeiro menyatakan bahwa Juliana Marins meninggal dunia akibat perdarahan internal yang disebabkan oleh cedera traumatis parah setelah terjatuh dari ketinggian. Hasil autopsi menyebutkan:

Laporan IML juga menjelaskan bahwa tubuh Juliana telah dibalsem, sehingga beberapa pemeriksaan lanjutan seperti estimasi waktu kematian menjadi terhambat.

Proses Autopsi Didampingi Ahli Forensik Independen

Autopsi kedua dilakukan pada 2 Juli 2025 oleh dua ahli forensik dari Kepolisian Sipil Rio de Janeiro, dengan pendampingan seorang ahli dari Kepolisian Federal Brasil serta seorang asisten teknis dari pihak keluarga. Proses dimulai pukul 08.30 dan berakhir pada 11.00 waktu setempat.

Pihak keluarga berharap hasil autopsi ulang ini bisa memperjelas berbagai keraguan yang masih menggantung, terutama terkait waktu pasti kematian dan kemungkinan kelalaian otoritas lokal Indonesia.

Temuan Autopsi Pertama di Bali Tidak Mampu Jawab Semua Pertanyaan

Sebelumnya, hasil autopsi pertama yang dilakukan oleh tim forensik Indonesia di Bali pada 27 Juni 2025 menunjukkan bahwa Juliana meninggal dunia akibat benturan keras dan mengalami perdarahan internal. Dokter forensik dr. Ida Bagus Putu Alit menjelaskan:

“Bahkan di dalam organ tubuh terutama organ spleen (limpa), tidak ditemukan mengkerut akibat hipotermia,” jelas dr Alit kepada detikBali, Jumat (27/6).

Temuan ini mengindikasikan bahwa kematian Juliana disebabkan oleh trauma fisik, bukan karena faktor cuaca ekstrem seperti suhu dingin. Waktu kematian diperkirakan terjadi kurang dari 20 menit setelah jatuh.

Namun, keluarga mengaku kecewa karena hasil autopsi diumumkan ke publik lebih dahulu sebelum disampaikan secara pribadi kepada mereka.

Kronologi Tragedi di Gunung Rinjani

Juliana Marins, 26 tahun, mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian ke puncak Rinjani pada 21 Juni 2025. Ia jatuh dari tepi jurang Cemara Nunggal ke arah Danau Segara Anak. Meskipun masih hidup setelah jatuh, bantuan baru datang hampir 90 jam kemudian. Jenazahnya baru berhasil dievakuasi pada 25 Juni dengan bantuan tim SAR dan relawan lokal.

Keterlambatan dalam operasi penyelamatan menjadi sorotan, karena disebut-sebut turut memperparah situasi korban. Namun, laporan dari pihak Brasil menyatakan bahwa belum dapat dipastikan apakah lambannya penyelamatan secara langsung menjadi penyebab kematian Juliana.

Penghormatan untuk Juliana Marins di Brasil

Sebagai bentuk penghormatan, Pemerintah Kota Niterói di Wilayah Metropolitan Rio de Janeiro meresmikan sebuah plakat memorial atas nama Juliana di Camboinhas. Selain itu, tempat pengamatan dan Pantai Sossego juga diganti namanya untuk mengenang almarhumah.

Related Tags & Categories :

highlight

Uncategorized