June 20, 2025 By RB
20 Juni 2025 – Eskalasi konflik antara Iran dan Israel mendorong ribuan warga Israel meninggalkan negaranya melalui jalur laut. Penutupan jalur udara dan ancaman serangan rudal membuat pelabuhan-pelabuhan di Israel berubah menjadi terminal pelarian darurat menuju Pulau Siprus di Laut Mediterania Timur.
Seiring meningkatnya intensitas konflik, pemerintah Israel menangguhkan seluruh penerbangan komersial. Dalam situasi itu, warga Israel tidak memiliki pilihan lain selain melarikan diri lewat laut. Mereka bergabung dengan jaringan informal yang menawarkan pelarian menggunakan kapal pesiar kecil.
Marina Herzliya, Haifa, dan Ashkelon kini menjadi titik utama keberangkatan. Menurut laporan Haaretz, lokasi tersebut telah berubah menjadi semacam “terminal keberangkatan mini”. Setiap kapal mengangkut sekitar 10 orang, sebagian besar menuju Siprus—pulau yang terbagi antara Republik Siprus dan wilayah yang diklaim Turki di utara.
Harga pelarian lewat laut melonjak drastis akibat tingginya permintaan. Seorang warga Israel mengatakan kepada Haaretz, ia dikenai biaya 2.500 shekel (sekitar Rp10,8 juta) per orang, sementara yang lain harus membayar hingga 6.000 shekel (sekitar Rp26 juta). Banyak kapal yang digunakan tidak memiliki izin resmi, tidak diasuransikan, dan tidak dilengkapi perlengkapan keselamatan standar.
“Ini masalah penawaran dan permintaan. Jika seseorang ingin membayar, mereka harus membayar,” kata seorang kapten kapal.
Laporan terbaru dari Globe Eye News menyebutkan lebih dari 30.000 warga Israel telah melarikan diri ke Pulau Siprus. Jumlah ini mencakup tidak hanya warga negara Israel, tetapi juga warga asing yang tinggal di sana.
Namun, otoritas kependudukan dan imigrasi Israel dilaporkan tidak mampu melacak jumlah pasti warga yang meninggalkan negara tersebut melalui laut.
Pelarian besar-besaran ini terjadi setelah militer Iran pada Minggu (15/6/2025) mengeluarkan peringatan keras. Mereka menyerukan kepada para pemukim Israel agar segera meninggalkan wilayah tersebut, karena “Israel tidak akan layak huni dalam waktu dekat”, serta memperingatkan bahwa bunker pun tidak akan mampu melindungi dari serangan mereka.
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan ke fasilitas militer dan nuklir di Iran yang menewaskan 224 orang. Iran membalas dengan serangan rudal balistik, menewaskan sedikitnya 24 warga Israel dan menyebabkan ratusan luka-luka. Eskalasi ini memicu kepanikan dan gelombang pelarian ke luar negeri.
Related Tags & Categories :