May 29, 2025 By RB
29 Mei 2025 – Premanisme bukan hanya masalah lokal, tetapi juga fenomena global yang mampu menggerogoti stabilitas suatu negara. Beberapa negara bahkan terperangkap dalam situasi di mana kelompok kriminal memiliki pengaruh besar, baik dalam politik maupun kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan mengulas bagaimana premanisme menguasai Jepang, Haiti, dan Venezuela, serta dampak buruk yang ditimbulkannya.
Jepang dikenal sebagai salah satu negara paling aman di dunia, namun di balik itu, Yakuza beroperasi dengan bebas. Kelompok kriminal ini diakui secara konstitusional dan terlibat dalam berbagai aktivitas ilegal seperti perjudian, pemerasan, dan prostitusi.
Kasus terbaru pada Januari 2025 memperlihatkan betapa berbahayanya Yakuza. Pemimpin mereka terbukti menyelundupkan material nuklir dari Myanmar ke Iran, sebuah tindakan yang mengancam keamanan global. Meski terancam hukuman 20 tahun penjara, kasus ini menunjukkan bagaimana Yakuza mampu melampaui batas hukum.
Haiti adalah contoh nyata premanisme dalam bentuk paling ekstrem. Presiden Jovenel Moise pernah menggunakan gangster untuk mengintimidasi lawan politiknya sebelum akhirnya dibunuh pada 2021. Kekosongan kekuasaan yang terjadi dimanfaatkan oleh geng bersenjata Viv Ansanm.
Kelompok ini kini menguasai lebih dari 85% wilayah Port-au-Prince, sering terlibat baku tembak dengan polisi, dan bahkan mengepung perusahaan jaringan seluler utama. Warga sipil terpaksa melarikan diri menggunakan helikopter atau kapal tongkang karena bandara internasional ditutup.
Venezuela menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam sejarahnya, dan dari situ muncul Tren de Aragua, kelompok kriminal yang terlibat dalam perdagangan manusia, penculikan, hingga pembunuhan bayaran.
Salah satu kasus paling mengerikan adalah penculikan mantan perwira militer Ojeda. Korban ditemukan terkubur dalam semen setelah dimasukkan ke dalam koper. Kasus ini menggambarkan kebrutalan kelompok ini dan kegagalan pemerintah dalam menegakkan hukum.
Premanisme tidak hanya merusak tatanan sosial suatu negara, tetapi juga mengancam stabilitas global. Dari penyelundupan nuklir oleh Yakuza hingga penguasaan wilayah oleh geng di Haiti, fenomena ini menunjukkan betapa rapuhnya hukum ketika premanisme dibiarkan berkembang.
PBB melaporkan bahwa lebih dari 1.000 orang tewas dan 60.000 mengungsi di Haiti pada awal 2025. Angka ini menjadi bukti nyata betapa premanisme bisa menghancurkan kehidupan masyarakat.
Premanisme adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan tegas dari pemerintah dan masyarakat internasional. Jepang, Haiti, dan Venezuela adalah contoh bagaimana kelompok kriminal bisa tumbuh subur dan menguasai negara ketika hukum tidak ditegakkan dengan konsisten. Tanpa tindakan nyata, premanisme akan terus merusak tatanan sosial dan keamanan global.