Leet Media

Pendaftar Pendidikan Remaja ke Barak Militer Depok Membludak! Dari 50 Kuota ke 378 Pendaftar

May 30, 2025 By pj

Juara News

30 Mei 2025 – Program pendidikan karakter dan bela negara yang digelar Pemerintah Kota Depok di barak militer menarik perhatian besar dari masyarakat. Dari kuota awal hanya 50 peserta, tercatat 378 remaja mendaftar. Lonjakan ini menandakan kekhawatiran orang tua terhadap pembinaan karakter remaja dan tingginya harapan terhadap program berbasis disiplin dan nasionalisme tersebut.

Antusiasme Pendaftar Melampaui Kuota yang Disediakan

Pendaftaran program ini dibuka sejak 19 hingga 27 Mei 2025 secara daring. Hingga penutupan, 378 remaja usia 13 hingga 15 tahun telah terdaftar untuk mengikuti pelatihan yang semula hanya menargetkan 50 peserta. Melihat membludaknya minat, kuota dinaikkan menjadi 100 peserta yang terdiri dari 75 laki-laki dan 25 perempuan.

Wali Kota Depok Supian Suri menyampaikan, “Kemudian, dari kuota yang kita awalnya hanya 50 orang, ternyata yang daftar sekarang sudah 378 orang.” Ia menambahkan bahwa seleksi ketat akan diterapkan untuk menentukan peserta yang masuk gelombang pertama.

Pendidikan Karakter Melibatkan Unsur Militer dan Edukatif

Program ini akan berlangsung selama 10 hari di Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong, Depok. Materi yang diberikan mencakup kedisiplinan, wawasan kebangsaan, serta pelajaran sekolah yang disiapkan oleh Dinas Pendidikan. Menurut Kolonel Inf Wira Muharromah, “Yang pertama, mengenai kedisiplinan. Kemudian yang kedua tentang wawasan kebangsaan. Kemudian yang terakhir adalah dari Dinas Pendidikan yaitu untuk pembelajaran.”

Selain itu, peserta akan menjalani pola hidup yang ketat: tidak membawa ponsel, mengikuti jadwal belajar dan ibadah yang disiplin, dan mendapat bimbingan dari pelatih dengan rasio satu pelatih untuk sepuluh anak.

Persetujuan Orang Tua Jadi Syarat Utama

Program ini hanya dapat diikuti oleh anak-anak yang diizinkan oleh orang tuanya. Supian Suri menegaskan bahwa tidak semua peserta berasal dari anak-anak bermasalah. “Artinya tidak harus juga ada kondisi-kondisi tadi (pelaku tawuran atau kenakalan remaja), tapi anaknya berkenan, orang tuanya berkenan, anaknya bersedia untuk mengikuti kegiatan ini, kita persilakan.”

Ia juga menyatakan bahwa Pemkot tidak dapat memaksa anak-anak ikut jika tidak mendapat persetujuan orang tua. “Itu menjadi haknya orang tua,” ujarnya.

Pendanaan dan Rencana Ke Depan

Untuk pelaksanaan program ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Depok mengalokasikan anggaran sebesar Rp120 juta. Kepala Bakesbangpol, Lienda Ratnanurdianny menyebut, “Sekitar 120-an (Rp120 juta) lah kalau enggak salah, ya, karena banyak item-item yang juga di situ.”

Evaluasi akan dilakukan setelah pelaksanaan gelombang pertama untuk menentukan apakah peserta yang belum lolos dapat mengikuti gelombang berikutnya. Supian menyampaikan, “Apakah nanti kami mengakomodir yang sisanya atau seperti apa.”

Respon Positif Masyarakat dan Dukungan Pemerintah Provinsi

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melihat lonjakan pendaftar ini sebagai refleksi keresahan masyarakat terhadap kondisi anak-anak saat ini. “Contoh di Depok, yang daftar sudah lebih dari 270 orang, itu cermin bahwa ada kegelisahan orangtua yang harus dijawab (pemerintah),” katanya.

Meski menuai kritik dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dedi menegaskan komitmennya. “Saya akan terus melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi kepentingan warga Jabar,” tegasnya.

Harapan Terhadap Masa Depan Anak-anak Depok

Supian Suri berharap program ini menjadi awal perubahan positif pada generasi muda. “Tujuannya, pertama, kita ingin meningkatkan kedisiplinan anak-anak kita. Kedisiplinan dari mulai yang selama ini sulit bangun pagi, belajar bangun pagi, kemudian ibadah yang secara rutin…”

Ia juga berharap program ini mampu menciptakan remaja yang lebih menghormati orang tua, mencintai diri sendiri, dan mencintai tanah air.