Leet Media

TNI Siap Menjajaki Dunia Farmasi untuk Perkuat Apotek Desa Melalui Pembangunan Pabrik Obat Nasional

May 2, 2025 By Rio Baressi

Inilah.com

2 Mei 2025 – Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap mengambil langkah strategis di sektor kesehatan nasional melalui pembangunan pabrik farmasi sendiri. Inisiatif ini bertujuan memperkuat jaringan apotek Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dan sekaligus menekan harga obat-obatan di Indonesia yang selama ini dinilai terlalu tinggi.

Langkah TNI dalam Mendukung Kemandirian Obat Nasional

Pembangunan pabrik farmasi oleh TNI akan dilakukan melalui revitalisasi laboratorium farmasi militer yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan bahwa produksi ini akan menjadi bagian dari sistem pertahanan negara sekaligus kontribusi nyata bagi masyarakat luas.

“Kita sudah melakukan revitalisasi laboratorium farmasi yang ada di angkatan menjadi satu pabrik farmasi obat pertahanan negara, sehingga nanti produksi obat kita yang akan kita kerjakan,” ungkap Sjafrie dalam rapat bersama Komisi I DPR RI, Rabu (30/4/2025).

Kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan untuk Jamin Kualitas

Dalam proses distribusi dan pengawasan mutu, TNI tidak akan bekerja sendiri. Kementerian Kesehatan akan dilibatkan secara aktif untuk memastikan kualitas obat yang diproduksi sesuai dengan standar nasional. Selain itu, distribusi akan difokuskan melalui jaringan Kopdes Merah Putih, yang merupakan program strategis Presiden Prabowo Subianto.

“Dengan adanya koperasi desa nanti yang akan dibentuk, maka apotek-apoteknya ini akan kita suplai dari obat yang kita buat di pabrik obat terpusat ini,” tambah Sjafrie.

Tanggapan terhadap Tingginya Harga Obat

Harga obat di Indonesia dinilai sangat tinggi, bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangga. Sjafrie menyebut bahwa keluhan ini juga pernah disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Oleh karena itu, produksi lokal menjadi solusi logis untuk menekan biaya distribusi sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor.

“Kita tahu harga obat di Indonesia tinggi sekali… dan kita sudah mulai berinteraksi dengan negara-negara sahabat mengenai farmasi,” jelasnya.

Kopdes Merah Putih sebagai Jaringan Distribusi Obat

Kopdes Merah Putih akan menjadi kanal utama dalam mendistribusikan obat-obatan ke masyarakat. Pemerintah menargetkan pembentukan 80.000 unit koperasi desa di seluruh Indonesia, yang akan mencakup layanan simpan pinjam hingga apotek desa.

Program ini dijadwalkan akan diresmikan pada 12 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional. Setiap koperasi akan disahkan secara hukum melalui akta notaris, memastikan legalitas dan keberlanjutan program jangka panjang.

Permasalahan Rumah Sakit TNI dan Solusi Jangka Panjang

Di samping pembangunan pabrik obat, Sjafrie juga menyoroti masalah akreditasi rumah sakit TNI. Dari total 145 rumah sakit TNI di seluruh Indonesia, masih terdapat 29 yang belum terakreditasi akibat keterbatasan SDM dan layanan dasar kesehatan.

Untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Pertahanan akan memperkuat Universitas Pertahanan guna mencetak lebih banyak tenaga medis. Selain itu, pemerintah telah memberikan izin bagi dokter spesialis asing untuk berpraktik di rumah sakit institusi militer dalam skema kerja sama kelembagaan.

“Alhamdulillah Kementerian Kesehatan sudah memberikan lampu hijau bahwa dokter-dokter asing boleh praktek di rumah sakit institusi, tidak secara individu,” jelas Sjafrie.

Rencana pembangunan pabrik farmasi oleh TNI menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ketahanan sektor kesehatan nasional. Melalui kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan distribusi lewat jaringan Koperasi Desa Merah Putih, inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas obat-obatan bagi masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan. Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada pelaksanaan di lapangan serta dukungan berkelanjutan dari berbagai pemangku kepentingan.