Leet Media

Susilo Bambang Yudhoyono Serukan Peran Aktif Indonesia di Dunia Internasional Melalui Diplomasi Politik Bebas Aktif

April 15, 2025 By Diva Permata Jaen

15 April 2025 – Politik luar negeri Indonesia yang menganut prinsip bebas aktif kembali disoroti oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam forum diskusi bertajuk Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini yang digelar The Yudhoyono Institute pada 13 April 2025, SBY menegaskan bahwa sikap bebas aktif tidak boleh diartikan sebagai sikap pasif. Ia menekankan pentingnya Indonesia untuk berani menyuarakan pendapat dan menjadi bagian dari solusi global.

Indonesia Harus Aktif Bersikap dan Mengemukakan Pandangan

Dalam pernyataannya, SBY menegaskan bahwa sikap bebas aktif harus diwujudkan melalui keberanian dalam berbicara dan bertindak. Ia menyatakan, “Kita dari mimbar ini, dari bumi Indonesia harus juga ikut bicara. Jangan diam, politik bebas aktif tidak berarti diam, tidak berarti tidak berpendapat.”

Indonesia sebagai negara berdaulat harus menunjukkan kepedulian dan kontribusi nyata, meskipun dalam batas kemampuan yang dimiliki.

Perang Dagang Amerika dan China Tidak Boleh Jadi Satu-satunya Fokus

SBY juga menyatakan keprihatinannya terhadap dampak jangka panjang dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Ketegangan yang ditandai dengan saling menaikkan tarif impor hingga lebih dari 100 persen, menurutnya, dapat mengalihkan perhatian global dari agenda penting lainnya.

Dalam forum tersebut, ia mengungkapkan kecemasan bahwa para pemimpin dunia bisa kehilangan arah dari tugas utama mereka. “Kita cemas, saya cemas, kalau perhatian para pemimpin dunia makin away dari kewajiban internasional yang lain, misalnya menyelamatkan bumi kita dari climate disaster, yang menurut saya sekarang makin mencemaskan. No longer climate change, tapi climate crisis,” ungkapnya.

Agenda Global Lainnya Tidak Boleh Terabaikan

Selain isu ekonomi dan perdagangan, SBY menekankan pentingnya perhatian terhadap isu-isu global lainnya seperti pengentasan kemiskinan dan ketimpangan sosial. Ia mengingatkan bahwa tantangan ini merupakan global agenda yang sangat penting, karena diinginkan oleh semua bangsa di dunia.”

SBY mengajak para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, untuk kembali fokus pada tanggung jawab bersama sebagai komunitas internasional. Dalam pandangannya, ketimpangan dan kemiskinan yang terus terjadi merupakan ancaman nyata yang dampaknya bisa lebih luas dari konflik dagang.

Peran Indonesia Dalam Diplomasi Global Harus Lebih Progresif

SBY juga menyoroti pentingnya forum-forum internasional sebagai wadah untuk menyuarakan pandangan Indonesia. Ia menilai bahwa keberadaan diskusi seperti yang dilakukan The Yudhoyono Institute adalah cikal bakal kepedulian terhadap isu-isu global.

Ia menambahkan, “Forum seperti ini adalah cikal bakal atau embrio dari kepedulian kita terhadap permasalahan dunia.” Dengan demikian, Indonesia perlu lebih aktif dalam forum internasional, tidak hanya sebagai pendengar, tetapi juga sebagai penyampai ide dan solusi.

Tantangan Global Memerlukan Kepemimpinan yang Bertanggung Jawab

Dalam konteks dunia yang semakin kompleks, SBY mendorong hadirnya kepemimpinan global yang bertanggung jawab. Ia menekankan bahwa pendekatan kekuasaan atau hard power tidak akan mampu menyelesaikan krisis yang sedang dihadapi dunia.

“Pendekatan dalam mengatasi persoalan regional melalui geopolitics of power, melalui perang, melalui apa-apa yang merupakan hard power, jadi dari power politics seperti itu, yang sebetulnya makin menjauh dari kewajiban global yang lain,” tegas SBY.

Melalui berbagai pernyataan dan pandangan dalam forum tersebut, SBY menegaskan bahwa politik bebas aktif yang dianut Indonesia bukan berarti bersikap netral tanpa suara. Justru sebaliknya, Indonesia harus tampil sebagai negara yang aktif, kritis, dan berkomitmen dalam menyuarakan kebaikan global.

Dengan semangat “say something, do something”, Indonesia bisa memainkan peran yang lebih besar dalam menjaga stabilitas dan keadilan global, meskipun tidak selalu berada di garis depan kekuasaan dunia.