April 10, 2025 By Rio Baressi
10 April 2025 – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengambil langkah tegas dengan memecat Direktur IT Bank DKI Amirul Wicaksono menyusul gangguan layanan perbankan yang terjadi berulang kali. Keputusan ini diambil setelah sistem Bank DKI mengalami error selama sepekan, dimulai sejak malam takbiran Idul Fitri 30 Maret 2025, yang menyebabkan nasabah kesulitan bertransaksi. Tidak hanya itu, Pramono juga mengungkap adanya dugaan kebocoran dana dan melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri untuk penyelidikan lebih lanjut.
Masalah bermula ketika nasabah Bank DKI mengeluhkan tidak bisa melakukan transaksi melalui aplikasi JakOne Mobile sejak 30 Maret 2025. Keluhan ini berlanjut hingga berhari-hari, memicu protes di media sosial. Salah satu nasabah menulis di platform X, “Pagi ini bener-bener mau ngamuk soalnya @bank_dki dari malem takbiran sampe sekarang MAINTENANCE dan nggak selesai-selesai.” ujar nasabah Bank DKI melalui platform X
Pada 8 April 2025, Pramono Anung mengadakan rapat tertutup dengan jajaran direksi Bank DKI. Dalam rapat tersebut, ia memutuskan untuk memberhentikan Amirul Wicaksono dari posisi Direktur IT.
“Jadi, untuk itu saya akan putuskan pembebastugasan direktur IT-nya segera dilakukan dan harus dilakukan sekarang,” tegas Pramono dalam pernyataan yang diunggah di Instagram resminya.
Posisi Amirul Wicaksono kemudian digantikan oleh Direktur Umum Bank DKI Agus Haryoto Widodo. Pergantian ini efektif sejak 8 April 2025 sebagai langkah darurat untuk menangani krisis yang terjadi.
Pramono Anung mengungkapkan bahwa ini bukan pertama kalinya Bank DKI mengalami masalah sistem.
“Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali. Dan kejadiannya hampir serupa. Dimana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik,” ujarnya saat dijumpai di Gedung DPRD DKI Jakarta pada 9 April 2025.
Selain masalah teknis, Pramono juga menyebut adanya indikasi kebocoran dana. “Terus terang ada kebocoran (dana). Jumlah angkanya yang tahu direksi Bank DKI,” katanya tanpa merinci nominal yang diduga bocor.
Gubernur DKI Jakarta menduga kuat adanya keterlibatan orang dalam dalam kasus ini. “Karena ini sudah keterlaluan. Nggak mungkin nggak melibatkan orang dalam,” tegas Pramono yang kemudian memerintahkan pelaporan kasus ini ke Bareskrim Polri.
Pramono Anung memastikan kasus ini akan diproses secara hukum. “Laporkan ke Bareskrim, proses hukum,” perintahnya. Ia juga meminta bantuan lembaga audit internasional independen untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Gubernur secara tegas melarang jajarannya ikut campur dalam penyelesaian kasus ini. “Siapa pun yang ikut campur, saya akan ambil tindakan. Kenapa ini dilakukan? Untuk membangun kepercayaan kepada publik, bahwa publik ini tidak ada yang terganggu,” tegasnya.
Bank DKI akan melibatkan auditor independen internasional untuk melakukan audit, tracing, dan monitoring terkait dugaan kebocoran dana. Pramono menekankan pentingnya transparansi dalam penanganan kasus ini.
Meski mengakui adanya masalah, Pramono memastikan dana nasabah tetap aman. “Intinya kami memberikan jaminan kepada nasabah Bank DKI di mana saja, di cabang apa saja, dananya dijamin oleh Bank DKI,” ucapnya.
Gubernur DKI Jakarta menyatakan harapannya agar Bank DKI segera melantai di bursa saham. “Kalau bisa, Bank DKI ini IPO. Nggak mungkin diselesaikan satu setengah tahun. Maksimal 6 bulan,” ujarnya.
Pramono memerintahkan perombakan total departemen IT Bank DKI, termasuk penggantian seluruh personel, kata sandi, dan perangkat komputer. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan sistem di masa depan.
Amirul Wicaksono merupakan lulusan Sarjana Teknik UGM dan menyelesaikan Doktor Ilmu Ekonomi di Universitas Trisakti pada 2020. Sebelum bergabung dengan Bank DKI, pria kelahiran Magelang ini pernah menjabat sebagai Pemimpin Divisi Bisnis Digital di BNI Syariah periode 2018-2021. Ia diangkat sebagai Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI pada 2021 sebelum akhirnya dicopot pada 8 April 2025 menyusul skandal ini.
Related Tags & Categories :