March 18, 2025 By Abril Geralin
18 Maret 2025 – Pernah nggak sih kamu mendengar rencana dari Prabowo untuk membangun penjara khusus koruptor di pulau terpencil yang ada hiunya? Rencana ini tentu terdengar ekstrem dan mengundang banyak perhatian. Tapi, tahukah kamu bahwa di dunia ini, sudah ada beberapa penjara yang jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kita bayangkan? Di tempat-tempat tersebut, tahanan tidak hanya dihukum secara fisik, tetapi juga secara mental. Yuk, kita bahas beberapa penjara paling menyeramkan yang ada di dunia ini!
Salah satu penjara yang paling terkenal dan paling menyeramkan di dunia adalah ADX Florence yang terletak di Colorado, Amerika Serikat. Penjara ini sering disebut sebagai “Alcatraz of the Rockies” dan menjadi rumah bagi penjahat-penjahat paling berbahaya, seperti teroris, bos mafia, dan pelaku kriminal kelas kakap lainnya.
Di ADX Florence, tahanan diisolasi selama 23 jam sehari. Mereka hanya dibiarkan keluar sel selama satu jam untuk berolahraga atau melakukan aktivitas lainnya, namun tetap dalam pengawasan ketat. Selain itu, fasilitas ini dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih untuk memantau setiap gerakan tahanan.
Meskipun ADX Florence dianggap sebagai salah satu penjara paling aman di dunia, kondisi isolasi yang ekstrem ini tentu saja memberikan dampak psikologis yang berat bagi para tahanannya. Mereka hidup dalam kesunyian hampir sepanjang waktu, yang menyebabkan banyak dari mereka mengalami gangguan mental. Tempat ini benar-benar bisa membuat seseorang merasa seperti terkurung dalam penjara seumur hidup.
Berbeda dengan ADX Florence, Penjara Gitarama di Rwanda memiliki kondisi yang sangat memprihatinkan. Penjara ini dirancang untuk menampung 400 orang, namun pada kenyataannya, penjara ini harus menampung lebih dari 7.000 tahanan. Bayangkan saja, kapasitas yang sangat terbatas ini menyebabkan kondisi di dalamnya sangat tidak manusiawi.
Di penjara ini, para tahanan sering terpaksa berdiri di tanah kotor sepanjang hari karena tidak cukup tempat untuk duduk atau tidur. Banyak dari mereka yang terpaksa tidur di lantai yang penuh dengan kotoran, dan akibatnya, banyak tahanan yang mengalami infeksi atau bahkan kaki mereka membusuk karena tidak dapat bergerak atau mendapatkan perawatan medis yang cukup.
Kondisi yang sangat buruk ini membuat Penjara Gitarama dikenal sebagai salah satu tempat penahanan yang paling menyeramkan di dunia. Para tahanan yang ada di sana sering kali hidup dalam ketakutan, dengan sedikit harapan untuk bisa keluar hidup-hidup.
Penjara La Sabaneta di Venezuela adalah contoh lain dari penjara yang penuh dengan kekerasan dan ketegangan. Penjara ini memiliki kapasitas resmi untuk 700 tahanan, namun pada kenyataannya, penjara ini dipadati dengan lebih dari 3.700 orang. Dengan jumlah tahanan yang sangat banyak, fasilitas di La Sabaneta sangat terbatas, dan keadaan di dalam penjara sangat kacau.
Apa yang membuat La Sabaneta semakin menyeramkan adalah kenyataan bahwa penjara ini dikuasai oleh geng-geng kriminal. Para tahanan, terutama mereka yang berasal dari kalangan miskin, harus membayar uang untuk mendapatkan tempat tidur atau fasilitas dasar lainnya. Bagi mereka yang tidak mampu membayar, mereka sering kali harus tidur di lantai atau bahkan menghadapi kekerasan dari sesama tahanan.
Kekurangan fasilitas, ketidakadilan, dan kontrol geng-geng yang kuat membuat penjara ini sangat berbahaya, baik untuk tahanan maupun petugas yang bertugas di sana. Penjara La Sabaneta menjadi simbol dari kegagalan sistem penegakan hukum di Venezuela.
Jika kamu berpikir bahwa penjara di negara-negara lain sudah sangat buruk, coba lihat Penjara Black Dolphin di Rusia. Penjara ini dikenal sebagai salah satu yang paling mengerikan di dunia, dengan kondisi yang sangat ketat dan penuh kontrol.
Saat pertama kali memasuki Penjara Black Dolphin, tahanan akan dipaksa untuk menutup mata dan tangan mereka diborgol untuk mencegah mereka mengenali tata letak penjara. Tahanan akan diperlakukan dengan sangat keras, dan mereka akan ditempatkan di sel yang sangat sesak, di mana mereka hanya bisa bergerak sedikit.
Black Dolphin dipenuhi dengan penjahat kelas berat, termasuk terpidana mati, pembunuh berantai, dan pelaku kejahatan yang sangat kejam. Di sini, tahanan dipaksa untuk hidup dalam isolasi yang sangat ketat, dengan sangat sedikit interaksi sosial dan hanya mendapatkan waktu singkat untuk berolahraga. Isolasi yang ekstrem ini membuat para tahanan merasa seperti robot tak bernyawa, yang tidak memiliki harapan untuk keluar dari penjara dalam waktu dekat.
Mengingat ada begitu banyak penjara yang sudah ada dengan kondisi ekstrem di dunia, rencana Prabowo untuk membangun penjara khusus koruptor di pulau terpencil dengan hiu tentu terdengar seperti sesuatu yang tidak biasa. Rencana ini dapat dilihat sebagai langkah simbolik untuk memberikan hukuman yang lebih keras kepada para koruptor, namun apakah itu akan benar-benar terwujud atau hanya sekadar wacana? Kita belum bisa memastikan.
Namun, jika kita melihat dari sisi praktis, membangun penjara seperti itu mungkin akan memerlukan biaya dan perencanaan yang sangat besar, serta adanya infrastruktur dan pengawasan yang ketat. Tentu saja, hal ini memerlukan dukungan banyak pihak dan peraturan yang jelas.
Apapun bentuknya, yang pasti adalah bahwa penjara dengan kondisi yang sangat buruk, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak dapat dijadikan contoh untuk sistem peradilan yang adil dan manusiawi. Meskipun para koruptor mungkin perlu dihukum dengan tegas, kita juga harus memperhatikan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam setiap kebijakan yang diambil.
Penjara-penjara paling menyeramkan di dunia, seperti ADX Florence, Penjara Gitarama, La Sabaneta, dan Penjara Black Dolphin, menggambarkan kondisi yang sangat tidak manusiawi bagi para tahanan. Isolasi, kekerasan, dan kejamnya perlakuan terhadap para narapidana menjadikan penjara-penjara ini sebagai simbol dari kegagalan dalam sistem penahanan yang adil.
Apakah rencana penjara koruptor di pulau terpencil akan terwujud atau hanya menjadi wacana, kita akan melihat perkembangan lebih lanjut. Namun yang pasti, konsep penjara yang manusiawi dan berkeadilan harus menjadi perhatian utama dalam setiap kebijakan yang diambil.