March 25, 2025 By Reynaldi Aditya Ramadhan
25 Maret 2025 – Kasus viral terkait konten kreator Willie Salim yang memasak 200 kg rendang di Palembang terus berbuntut panjang. Setelah kontennya memicu pro dan kontra, Willie kini dilaporkan ke polisi dan diminta untuk meminta maaf kepada masyarakat.
Semua bermula ketika Willie Salim, seorang konten kreator dengan jutaan pengikut, membuat konten memasak 200 kg rendang di Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang. Ia bermaksud membagikan rendang tersebut kepada warga sebagai bagian dari aksi sosialnya. Namun, di tengah proses memasak, Willie pergi ke toilet. Saat kembali, ia mendapati seluruh rendang yang dimasak sudah habis diambil warga, meski dagingnya belum matang sempurna.
Video ini kemudian viral di media sosial dan menimbulkan beragam reaksi. Sebagian besar warganet mengkritik warga Palembang yang dianggap tidak tertib, sementara yang lain menuding bahwa kejadian ini sudah direkayasa demi konten viral.
Akibat kegaduhan yang terjadi, Willie Salim resmi dilaporkan ke Polda Sumatera Selatan oleh beberapa pihak, termasuk advokat dan warga yang merasa citra Palembang dirugikan.
Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Sumsel, AKBP Dwi Utomo, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan tersebut dan sedang melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan saksi-saksi serta mengumpulkan bukti.
Salah satu pelapor, Muhammad Gustryan dari Ryan Gumay Law Firm, menyatakan bahwa konten Willie Salim telah membuat kegaduhan dan mencoreng nama baik masyarakat Palembang. Mereka menilai bahwa konten ini mengarah pada pencemaran nama baik dan berpotensi melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Kasus ini turut menarik perhatian berbagai tokoh, termasuk Sultan Palembang Darussalam, Gubernur Sumatera Selatan, dan Wali Kota Palembang. Sultan Palembang bahkan mengeluarkan pernyataan resmi yang meminta Willie Salim untuk mengklarifikasi secara langsung dan meminta maaf kepada masyarakat.
Selain itu, Ustaz Abdul Somad (UAS) juga turut memberikan komentar. Dalam sebuah acara di Palembang, UAS menyebut bahwa kejadian ini adalah bentuk ketidakhati-hatian dalam membuat konten dan menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam menilai suatu informasi di media sosial.
Merespons berbagai kritik dan laporan yang masuk, Willie Salim akhirnya mengunggah permintaan maaf melalui media sosialnya. Ia menegaskan bahwa kejadian ini bukan salah warga Palembang, melainkan kesalahannya sendiri karena kurangnya persiapan dalam mengatur acara tersebut.
“Saya benar-benar minta maaf kepada seluruh warga Palembang. Ini murni kesalahan saya karena tidak memperhitungkan antusiasme masyarakat yang begitu besar,” ungkap Willie dalam video klarifikasinya.
Willie juga membantah tuduhan bahwa kontennya direkayasa. Menurutnya, ia tidak menyangka bahwa rendang yang sedang dimasak bisa langsung diambil oleh warga sebelum matang. Ia pun mengaku telah belajar banyak dari kejadian ini dan akan lebih berhati-hati dalam membuat konten di masa depan.
Kasus ini menjadi peringatan bagi para konten kreator agar lebih berhati-hati dalam membuat konten yang melibatkan masyarakat luas. Tidak hanya perlu mempertimbangkan aspek teknis, tetapi juga dampak sosial dan budaya yang mungkin timbul.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini, termasuk kemungkinan pemanggilan Willie Salim untuk memberikan keterangan lebih lanjut.
Kasus ini menunjukkan betapa besar pengaruh media sosial dalam membentuk opini publik dan bagaimana konten yang viral bisa berdampak luas, bahkan sampai ke ranah hukum.
Related Tags & Categories :